Inspired: a Novel Separate Beds by LaVyrle SpencerIf This Was a Movie by Taylor Swift
story by vyeee
***
Suasana di ruang tengah begitu sunyi, setelah Sakura mengatakan siapa orang yang telah menghamilinya. Jantungnya begitu berdegup dengan kencang menerima apa yang akan Ayahnya ucapkan nanti. Ia akan menerima semua caci dan makian yang dilontarkan dari mulut Ayahnya. Dia benar-benar sudah pasrah.
Dan akhirnya tamparan mendarat di pipinya, Pipi Sakura terasa panas akibat tamparan yang diberikan oleh Ayahnya. Sakura memegang pipinya, pasti pipinya sudah menampakan bekas telapak tangan Ayahnya, ia tak membantah apa yang Ayahnya lakukan tadi, ini memang pantas ia dapatkan, karna ia tak bisa menjaga dirinya, bisa hamil seperti ini dan yang menghamilinya adalah keluarga yang tak disukai oleh Ayahnya.
Ibunya yang sedari tadi hanya diam, tak bisa menolong anaknya yang terkena tamparan oleh suaminya, kalau sudah seperti ini suaminya benar-benar tak bisa didinginkan lagi. Sudah benar-benar sangat marah.
“Hah! Kau benar-benar wanita jalang!” ucap Ayahnya tajam, Sakura masih saja diam. Sebenarnya dia tak terima dengan ucapan ayah, tapi sudahlah, ini sudah terlanjur terjadi, jadi ia menerimanya dengan lapang dada. Tapi dalam hati Sakura, ia akan membalas dendam pada pria brengsek itu nanti.
“Aku tak seperti yang kau bayangkan, Ayah!”
“Tak seperti yang Ayah bayangkan? Kau tak menikmati kehidupan kita yang sederhana ini? Sampai-sampai kau memberikan tubuhmu pada anak dari keluarga itu dan kau mendapatkan uangnya? Benar-benar sangat pintar sekali, Haruno Sakura! Ayah benar-benar kecewa denganmu, Ayah sudah banting tulang untuk menyekolahkanmu dari tingkat bawah sampai ke tingkat yang lebih tinggi, dan ini balasan darimu? Ya Tuhan.”
Sakura kembali terisak, mendengarkan penuturan Ayahnya yang benar-benar sangat kecewa padanya, ia ingin sekali memeluk Ayahnya yang masih menatap kearahnya, tapi ia tak mempunyai keberanian untuk mendekat. Ia melihat Ayahnya yang berjalan dan masuk kedalam kamarnya, kembali keluar dengan pakaian yang sedikit resmi.
“Ayo, kita meminta pertanggung jawaban pada keluarganya, aku tak ingin keluarga kita nanti diberikan cap yang tidak baik oleh masyarakat sekitar,”
Sakurq mendongak, menatap kearah mata ayahnya. Yang benara saja, kerumah Sasuke, meminta pertanggung jawaban yang berarti ayahnya meminta Sasuke menikahinya. Dan saat itu Sakura langsung menggeleng-gelengkan kepalanya, menolak ajakan Ayahnya.
Seperti benda abstrak, Ayahnya tak menghiraukan gelengan anaknya ia tetap bersikeras untuk mendatagi kediaman keluarga Sasuke yang kaya raya itu. Ayahnya berjalan terlebih dahulu dan Sakura mengejar Ayahnya yang hampir memegang knop pintu, Sakura menggenggam pergelangan Ayahnya, terisak pelan agar Ayahnya mengurungkan niatnya, tapi itu tak berhasil karna Ayahnya sangat marah. Dan Ayahnya pun pergi meninggalkan Sakura yang terduduk sambil terisak.
“Ibu,” panggil Sakura pada Ibunya yang masih saja berdiam diri diruangan tadi. Sakura sudah benar-benar putus asa dengan kelakuan Ayahnya.
Ibunya menghampiri Sakura yang terduduk didaun pintu, membantu Sakura untuk berdiri dan langsung memeluk tubuhnya. Mengelus punggung Sakura dengan sangat pelan dan kelembutan, agar isakan Sakura berhenti dan sepertinya berhasil. Sakurw berhenti terisak.
“Kita susul Ayahmu yang mungkin saja sudah sampai di rumah kediaman keluarga Sasuke.” Ucap ibunya sambil membantu Sakura berjalan kearah luar rumahnya yang sederhana.
KAMU SEDANG MEMBACA
If This Was a Movie
FanfictionKalau saja saat itu ia menolak untuk tidak ikut kepesta tersebut, pasti kejadian ini tidak akan terjadi. Dan ketika Sakura meminta pertanggung jawaban dari pria tersebut ia tidak perduli dengan penolakan itu. Karena ia memang akan berniat untuk memb...