part 1

0 0 0
                                    

Perkenalkan nama gue arasya renata wijayaGue biasa di panggil ara, sya, atau ata. Hari ini kami mulai masuk sekolah setelah libur pembagian rapot kenaikan kelas 12 gue dan abang gue sekolah di SMA Garuda. Sekolah itu di bangun oleh almarhum kakek gue. Yang sekarang telah di wariskan oleh anak pertama kakek yaitu papa.

Oh yah sampai lupa kenalin abang gue ke kalian.

Abang gue yang pertama:

Raditya azka wijaya.
Abang gue yang satu ini, Orang paling irit ngomong, senyum paling sama saudara nya aja sama mama, papa. Kalau sama orang lain dia pasti pasang wajah datarnya aja. Biar orang sudah ketawa ngakak dia tetap datar aja. Banyak kau wanita yang menyukainya dan itu membuat gue bingung. Abang gue ini yang selalu bangunin gue untuk berangkat ke sekolah.

Tok tok tok.

Bunyi ketukan pintu kamar gue. pasti itu bang radit. Baru di omongin sudah muncul aja orang nya.

"Dek.. bangun nanti telat." Teriak bang radit agar gue dengar cepat  bangun untuk siap ke sekolah.

"Iya bang. Ara dah bangun nie." Sahut gue sambil mengucek kedua mata.

Ceklek

Suara pintu terbuka. Terlihat bang adit sudah siap dengan seragam kebanggaan nya. Bang adit pun menghampiri ku.

"Ayo cepat bangun sayang." Ucap bang adit sambil mencium kening ku.

"Gendong bang." Ucap ku manja sambil menjukurkan tangan minta di gendong.

Bang adit tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.  Ia langsung memberikan punggung nya agar aku segera naik untuk di gendong menuju kamar mandi.

Sampai di depan kamar mandi bang adit turunin gue.

"Sana masuk mandi. Jangan lama yah.. sudah di tunggu papa di bawah." 

Gue mengangguk dan langsung masuk ke kamar mandi menjalankan ritual pagi ku.

Bang adit langsung turun ke meja makan menyusul yang lain.

Di meja makan sudah ada. Mama, papa dan abang gue yang lain nya.

" Mana tuan putri bang." Tanya kak satria.

"Baru bangun." Ucap radit singkat.

"Ckckck.." satria menghembuskan nafas.

"Adek lo tuh." Ucap Ricky sambil menyenggol lengan ardan.

Pletakkkk

"Adik lo juga no." Tunjuk ardan pada ara yang baru turun dari kamarnya.

"Pagi semua..." Sapa ceria ara menunjukan deretan giginya serta lesung pipi yang bertengger manis yang menambah kecantikan nya.

"Pagi tuan putriii..." Ucap ke tiga abang  nya dengan semangat.

Sedang kan raditya berdiri untuk menarik kursi yang akan di duduki adik perempuan nya.

"Makasih bang." Ucap ara sambil mencium pipi radit.

Radit tersenyum sambil mengelus kepala adiknya, lalu duduk kembali ke kursinya.

"Cemburu gue.. masa bang radit aja yang dicium." Ngambek satria.

"Iyah gue juga.." ricky ikutan sambil memasang wajah cemberut.

" 2 " ucap ardan.

Ara terkekeh menatap ekspresi abang nya satu persatu.

Ara pun bangkit dari kursinya mendekati satu persatu mencium abang nya dengan gemes.

Mama dan papa nya cuman menggelengkan kepala melihat drama pagi anak nya yang manja sama putri bungsu di keluarga nya.

"Gitu dong tuan putri." Ucap ricky sambil memberi jempol ke ara.

"Dasar jomblo pengen di cium mulu Hahahaha..." Pecah tawa ara melihat ricky memasang wajah cemberut.

"Hahahaha...." Semua pada mentertawakan ricky. Kecuali raditya yang hanya senyum. Karna, dia memang belum pernah tertawa lepas.

"Jahat lo pada tertawain gue." Ucap ricky memasang wajah malas.

" Ehemm... Sudah ayo sarapan nanti telat lagi." Papa pun bersuara.

Kami makan dengan tenang dan sibuk dengan makanan di piring masing - masing.

"Bang ara sudah selesai makan nya." Ucap ara sambil melap bibirnya yang ada bekas susu coklat.

" Oke abang juga sudah." Ucap radit.

"Gue juga." Ucap ardan.

"Gue pun." Satria sambil meminum teh hangatnya.

"Ayo berangkat " ricky pun sudah siap menggendong tasnya.

Mereka pun berdiri dari kursinya masing - masing dan mencium tangan kedua orang tuanya.

" Kami berangkat yah ma, pa." Ucap mereka berlima sambil bergantian mencium pipi mama nya.

Mereka pun berangkat bersama dengan satu mobil membelah macet nya jalanan.

Sampai di sekolah mereka berlima berjalan melewati koridor. Banyak yang menatap kagum mereka sambil memuja.

Mereka hanya memasang senyuman di bibir masing - masing. Kecuali radit yang datar dan memandang lurus ke depan.

Ara senang punya abang yang banyak di kagumi satu sekolah. Dia merasa beruntung banget bisa hadir di antara keempat badboy yang berada di samping kanan dan kirinya. Dia selalu berada di tengah kakak" nya.

Hai guysss...

Aduh...  semoga aja klian suka yah sama cerita ku ini. Aku buat dari hasil pemikiran aja sih sebenarnya.

Comen aja yah kalau ada kesalahan dalam penulisan atau ceritanya gak nyambung.

Jangan lupa beri vote bintang nya yah. Tuh ada di bawa sebelah kiri kalian. Jangan pelit" nanti kuburan nya sempit

#salsalajj

Four Badboy And One BadgirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang