Three

7 1 0
                                    

Disekolahan cerres terus mencari-cari seseorang yang kemarin tidak sengaja dia tabrak dan yapss cerres ingin meminta maaf karena kejadian kemarin, mata cerres pun akhirnya menemukan keberadaan seseorang yang tengah dia cari-cari.

"DAEBAK...." cerres dengan segera mungkin langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

"Ehh lo murid baru itu kan?" tanya dari salah satu teman stevan yang cerres tidak tahu betul siapa namanya.

"Ehh i-iyaa, gue cerres" cerres tersenyum melihatkan deretan giginya yang terlihat sangat manis dan sesekali cerres melirik kearah stevan tetapi yang dilihat malah tidak merespon sama sekali.

"Ekhmm kenalin gue babang danar yang paling ganteng seantero sekolah" galang berbicara dengan nada sok nya dan mengulurkan tangannya.

"Cerres" cerres pun menerima ulurang tangan danar.

"Ada apa ya kok tiba-tiba lo nyamperin kita?" tanya azril yang memang pintar dalam hal akademik tetapi stevan juga tidak kalah pintarnya dengan azriel.

"Emm gue mau bicara sama stevan" cerres terus melihat kearah stevan.

"Mending bicara disini aja" jawab azril dengan melirik kearah stevan, dia tau bahwa stevan tidak akan mau berbicara dengan cerres.

"Jadi...gue mau minta maaf soal kemarin pas gue nabrak lo" cerres berbicara tidak henti-hentinya masih menatap stevan tetapi masih dalam posisi yang sama stevan sama sekali tidak melihat kearah cerres.

"Maaf ya" cerres mengulurkan tangannya kepada stevan.

Stevan hanya melirik sekilas kearah cerres tanpa mau menerima uluran tangan cerres.

"Emm kayanya stevan udah maafin lo deh, mending lo pergi aja ya" jawab azril yang memang tau bagaimana sifat stevan.

"Tapi dia belum terima maaf dari gue" jawab cerres.

Kringg kringgg kringg

Sial. Harusnya cerres bisa berbicara dengan stevan tetapi bel masuk sudah berbunyii.

"Udah bel tuh mending lo pergi aja deh atau mau gue yang nganterin nih" jawab danar dengan alis yang dinaik turunkan.

"Emm ya udah deh gue kekelas dulu ya"

                                   ******

"YA AMPUNN CERRES LO DARI MANA AJA SII GUE KIRA LO KESASAR" baru saja cerres memasuki kelasnya tapi sudah disambut dengan teriakan dari Rachel.

"OMG lo bisa gk sii gk usah teriak-teriak" cerres langsung mendudukan tubuhnya dikursinya.

"Gue kan khawatir cerres secara lo kan murid baru disini gue takut aja kalo kenapa-kenapa" Rachel berbicara dengan wajah yang di sedih-sedihkan.

"Ehhh cerres lo tuh darimana sii, gue cariin kesana kemari gk ada ehh ternyata udah dikelas aja" sandra baru saja memasuki kelas dan langsung mendapati cerres yang sudah duduk dibangkunya.

"Ya ampunn gue tuh emang murid baru yaa tapi gue juga gk sebodoh yang kalian kiraa" cerres mulai berkacak pinggang.

"Ehh bentar-bentar kok muka lo kaya sebel banget sii" Rachel melihat setiap selah wajah cerres.

"Gue tadi kan mau minta maaf sama stevan soal yang kemarin tapi dia gk respon sama sekali" cerres menidurkan kepalanya diatas meja.

"Yaelahh lo tuh emang ya udah tau si stevan itu es batu, gue bilangin ya dia itu gk mau bicara sama cewek" jelas sandra.

"Emang dia gituu ya?" heran cerres.

"Lo sii belum tau latar belakangnya tapi udah nyosor ajaa" cibir Rachel.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Si DaebakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang