If This Was a Movie [Part 4]
Inspired: a Novel Separate Beds by LaVyrle Spencer
If This Was a Movie by Taylor Swift
P.S: ini membosankan...
−Story by VyeJungmin−
***
Sakura mengerjapkan matanya dengan sangat pelan, menetralkan cahaya matahari yang menyorot langsung kearah wajahnya. Ia mengusap-usap kedua matanya, setelah dirasa matanya sudah nyaman dengan penglihatannya, ia segera bangun, beranjak dari kasurnya. Berjalan kearah kamar mandi yang ada didalam kamarnya.
Tunggu sebentar, kamarnya? Seingatnya ia masih berada didalam mobil Sasuke dan sekarang ia ada didalam kamarnya sendiri. Ia mengingat kejadian tadi malam, dan seketika pipinya merona. Ia ketiduran dan ternyata Sasuke lah yang mengantarnya sampai dikamarnya.
Sampai kamar? Seketika Sakura keluar dari dalam kamarnya, berlari menuju kearah dapur yang pasti akan ada Ibunya didapur sana. Setelah sampai didapur, Sakura langsung menuju kearah Ibunya.
"Kaa-san, apa Sasuke yang mengantarkanku sampai kamar?" Tanya Sakura langsung pada Ibunya dan menerima segelas air meniral yang di berikan Ibunya dan langsung diterimanya, lalu ia langsung menghabiskan segelas air meniral tersebut.
"Iya, tadi malam Sasuke yang mengantarmu sampai didalam kamarmu. Kau tertidur sangat pulas didalam gendongannya." Jawab Ibunya, Sakura menghela napasnya pelan dan langsung tubuhnya menegang kembali.
"Apa dia baik-baik saja?" Tanya Sakura kembali. Mendengar pertanyaan Sakura, Ibunya mengerutkan keningnya heran. Apa maksud dari pertanyaan itu? Seketika mengerti dengan pertanyaan anaknya, dengan segera ia menjawab pertanyaan anaknya.
"Dia tak apa-apa, Ayahmu tidur, walaupun ia bangun saat Sasuke mengetuk pintu dan Ibu yang membukakan pintu untuknya agar segera masuk. Setelah ia memindahkanmu dari gendongannya kekasurmu, ia keluar dan Ibu langsung mencegahnya untuk pulang, sebentar untuk berbincang-bincang dengannya. Kau tahu? Ibu menyukainya, ia begitu sopan, tak seperti apa yang kau dan Ayahmu yang berpikiran buruk tentangnya." Ucap Ibunya dengan wajah yang berseri-seri. Sakura yang melihat Ibunya yang berseri-seri seperti itu hanya bisa melongo melihatnya.
Sakura berpikir, Sasuke telah menaklukan Ibunya sampai-sampai Ibunya seperti seorang gadis muda yang sedang dimabuk oleh cinta. Sakura juga penasaran apa yang mereka bicarakan malam tadi? Sepertinya sangat seru sekali.
"Memang, apa yang kalian bicarakan tadi malam, saat aku tertidur?"
"Pembicaraan adalah Sasuke melamarmu dihadapanku,"
Sakura langsung tersedak oleh minuman yang baru saja melewati kerongkongannya, apa ia tak salah dengar dengan ucapan Ibunya? Melamar didepan Ibunya? Astaga! Otak pria itu ada dimana saat ia berbicara akan menikahinya. Mungkin saja pria itu sudah gila saat malam tadi.
Ibu Sakura masih menepuk-nepuk punggung milik anaknya dengan pelan, agar batuk-batuk kecil itu segera hilang. Setelah kejadian tersedak itu, Sakura langsung menatap kearah wajah sang Ibu, menuntut untuk menjelsakan apa yang terjadi. Melihat raut wajah anaknya, segera untuk menjelaskannya.
"Sebenarnya Ibu yang memaksanya untuk meminum teh sebentar disini, bercakap-cakap tentang apa saja. Tapi, beberapa saat tak membuka suara, ia kembali membuka suaranya, dan setelah itu ia mengatakan bahwa ia akan menikahimu, ia tak tahu kapan waktunya ia akan menikahimu, yang ia bilang mungkin kurang dari sebulan atau satu setengah bulan. Ia akan membicarakannya pada kedua orang tuanya, kalau kedua orang tuanya setuju, ia juga akan kembali kesini, meminta restu pada Ayahmu, karna Ibu sudah member restu malam tadi." Ucap Ibu Sakura panjang lebar menjelaskan apa yang dibicarakan malam tadi dengan Sasuke.

KAMU SEDANG MEMBACA
If This Was a Movie
FanfictionKalau saja saat itu ia menolak untuk tidak ikut kepesta tersebut, pasti kejadian ini tidak akan terjadi. Dan ketika Sakura meminta pertanggung jawaban dari pria tersebut ia tidak perduli dengan penolakan itu. Karena ia memang akan berniat untuk memb...