IKUT

17 1 4
                                    

Ngghh.

Gadis itu menggeliat manja diatas kasur tercintanya. Ia terbangun dari mimpi indah hanya gara gara alarm yang berada di meja kecil samping kasurnya itu.

Kayaknya nyokap kagak ikhlas gua bangun siang kayak kemaren runtuk gadis tersebut.

Dan sekarang gak ada air minum batinnya sekali lagi saat mendapati gelas yang berada dimeja tersebut kosong

Ia pun memaksakan diri bangun dan lansung turun kelantai bawah.

Ia tampak sempoyongan, tujuannya hanya lah ingin minum air putih setelah bangun dari tidurnya  yang sudah menjadi kebiasaan nya sedari kecil.

Sekarang ia telah sampai didapur, ia pun lansung mengambil gelas dan menuangkan air hangat ke gelas tersebut.

Mungkin karena masih ingin melanjutkan mimpi nya, alhasil dia dari tadi terkantuk kantuk seraya beberapa kali menjatuhkan kepala layaknya orang yang tidak tidur seminggu.

"Ehh buset dah!"
ucap nya kaget saat menyadari gelasnya sudah penuh malah sekarang sudah tumpah ruah keluar dari gelas tersebut.

Sembelum terlihat oleh mamanya lebih baik ia lansung mengelap nya dengan kain yang ada didekatnya. Setelah dirasa sudah bersih ia pun berniat menuju kamarnya lagi.

Saat ia telah sampai anak tangga paling bawah,ada suara yang mengintruksi nya sehingga ia mau tak mau harus berhenti.

"Kirana, baru bangun kamu??"
Heran seorang wanita paruh baya sembari bersidekap dada.

"Ehh ada bunda, ada apa ya Bun??" Tanya gadis yang bernama Kirana dengan polosnya.

"Alah jangan sok polos kamu, segala pake embel embel bunda kamu"

Kirana hanya cengengesan dan berniat ke atas menuju kamarnya lagi. Namun apalah daya, ia sudah terlebih dicegat oleh Mak nya.

"Eits... mau kemana ?? Anterin minuman dulu ke ruang tamu, ada om Juna sama nak Agam" titah sang Mak yang tidak dapat dibantah.

Kirana yang awal malas melakukan titah sang kanjeng mama, mendadak teringat sesuatu.

"Hah siapa Mak yang datang ??"

"Om Juna sama anaknya "

"Yaudah Kirana siapin minum, dah sono Mak ke ruang tamu lagi." Ucap Kirana.

"Iya iya ini Mak mau kesono lagi"

Setelah Mak pergi ke ruang tamu, Kirana lansung menuju kekamar mandi buat mandi.

Setelah mandi, ia pun memakai pakaian santainya dan lansung membuatkan minuman buat para tamu dan tentu saja untuk kanjeng mama tercinta.

"Lama banget kamu.... Tidur dulu kamu di dapur??"
Heran Mak Kirana saat mendapati Kirana baru mengantar minum setelah sekian lama ia menyuruhnya.

"Yaaa Kirana kan harus kekamar mandi dulu Mak "jawab Kirana malas.

"Udah udah, kok jadi tuan rumah yang ribut" heran om Juna .

"Hehehe biasa om, mak aku kurang kasih sayang " asal Kirana.

"Aduh mak sakit kepala Kirana"
sambungnya saat mendapati Mak nya baru usai menjitak kepalanya.

"Udah udah, jadinya gimana nih Lia ??" Tanya om Juna ke maknya kirana.

"Coba kau tanyo kek budak e bay lansung"
(Coba kau tanya ke anak nya lansung)
Jawab Mak Kirana.

Mendengar Mak nya berbicara dengan bahasa asal mereka, membuat Kirana sedikit heran dan malah ikut berbicara dengan bahasa tersebut.

"Ado apo nih Mak??"
(Ada apaan nih Mak??)

"Tuh nak Agam nek ikut kau ke jawo, boleh dak??"
(Tuh si Agam mau ikut kamu ke Jawa boleh gak ??)

"Lah Mak aku nek e ngekostnyo disono e"
(Lah kan aku juga kan pengennya ngekost disana)

"Agam punyo rumah keluargoe dak kepakek agik"
(Agam punya rumah bekas keluarganya, udah gak di pakek lagi)

"Jadi ku tinggal kek Agam Mak??"
(Jadi kirana tinggal sama Agam gituh??)

"Iyo"
(Iya)

Kirana pun menimang nimangnya sampai akhirnya suara om Juna mengintruksi pembicaraan lagi.

"Dakpopo ya Kirana, lagi ge ikak kuliah e tempat e samo"ucap om Juna
(Gpp ya Kirana , lagian kalian temapt kuliahnya sama)

"kemaren ku lah pasukken Agam diuniv galaksi,kau ge di univ galaksi ken??"lanjut om Juna
(Kemaren aku udah ngedaftarin Agam di univ galaksi, kamu juga di univ galaksi kan??)

"Iyo mang" jawab Kirana.
(Iya om)

"Lagi ge ikak lah kenal dari kecil be, amang dak takut agik ngasih ikak tinggal dirumah tu ado pembantu sikok buat ngurus rumah e" ucap om Juna meyakinkan Kirana.
(Lagi juga kalian kan udah kenal dari kecil juga, om gak takut lagi ngasih kalian tinggal di rumah itu. Lagian juga ada 1 pembantu buat ngurus rumah tuh )

"Ouh Yo lah men macem tuh, tapi Agam e nek dak ikut kek ku??"ucap Kirana sambil menatap Agam yang sedari tadi terus diam.
(Ouh yaudah lah, tapi Agam nya emang mau ikut Kirana ??)

"Ku terserah bapak bay"singkat Agam.
(Aku sih terserah bapak aja )

Om Juna pun mengangguk setuju dan tentu saja di iya kan oleh Kirana.
Lagipula ia tidak bisa menolak permintaan orang tua.

Setelah sedikit berbincang bincang dan sedikit nolstagia.

Membosankan itu lah pendapat Nana tentang pembicaraan maknya dan om Juna.

"Om ,Mak Kirana nek ke kamar luk yo"pamit Kirana.
(Om, Mak Kirana mau kekamar dulu ya)

"Macem manolah kau ini, dulu pas kecil kau nempel bay terus kek Agam. Lah sekarang nek pergi lansung bay"Heran om Juna.
(Gimana sih kamu ini ,dulu pas kecil aja kerjaannya nempel terus sama Agam. Lah kok sekarang main pergi pergi aja)

Kirana yang mendapat wejangan dari om Juna hanya bisa menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal sambil tersenyum kaku.

Kirana pun dapat melihat kalau Agam juga melakukan hal yang sama dengan nya.

"Ken itu pas agik kecik,mang"
"Ken itu pas agik kecik,yah"
(Kan itu pas lagi kecil ,om)
(Kan itu pas lagi kecil,yah)

Ehh

Baik Juna dan juga Lia tertawa mendengar ucap kedua anaknya yang amat kebetulan bersamaan itu.

Lain halnya Kirana dan Agam, mereka hanya bisa saling pandang dan tersenyum sedikit kaku.

"Ehhh tapi seingget ku, Agam ge suko nyo main kekamar e Kirana be. Apo pulak tu suko nunggu Kirana ganti seragam e" lanjut Mak lia
(Ehh tapi seingget aku, Agam juga suka main ke kamarnya Kirana malahan suka nunggu Kirana ganti seragam)

Sudah cukup, bisa kirana pastikan mukanya sekarang memerah. Siapa juga yang tak malu bila dibahas hal seperti itu.

Lain halnya dengan Agam yang tampaknya biasa saja dengan pernyataan Tante Lia, maknya Kirana.

"Lah be Juna, kau balek bay sekarang urus apo perlu si Agam tuh. Kasian be anak ku daritadi kena omong kek kito lah merah pulak Muko e"ucap Mak Lia
(Udahlah Juna,kau balik aja sekarang urus keperluan si Agam. Kasihan anak ku kena ledek kita terus,liat udah merah mukanya)

Mendengar perkataan Lia, Juna pun mengangguk setuju. Lagipula masih banyak yang harus ia urus untuk keperluan kepergian anak nya itu yang tinggal menghitung hari.

Akhirnya Juna dan anaknya pamit dan lalu pulang. Mereka nanti akan bertemu lagi saat anak mereka akan pergi.







Sekian dan terima kasih

Ayo ayo yang baca,jangan lupa vote and komen ye

Btw yang tau bahasa ini,boleh komen dibawah ini.

See you next time

A & RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang