01. Hari Yang Mengesalkan

365 44 4
                                    

Dipagi yang begitu cerah ini, sudah terparkir rapi sebuah mobil sport berwarna merah dan benar saja pemiliknya adalah seorang gadis cantik yang terkenal dan menjadi trending topik karena kegilaannya telah mencintai seorang badboy berhati es. Padahal, gadis ini dikenal memiliki otak yang sangat cerdas ya walaupun jika dilihat dari bagaimana ia berpenampilan, semuanya serasa tidak mungkin kalau dia anak baik-baik.

Dia merupakan ketua ekskul teather dan cheerleaders disekolahnya, namun dia sangat sering berpenampilan bad bahkan meskipun dia pintar, tak jarang dia menjadi sasaran guru BK yang selalu merazia pakaian, sepatu maupun warna rambutnya. Dia juga pernah terkena amukan guru BK akibat tidak mengikuti peraturan sekolah. Dengan rambut yang dicat berwarna abu dibagian bawahnya, baju ketat yang dilipat dibagian lengan, rok diatas lutut yang tak kalah ketatnya, kaos kaki pendek dan sepetu berwarna putih-pink yang cukup mencolok dari dirinya. Begitulah kelakuan Putri yang senang melihat banyak orang memperhatikan dirinya walaupun dengan cara seperti ini.

Dia berfikir kalau dia ingin diperhatikan banyak orang dengan mengandalkan kepintaran, hal itu tidak akan berlaku lama. Tapi jika dia ingin diperhatikan banyak orang dengan berpenampilan bad, itu bisa berlaku sampai kapanpun ia mau. Ntahlah ada apa dengan isi otak gadis ini, yang jelas semuanya susah ditebak.

Tok..tok..tok

"Apaan?" tanya Putri membuka kaca mobil melihat siapa yang baru saja mengetok kaca mobilnya.

"Lo mau disini terus sampai bel masuk bunyi? Atau nggak sampai bu Wati masuk? Apa lo mau dihukum lari kelapangan Put?" tanya Rara beruntun yang membuat Putri kebingungan harus menjawab yang mana terlebih dahulu.

"Gue nunggu Anot" finally Putri tetap mengacuhkan pertanyaan sahabatnya ini.

"Mau sampai cacing tumbuh kaki juga lo gak bakalan ketemu sama si Arnold disini"

"Pokoknya gue bakalan nunggu Anot disini. Bodoamat mau sampai lebaran kuda atau nunggu kerbau bertelur juga ya bodo amat gue gak peduli titik" ketus Putri.

"Gerbang udah tutup ogeb. Mana mungkin si Arnold nya lo itu mau datang pagi kesekolah. Lagian dia pasti nongkrong dulu" ujar Rara yang senantiasa bersabar menghadapi betapa keras kepala sahabatnya ini.

"Yah.. terus dia gak sekolah dong?" kini Putri sudah memasang mimik sedihnya.

"Ya ampun Putri yang baik hati, pintar, dan tidak sombong tapi ogeb. Diakan atlet panjat pagar.. So, dia pasti panjat pagar belakang sekolah" ujar Rara lembut namun bernada sedikit kesal.

"Oh.. yaudah gue turun deh" jawab Putri polos yang kemudian menuruni mobil dan bergegas menuju kelas tanpa menghiraukan sahabatnya itu.

"Untung aja lo sahabat gue dari kecil Put. Kalau bukan, udah gue peres tuh otak lo yang pinter tapi bego" gerutu Rara sambil mengejar Putri.

"Napa lo dari tadi kesel banget kayaknya?" tanya Lesty yang baru saja mengejar Rara.

"Sahabat lo noh si Putri. Masa iya dia datang pagi, terus ngurung dimobil dengan alasan nunggu si Arnold. Lo tau sendirikan selama 2 tahun lebih kita sekolah di Academy High School, si Arnold itu jarang banget parkir diparkiran umun. Palingan juga diwarung tongkrongan depan. Lagian mana mungkin juga dia mau dateng pagi kesekolah" gerutu Rara mengingat kebiasaan buruk cowok yang lagi disukai sahabatnya itu.

"Sabar dong. Lo tau sendiri kan dia kalau udah jatuh cinta, begonya gak ketulungan" Lesty berusaha meredam emosi sahabatnya itu.

****

"Nold, baru datang lo?" tanya Irwan, salah satu teman tongkrongan Arnold.

"Pusing gue. Semaleman gak bisa tidur" jawab lelaki yang baru datang ketempat biasa dia nonkrong. Dan benar saja apa yang dikatakan Rara kalau lelaki ini tidak mungkin mau datang pagi kesekolah hanya untuk belajar. Hah! Seorang Arnold Albian Yusril belajar? serasa tidak mungkin itu terjadi.

"Masih mikirin si cantik Putri?" tanya Ical sekaligus mengejek temannya itu.

"Bukan cantik tapi gila" ketus Arnold.

"Yudah terserah lo aja dah. Mau jam berapa kesekolah?" tanya Irwan kembali

"Abis istirahat aja. Nunggu si Fildan dulu deh gue" jawab Arnold masih dengan raut kesalnya. Ntah kenapa masih pagi begini Arnold sudah menunjukan wajah kesal seperti seorang wanita yang sedang mengalami PMS saja. Sepertinya masih tentang Putri yang terus membuatnya kesal. Bagaimana tidak, semalaman cewek itu terus-terusan mengiriminya pesan bahkan tak segan untuk menelpon tak jelas. Sungguh menyebalkan.

****

"Put, ganti warna rambut lagi lo?" tanya Rara setibanya dikelas dan mendapati Putri yang terus memaikan ponselnya melihat isi chatnya kepada Arnold yang sama sekali tak ada balasan dari lelaki itu.

"Semalem gue gantinya" jawabnya tanpa sekalipun menoleh kearah Rara dan Lesty.

"Gila ya, Sekarang bagian bu wati. Lo mau kena hukuman lagi? Mana pake warna biru lagi" kesal Lesty. Ya, ini dia kebodohan sahabatnya yang satu ini. Dia tidak pernah merasa kapok dengan apa yang pernah ia alami. Malah justru semakin gencar melakukan hal yang sama dan terkadang lebih terkesan ekstrem. Lihat saja apa yang baru saja ia lakukan, baru saja kemarin gadis ini mendapat hukuman disuruh membersihkan semua WC yang ada disekolah karena mengecat ujung rambutnya menjadi abu, dan sekarang kembali mengecat nya menjadi biru. Benar- benar gila.

••••

MENGEJAR CINTA COWOK BAD BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang