BAB 5.
Ada yang beda dengan hari ini. Miko tidak berangkat ke sekolah bersama dengan Moira. Lelaki itu berangkat pagi-pagi sekali ke SMA Nusa Bangsa yang letaknya memang lumayan jauh dari rumah juga sekolahnya. Lomba paduan suara diadakan hari ini. Setiap sekolah mengutus kelompok paduan suara untuk mengikuti lomba yang tahun ini bertempat di SMA Nusa Bangsa. Salah satu SMA elit yang ada di Jakarta. Miko serta teman-teman paduan suara sudah berkumpul di aula ditemani oleh Pak Zainal selaku pelatih. Kondisi aula sudah lumayan ramai oleh siswa-siswi dari sekolah lain yang sudah sejak tadi nampak gugup. Miko menoleh pada teman-temannya, ada yang terlihat gugup dan ada juga yang nampak santai. Sejak SMP, Miko sudah sering mengikuti perlombaan, entah itu menyanyi solo atau grup. Jadi Miko tidak terlalu demam panggung karena sudah terbiasa menghadapinya.
"Bro." Miko menoleh dan mendapati Galang yang duduk di sampingnya. "Gue denger-denger, siswi di SMA Nusbang cantik-cantik."
"Oh iya? Cariin gue dong satu," ucap Miko.
"Cariin lo? Gue aja sampai sekarang belum dapat cewek, gimana mau nyariin buat lo," ucap Galang. "Tapi kalau lo mau dapat informasi tentang siswi yang cantik-cantik, lo berhadapan sama orang yang tepat."
"Dasar lo," kata Miko kemudian beralih pada Pak Zainal yang duduk tak jauh darinya. "Pak Zainal, mulainya masih lama, gak? Mau izin ke toilet dulu bentar."
Pak Zainal mengecek arloji di pergelangan tangannya. "Dua puluh menit lagi. Masih sempat. Kamu tau kan toilet di mana?"
"Tau, Pak."
Miko kemudian berjalan keluar aula menyusuri koridor yang sangat asing baginya. Tadi saat ditanya tentang letak toilet oleh Pak Zainal, Miko hanya sok tahu saja padahal aslinya ia tidak tahu sama sekali. Bagaimana mau tahu, kalau ini adalah pertama kalinya ia menginjakkan kaki di SMA Nusa Bangsa. Saat di perjalanan tadi, ia bertanya pada salah satu murid di mana toilet. Langkahnya tergesa-gesa. Sepertinya Miko salah minum air putih yang banyak sebelum ke sekolah.
Miko lalu membuka pintu yang ia yakini adalah toilet dan kaget karena mendapati seorang siswi yang juga sedang mencoba untuk membuka pintu dari dalam. Mereka terkejut dan sama-sama kaget. Tapi karena Miko sudah sangat kebelet, ia langsung masuk dan melewati siswi tersebut.
Seakan sadar siswi tadi lantas berkata, "Eh, ini toilet--"
"Aaaaaaaaaa!" Suara lengkingan terdengar menggelegar dari dalam toilet membuat kuping terasa ngilu.
"--cewek," lanjutnya walau tahu itu percuma.
Miko segera keluar dari toilet itu. Dilihatnya siswi yang tadi berpapasan dengannya di pintu masih berada di tempat yang sama, lelaki itu lantas berucap dengan perasaan dongkol, "Kok lo gak bilang kalau ini toilet cewek?"
"Gue belum sempat bilang, lo udah langsung nyelonong aja," katanya.
Miko terdiam beberapa detik saat melihat wajah perempuan yang ada di hadapannya saat ini. Matanya berwarna coklat gelap keabu-abuan dan nampak sangat berbinar. Miko tidak tahu kalau perempuan itu memakai softlens atau tidak, yang ia tahu, mata perempuan itu sangat indah. Namun tak berlangsung lama, Miko disadarkan oleh rasa buang air kecilnya yang tak bisa dihindari lagi.
"Toilet cowok di mana?" tanya Miko.
"Di samping," kata siswi yang masih belum diketahui namanya itu sambil menunjuk toilet cowok yang hanya bersebelahan dengan toilet cewek.
"Oke, thanks."
Tanpa berlama lagi, Miko langsung masuk toilet yang kali ini sudah pasti toilet cowok. Dan segera untuk kembali ke aula.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miko Dan Moira
Teen FictionKebanyakan orang bilang, tidak ada persahabatan antara laki-laki dan perempuan yang bertahan lama. Awalnya aku tak setuju, tapi kini saat merasakan langsung membuatku tidak bisa menyalahkan hal itu. MIKO DAN MOIRA © copyright 2018 By : imasrezki