Bertaut - Bagian 2

11 3 0
                                    

BAGIAN 2

"Med, liat PR Indo, dong," ucap Jungwoo saat Medina baru saja menginjakkan kakinya di kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Med, liat PR Indo, dong," ucap Jungwoo saat Medina baru saja menginjakkan kakinya di kelas.

"Gue baru dateng loh, Wu. Lo udah nagih PR aja," jawab Medina enteng. Ia melemparkan tas-nya di atas meja lalu duduk di kursi.

"Buruan, Med. Gue belum ngerjain sama-sekali," ujar Jungwoo lagi.

Medina meliriknya sekilas lalu mengambil buku tulis dari dalam tas dan memberikannya pada Jungwoo. "Padahal lo bisa nyalin pas istirahat nanti, deh. Indo kan masih lama."

"Gak bisa, gue nanti ada izin rapat OSIS sampe abis istirahat, masuknya ya pas jam Indo. Mana sempat keburu telat, heem mana sempat."

"Dih, gadanta banget lo." Medina menggelengkan kepala heran melihat tingkah Jungwoo. Sebenarnya Jungwoo itu termasuk anak pintar di kelas. Dia termasuk rajin walau kadang juga menyalin tugas dari Medina.

Jungwoo itu anak OSIS. Medina tidak tahu jelas apa jabatan dia di organisasi itu, tapi 12 IPS 1 bangga memiliki Jungwoo, karena ia satu-satunya murid dari kelas ini yang menjadi anggota OSIS.

Ngomong-ngomong soal OSIS, Medina jadi teringat pada kejadian dua hari lalu, di mana ia memergoki Taeyong yang sedang merokok. Medina tidak heran, sih. Banyak teman-temannya yang merokok. Tapi mereka tau tempat, tidak seberani Taeyong untuk merokok di lingkungan sekolah.

Bagaimana coba kalau yang memergokinya waktu itu guru?

"Woy jamkos, ada rapat!" Seru Raffi dari pintu kelas. Seisi kelas bersorak kegirangan, senang sekali. Pelajaran pertama hari ini adalah Matematika, dan guru sedang rapat sehingga tidak ada kelas.

"Sampe jam berapa rapatnya?"

"Sampe istirahat pertama."

Medina memainkan handphonenya, lalu sedikit terkejut saat bangku sebelahnya diduduki orang. "Anjir dari mana lo? Kok baru dateng?" tanya Medina kepada Kayla.

"Si Adrian telat bangun jadi telat jemput gue juga, gue nungguin ih udah mau pesen gojek dia baru dateng. Lo bayangin gue otw dari rumah itu sepuluh menit sebelum bel!" jelas Kayla.

"Ngebut dong?"

"Iyalah! Gak ngerti gue kalo terlambat, mana yang jaga di meja BK Bu Astri lagi, serem."

"Emang gerbang belum ditutup?"

Kayla menggeleng sambil meminum airnya, "Belum. Dikit lagi ditutup, untung gue sama Adrian lari." Ngomong-ngomong, Adrian itu pacar Kayla. Mereka sudah pacaran sejak kelas 10. Langgeng banget memang, kadang Medina iri.

Kayla hanya mengangguk untuk merespon ucapan Kayla, lalu ia lanjut memainkan ponselnya.

"Kok tumben Bu Meri belum dateng, Med? Biasanya sebelum bel doi udah di kelas," tanya Kayla.

"Jamkos, guru pada rapat," jawab Medina.

"Yaelah, gue udah ngeri aja tadi masuk kelas dia udah duduk, ternyata gak ada kelas..." gumam Kayla pelan.

# # # # #

"Belum ada juga yang nyalonin diri?"

"Belum, Yong. Kesel gak sih, gue udah pc-in satu satu ketua kelasnya, tapi responnya cuma 'iya kak,' 'nanti dikabarin, kak,' gitu doang!" seru Ghina kesal.

"Gue udah capek banget dah, demi. Gak lucu anjir kelas 12 masih megang OSIS," tambah Yuta.

"Gak tau deh ya, kelas 11 pada pasif banget, kaya gak ada semangat-semangatnya," ucap Ghina.

"Kalo ambil dari kelas 10 gimana?" tanya Utti, si bendahara OSIS.

Taeyong menatap Utti sebentar, lalu dia menarik napas panjang. "Masih pada baru masuk, masih malu-malu, gak bisa."

"Ngarepin kelas 10 mah, mereka aja belum tentu tau jumlah kantin di sini, masa langsung disuruh masuk OSIS," tambah Doyoung.

"Kalo anggota mah gak masalah ya, Doy. Ini yang dipusingin buat pengurus intinya," kata Ghina.

"Harus didatengin lagi kelasnya satu-satu? Kalo sampe semester satu ini masih kita yang megang gue masih oke, kalo udah semester dua gak ya. Kita pasti ribet ujian lah, try out lah, simulasi lah, gak bakal kehandle lagi ini OSIS," jelas Taeyong panjang lebar.

"Datengin aja, Yong. Apa kita bagi-bagi aja si A ke kelas ini, si B ke kelas itu?" tanya Jungwoo.

"Ketua sama wakil ikut ke kelas-kelas, biar mereka gak anggep enteng kalo kita yang ngomong," kata Ghina. Dia benar-benar terlihat sangat kesal perihal pergantian pengurus ini.

"Yaudah atur, besok?" Taeyong menatap teman-temannya satu per satu.

"Besok aja, lebih cepat lebih baik," sahut Utti.

"Jadi siapa aja yang mau join blusukan?"

# # # # #

# # # # #

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bertaut - TaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang