Pilot

8 0 0
                                    

30 Desember 2018 - 10:00

DRRRRRRRRRRT...

DRRRRRRRRRRT...

Hoam... suara getar telfon genggam gue sukses mendistraksi pikiran gue. Kira-kira siapa ya yang menghubungi gue ketika waktu senggang begini?

"Fi, ini Sheila. Lo bisa ke rumah sakit? Kondisi ayahnya Gamal memburuk."

Oke... bukan sebuah pesan masuk yang gue harapkan. Coba gue hubungi Sheila dulu ah untuk memastikan informasinya, mana suaranya empuk gitu macam makanan harum manis.

"Halo, Sheil? Ada apa?"

"Eh, Fi! Lo sibuk engga? Gue butuh lo untuk nemenin gue sama mama nih. Kondisi si ayah menurun drastis."

"Errr... engga sih, yaudah gue ke sana sekarang deh. Gamal udah ngabarin belum kapan mendarat?"

"Tadi pagi buta apa ya kalau ga salah, pokoknya dia bakal mendarat nanti malam."

"Oke deh."

Engga butuh waktu lama untuk gue segera bangun dari kasur, mandi, dan berangkat ke rumah sakit.

Oh, perkenalkan! Nama gue Alfindra Putra. Kawan-kawan gue kerap memanggil gue dengan nama Alfi... Meskipun dulu pernah ada yang memanggil nama gue dengan Findra. Aneh memang.

Gue berusia 28, bekerja sebagai arsitek di salah satu biro arsitektur ternama, dan... hidup gue rasanya begini-begini aja. Bangun pagi, berangkat kerja, kerjain projek, pulang lembur, dan begitu terus setiap harinya sampai Korea Utara sama Korea Selatan bersatu.

Hari Sabtu dan Minggu adalah dua hari kebebasan gue untuk jauh-jauh dari kerjaan. Biasanya, gue akan menghabiskan waktu gue di rumah sambil bermain gim PS, atau jalan-jalan dengan pacar gue bernama Becky. Well, nama aslinya Rebecca, dan gue suka meledek dia dengan memanggilnya 'Rebek' karena memang anaknya suka mempersulit hal-hal yang bisa dianggap simpel.

Untung dia tidak marah hehe.

Gue lahir dan tumbuh dari keluarga kelas menengah. Kedua orang tua gue adalah pekerja pada masanya. Dahulu, nyokap bekerja sebagai dokter gigi dan masih praktek hingga sekarang, sementara bokap bekerja sebagai di bagian perencanaan sipil. Profesi bokaplah yang menginspirasi gue untuk menjadi arsitek... meskipun tidak sepenuhnya murni karena inisiatif gue.

Kebetulan gue adalah anak tengah, diapit oleh dua wanita. Kakak gue bernama Alyssa Priscillia atau dipanggil Lisa, atau gue suka meledeknya dengan memanggil 'Kak Alis' karena alisnya tebal seperti ulat bulu. Kemudian, adik gue bernama Adriana Primatyas, biasa dipanggil Tyas.

Lucu ya, ketiga bersaudara ini mempunyai pola A-P untuk nama lengkapnya, dan ini memang kesengajaan atas gabungan dari nama kedua orang tua gue, karena bokap gue bernama Anton Pramudianto dan nyokap bernama Prastina Andini. Jadi, kalian mengertilah kenapanya kan?

Berbicara soal kedua orang tua gue, mereka adalah pekerja keras dan penuh tanggung jawab atas profesinya. Bokap gue bisa berhari-hari di tempat proyekan, bahkan menerjang hujan badai untuk memastikan apa yang telah di bangun di lapangan tetap sesuai seperti yang dicetak di blueprint. Sementara nyokap pun juga rajin praktek di rumah maupun di rumah sakit, menerima puluhan pasien tiap bulannya. Meski begitu, beliau selalu meluangkan waktunya untuk mengurusi ketiga anaknya. Ketika waktu praktek selesai, dia akan segera mengganggalkan perannya sebagai dokter, dan kembali berperan menjadi ibu untuk kami.

Apakah mereka keras? Jelas! Mereka adalah sosok yang mengajarkan kami tentang menjadi pribadi yang tegas, disiplin, jujur, dan bertanggung jawab dengan apa yang kami telah pilih. Gue jadi ingat, nyokap pernah memarahi Tyas hanya karena dia kabur dari ekskul cheerleader di sekolahnya. Padahal, Tyas sendiri yang ngotot ke nyokap untuk dibolehkan masuk ke cheerleader, meskipun bokap sempat melarang karena alasan 'melindungi anak perempuan'.

Tapi... engga semua pilihan itu murni karena pilihan kami, karena sesuai nilai-nilai istiadat di keluarga, ada baiknya kami sebagai anak menuruti kemauan orang tua, meskipun sebenarnya tidak sesuai dengan apa yang gue, Kak Alis, atau Tyas mau. Perjuangan gue pun juga sering tidak menemukan kata sepakat antara gue dan orang tua, hingga pada akhirnya gue menjadi seorang arsitek.

Nanti deh, gue ceritakan alasan dibalik itu semua yang terjadi di keluarga kami. Nah sekarang gue harus segera berangkat ke rumah sakit sesuai permintaan Sheila.

Mungkin kalian bertanya, siapa sih Sheila? 

Secara garis besar, Sheila itu pacarnya sahabat gue dan juga rekan kerja gue bernama Gamaliel Mahabrata, alias Gamal. Kami bertiga sebenarnya sudah saling mengenal lama karena satu sekolah, apalagi baik Gamal dan Sheila sudah berpacaran sejak masa SMA.

Nah buat yang pengen tahu cerita lengkapnya mereka, jangan lupa baca ceritanya di buku atlanta. Sumpah, kalian itu harus baca dulu ceritanya sahabat gue ini biar tahu kenapa gue tiba-tiba dipanggil Sheila ke rumah sakit.

Kalau mau pesan, bisa lewat Tokopedia ya. Nanti masuk aja ke link ini: https://www.tokopedia.com/atlatl/atlanta-bahasa-indonesia

"Fi, mau jam berapa ke sini? Gue laper nih." 

Yailah, belum juga gue mandi, si Sheila udah nge-chat lagi minta segera disamperin. Sarapan juga belum lagi...

"Yaudah, nanti sampai RSPI, langsung makan aja dulu deh. Gue juga belum makan."

So, let's gooooo mandi!



AlfindraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang