03. Membantu

188 32 5
                                    

“Aaaaaaa Anot!” teriak Putri namun tak ada yang mendengar karena keadaan memang sangat sepi. Putri memang memanggil Arnold itu Anot. Alasanya sih sederhana, cuman karena biar bisa beda dari yang lainnya.

Putri pun segera berjalan menuju lapangan upacara untuk melihat betapa tampannya seorang Arnold-nya itu.

“Pak damar!” panggil Putri pada guru yang sedang menghukum ke empat pemuda itu.

“Eh Putri. Ada apa? Kok kamu gak masuk kelas?” tanya pak Damar.

Putri menggaruk tengkuknya yang tak gatal, “Ehm.. Saya abis ngumpulin tugas ke kantor pak. Kebetulan juga pelajaran selanjutnya gurunya gak ada terus tugas juga gak dikasih” jawab Putri berbohong.

“Oh gitu”

“Bapak sendiri, emang gak ada kelas pak?” tanya Putri balik.

“Ada sih. Cuman bapak lagi ngawasin mereka pada nih yang lagi dihukum. Kalau nggak di awasi yang ada entar mereka kabur”

“Yah bapak, kasian dong murid-muridnya bapak gak pada belajar. Mereka bisa ketinggalan materi loh pak, terus nanti pas ujian gimana kalau mereka ketinggalan materi. Bapak gak kasian apa?” ujar Putri dengan mimik pura-pura bersedih.

“Astaga ya ampun, kamu benar juga ya. Terus ini bapak gimana dong? Mereka masih harus menjalani hukuman sampe bel istirahat. Kalau bapak tinggalin yang ada entar mereka kabur” balas pak Damar.

“Ehm.. gini aja deh, Putri kan lagi jamkos nih, terus bapak juga harus ngajar. Mendingan bapak ke kelas aja, nah mereka ini biar Putri yang ngawasin” tawar Putri membuat pak Damar hanya terdiam mencerna penawaran itu.

“Yaudah, bapak percaya sama Putri. Awasin mereka ya bapak mau ngajar dulu” ujar pak Damar menyetujui tawaran tersebut.

“Oke siap pak” ucap Putri. Setelahnya pak Damar langsung pergi menuju kelas yang akan dia ajar. Putri pun segera menghampiri ke-empat pemuda itu.

“Arnold kalau lagi keringetan gini makin ganteng deh batin Putri.

“Kalian yakin masih mau panas-panasan disitu?” tanya Putri sambil berdiri dipinggir lapangan.

Irwan berdengus kesal, “Kalau gue neduh entar yang ada lo laporin kita ke pak Damar lagi” ucapnya.

“Karena kalian pada sahabatnya Arnold dan dia juga ada disini, maka gue dengan berbaik hati mengizinkan kalian untuk berteduh sekarang” ucap Putri melempar senyumnya.

“Hah! Lo seriusan?!” Irwan tersenyum sumbmringah lalu segera berlari menuju tempat yang lebih teduh dan diikuti ketiga sahabatnya.

“Nih ambil. Buat lo pada” ucap Putri sambil menyodorkan plastik berisi air mineral.

“Thanks banget Put. Lo baik deh kalau lagi kayak gini" ucap Irwan sambil mengambil air minumnya.

“Nih, buat kamu” kini Putri tengah menyodorkan air mineral pada Arnold.

"Hmm" lelaki itu hanya berdeham singkat lalu mengambil botol air minum itu tanpa sedikitpun melihat kearah Putri.

“Kenapa lo mau bantuin kita, Put?” tanya Randa.

“Karena ada Anot” jawab Putri sambil terus memandang cowok yang ia sebut tadi.

Arnold memutar bola matanya jengah, “Nama gue Arnold, bukan Anot" ucap Arnold dengan muka datar dan dingin.

“Gak mau. Aku bakalan tetep panggil kamu Anot, titik.” kekeuh Putri.

“Gue gak suka” balas Arnold tetap dengan nada suara dingin.

“Kalau aku yang suka gimana?” ucap Putri tak memperdulikan ucapan Arnold.

“Udah gak usah pada berantem. Lo juga Nold, bilang makasih atau apalah gitu sama Putri. Diakan juga udah mau bantuin kita. Kalau dia gak ada, pasti tuh pak Damar bakalan terus ceramahin kita” derai Fildan.

“Apaan sih. Ratu drama dasar” ucap Arnold masih dengan ketus. Setelah itu dia pun pergi meninggalkan sahabatnya dan juga Putri lalu disusul Randa. Tunggu, iya sedari tadi memang ada Randa, tapi kenapa dia tak berbicara sepatah kata pun?.

Randa adalah orang yang paling lama bersahabat dengan Arnold. Bahkan banyak yang bilang mereka itu saudara tapi nyatanya bukan. Asal kalian tau, sejak memasuki bangku menengah atas Randa sudah menyukai gadis ini, ya dia adalah Putri. Tapi tak ada satupun orang yang mengetahuinya. Randa cukup pandai dalam menyimpan perasaan, hingga pada suatu waktu dia mengetahui bahwa gadis yang dia cintai itu justru mencintai sahabatnya. Dan dia hanya bisa diam melihat semuanya, dia tau apapun yang Putri inginkan semoga itu yang terbaik untuknya meskipun dia terus menerus menahan sakit.

Jika ditanya kenapa Randa terus memendam perasaanya, itu bukan karena Randa yang memiliki wajah pas-pasan. Randa termasuk salah satu most wanted sekolah mereka, dia memiliki tubuh atletis dan kulit putih tak kalah tampan dengan sahabatnya, Arnold. Tapi ya karna Randa memang merasa tak pantas untuk bersanding denga seorang Putri Chysara Zealove, gadis cantik yang ingin dimiliki banyak pria.

“Lo kenapa pergi, Nold?” tanya Randa setelah menyusul sahabatnya yang lebih memilih pergi ke kantin dibanding meladeni Putri.

“Males gue liat muka tuh cewek” ketus Arnold.

******

Maaf ya udah lama ga up, tapi insyaallah sekarang diseringin deh ya up nya..
Taburkan vote dan comment yukk!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MENGEJAR CINTA COWOK BAD BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang