Samu-Sumu Double Trouble (1)

2.7K 114 43
                                    

Setelah sekian lama ga update dan malah upload lemon 🙈
Terinspirasi bikin buku baru karena ada yang request buku sebelah oneshot dipisah antara yang rate aman sama yg R+18

Smexy twin. Mmf. I've warned you!
(Yang masih polos atau ga suka sama beginian mending baca yang lain aja)
Enjoy!
.
.
.
Oh, tidak! Mataku masih merah. Meski kukatakan bahwa ini hanya efek dari suhu yang semakin dingin, mereka tidak akan percaya. Mereka tidak akan suka.

Lebih dari siapa pun, aku paham bahwa Miya Kembar tidak senang melihat seseorang menangis karena mereka. Hal itu membuat mereka merasa terbebani. Sekaligus membuat mereka merasa seperti pecundang.

"Inarizaki kalah? Gila! Karasuno keren banget. Padahal kan Inarizaki katanya bakal maju ke nasional tahun ini"

Silih berganti aku mendengar pernyataan itu dari satu mulut ke mulut lain. Inarizaki kalah, itu fakta. Namun juga sebuah fakta bahwa Miya Kembar telah berusaha lebih keras dan lebih lama dibanding pemain voli rata-rata di SMA.

"Yn! Maaf kau menunggu lama!"

Dari kejauhan kulihat Miya Kembar yang telah berganti pakaian. Mereka mengenakan jaket hitam dan abu-abu yang panjangnya sampai selutut. Rambut mereka tertutupi topi rajut degan warna yang sama dengan jaket masing-masing.

"Aku baju saja keluar dari gedung," jawabku mencoba tersenyum.

Atsumu menatapku lama. Jari tangannya yang diperban mendarat di hidungku.

"Kau ingusan? Flu?" tanyanya.

"Mungkin. Akhir-akhir ini udara semakin dingin," jawabku mencoba tertawa.

Kedua tanganku diraih si kembar Atsumu. Dia meniupkan udara hangat dari mulutnya sembari mengusap-usap.

"Seharusnya kau menunggu di dalam saja kalau memang dingin," timpal Osamu. Di tangannya ada syal merah panjang yang tadi ia keluarkan dari tasnya. Syal itu ia lilitkan di sekitaran leherku.

"Ayo pulang," ujarku. Mereka berdua mengangguk.

Untunglah mereka tidak berkomentar soal mataku yang merah dan sembab.
.
.
.
Semenjak dua hari yang lalu aku dititipkan Ibu di rumah Miya. Kami hanya keluarga yang terdiri dari dua orang: Ibu dan aku. Jelas saat Ibu ada keperluan pekerjaan ke luar kota ia tidak ingin aku tinggal sendirian di rumah. Oleh karena itu, sampai dengan Ibu pulang, aku dititipkan tinggal di rumah keluarga Miya.

Ibu berkawan akrab dengan nyonya Miya. Persahabatan ini erat dan akrab sampai-sampai aku dan Miya Kembar disekolahkan di sekolah yang sama semenjak TK.

Miya Kembar mulai bermain voli saat SD. Waktu itu, aku yang tidak mau ketinggalan juga ikut-ikutan. Sayangnya aku tumbang di hari ketiga akibat asma yang kuderita. Semenjak itu aku hanya bisa berpuas diri menjadi penonton sekaligus fans Miya Kembar saat bermain voli.

Sedikit banyaknya kegiatan voli mempengaruhi hubunganku dengan Miya Kembar. Semenjak mereka rutin latihan, aku selalu menghabiskan waktu sendirian dengan buku-buku. Sewaktu SMP mereka menawariku menjadi manager, tapi aku menolak karena aku juga telah memutuskan ingin masuk klub sastra.

"Kau sudah selesai mandi?" Ketukan di pintu kamar terdengar bersamaan dengan pertanyaan barusan.

Aku membuka pintu, melihat Ibu Miya berdiri dengan wajah khawatir.

"Osamu bilang tadi kamu kedinginan. Perlu Bibi buatkan minuman hangat?"

"Aku tak apa, Bibi," jawabku tersenyum.

"Jaga kesehatanmu sayang. Bibi dan Paman harus pergi ke rumah saudara sekitar 3 hari. Akur-akur dengan Atsumu. Kalau ada apa-apa, minta tolong pada Osamu," pesan Bibi sambil memelukku.

Hot Lemonade [Anime]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang