part 2

0 0 0
                                    

Kringggg kringggg kringggg

Bunyi bel istirahat pun telah tiba.  Setelah lama belajar mengerjakan tugas dari bu rita. Semua anak - anak SMA Garuda telah pada larian menuju kantin untuk mengisi cacing di perut yang sudah demo minta di beri nutrisi.

Ara keluar dari kelasnya menuju kelas keempat abang nya. Hanya ara lah yang berbeda kelas, jadi setelah jam istirahat dia akan pergi kekantin bersama keempat abang nya.

"Abangggggg..." Panggil ara sambil berteriak memasuki kelas abang nya.

Semua orang sudah terbiasa dengan suara cempreng nya ara jika sedang menemui abang nya. 

"Ehh... Tuan putri sudah muncul aja batang hidungnya." Satria mengacak rambut ara gemes.

" Iss... Abangsat rusak nih rambut ara." Dengus ara sambil memajukan bibirnya.

"Buahahaha.. lo di panggil abangsat." Kekeh ricky sambil membenarkan jepitan rambut ara.

" Ra, kok abangsat panggil nya." Satria   mencubit pipi ara.

"Lah kan memang abangsat." Jelas ara.

"Hahahaha" kali ini ardan yang tertawa.

" Iyah cocok aey lo di panggil gitu." Ucap ricky sambil cengir tanpa dosa.

" Menyebalkan." Satria meninju lengan ricky.

Baru saja ricky mau membalas menjotos satria. Namun

"Mau ke kantin atau mau lanjut adu jotos." Ucap dingin radit.

Radit langsung pergi keluar kelas merangkul ara meninggalkan ketiga adiknya.

Banyak yang menyapa ara sepanjang koridor. Ara membalas dengan senyuman dan hanya lambaian tangan. Kadang ia tak mengenal orang yang menyapanya, ia berfikir mungkin itu penggemar nya dan abang nya.

"Abang.. ara..." Panggil ricky,satria,ardan.

"Bang.. tuh ketiga adek abang manggil." Ucap ara menatap radit di samping nya. Ara ingin membalikkan badan. Hanya saja dia masih dalam rangkulan abang nya.

"Biarin aja." Ucap radit sambil tersenyum kecil pada ara.

Sampai di kantin ara dan radit duduk di tempat biasa ia nongkrong sama abang nya. Dari kejauhan terlihat ketiga badboy yang berjalan memasuki kantin dengan cara berjalan nya yang cool. Dan menghampiri meja radit dan ara.

"Bang kok tinggalin kita sih." Dengus ricky.

"Iyah.. sudah di panggil gak nengok kebelakang lagi." Satria menarik kursi lalu mendidukan bokongnya.

"Kalau di panggil nengok dek." Ucap ardan menjotos ara.

"Huaaa... Abang main jotos." Ara akting nangis.

Mata ardan melotot menatap ara yang menangis, Padahal dia jotos gak keras amat. Dasar ara senang banget kerjain abang nya.

Radit menatap tajam ardan yang telah menjotos adik kesayangan nya.

"Kenapa lo jitak tuan putri." Ricky menjitak ardan.

"Utututu... Sayang adek gue yang cantik ini." Satria mengelus kepala ara yang kena jitak.

Dalam hati ara tertawa melihat abang ardan nya di marahi ketiga abang nya yang lain.

"Ardan sono gih pesankan kita makan." Suruh ricky

"Lah kok gue mulu sih."

"Yah masa bang radit, emang Lo mau kena tatapan tajam matanya."

"Pesan atau gue jitak lagi nie." Ancam ricky.

"Iyah gue pesan." Ardan berjalan dengan wajah masam nya.

Ricky, satria,ara. Bertos ria setelah kepergian ardan yang dengan kesalnya memesan makanan. Sebenarnya ini sudah di rencanakan, jadi tinggal praktek di sekolah. Seperti, yang kalian lihat ini berhasil.

Ardan membawa nampan yang berisi pesanan radit dan ara terlebih dahulu. Jika membawa semuanya tidak mungkin karna tangan ardan cuman dua. Jadi dia harus bolak balik membawa makanannya.

"Ini pesanan bang radit mie ayam sama air mineral dan pesanan ara ayam geprek sama jus alpukat."

Ardan pun kembali mengambil pesanan satria dan ricky.

Setelah semua makanan telah tersaji meeka pun makan sambil tertawa dengan candaan ricky dan satria.

Banyak pasang mata yang menonton para badboy yang tertawa di depan umum. Banyak kaum hawa yang terpukau dengan senyuman gratis yang terpampang.

Selesai makan radit menarik ara menuju kelas karna bel masuk telah berbunyi.

"Lah bang radit bayar dulu baru pergi ke kelas." Panggil ardan. Tetapi radit sengaja menulikan pendengaran nya.

Ara yang di rangkul hanya tertawa sambil memeluk abang raditnya.

"Duh.. tiba - tiba perut gue mules." Satria berakting agar ardan yang membayar makanan nya juga.

"Sini gue temanin abangsat." Ucap ricky.

"Jangan ikutan ara panggil abangsat malu gue nya." Satria meninju lengan ricky.

Satria memberi kode pada ricky untuk lari ngacir meninggalkan ardan.

"1... 2... 3... Kaburrrr."

"Abangsat... Abangric.." teriak ardan tapi kedua abangnya sudah lari menjauh.

"Nasib punya abang modelan kyak gitu."ardan memijat pelipisnya.

Ardan menuju ke ibu kantin untuk membayar tagihan makanan yang dia pesan. Ardan memberi 1 lembar uang merah.

"Kembaliannya buat ibu aja." Ucap ardan karna malas menunggu kembalian nya.

Ardan pun keluar kantin menuju kelasnya.

Semoga selalu suka dengan cerita ini.
Mohon maaf banget kalau banyak kekurangan nya.

Jangan lupa selalu vote and comen yah, biar author semangat nulis ceritanya.

#salsal

Four Badboy And One BadgirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang