II.

288 20 5
                                    

Aku berjalan perlahan diantara serpihan-serpihan daun yang berguguran dimusim cinta ini, seraya merapatkan kembali jaket kulit cokelat yang kupakai.

Mataku menyusuri jalan yang penuh dengan daun-daun ini, dan tidak jarang juga mataku menemukan pemandangan orang-orang yang bermesraan disepanjang jalan ini.

Persetan dengan musim semi kali ini.

"Dee!" Aku membalikan tubuhku perlahan saat kurasakan ada seseorang yang menyentuh pundakku.

Aku tersenyum begitu kulihat siapa yang memanggil namaku dengan suara khasnya itu. Mataku bertemu dengan matanya yang berwarna biru cerah.

"Niall," Kulihat ia menggaruk tengkuknya yang menurutku tidak gatal itu, sambil memamerkan deretan giginya yang putih.

"Kau terlambat 30 menit, Horan." Aku menaruh kedua lenganku didepan dada seraya memberikan tatapan sinisku kepadanya.

"Maafkan aku tad-"  Aku memotong perkataannya sebelum ia berhasil menyelesaikannya, dan masih dengan tatapan sinisku,

"Kau tahu tidak, aku seperti orang kehilangan ibunya, diantara pasangan-pasangan yang sedang bermesraan disini?!" Aku menekankan kata bermesraan agar ia sadar bahwa sendirian diantara orang berpacaran itu benar-benar buruk.

"Deandra! Dengarkan aku dulu!" Aku menurunkan kedua lenganku dari dadaku dan menaikan sebelah alisku.

"jelaskan."  Kulihat ia menghela nafas perlahan sebelum akhirnya memrogoh sesuatu dari kantong jeansnya.

"Berbaliklah," Akupun menurutinya dan memutar tubuhku kebelakang.

Aku merasakan sesuatu menyentuh leherku. 

Kalung.

Kalung berwarna perak dengan tulisan deeall itu terlihat sangat indah dileherku.

"Deeall?" Tanyaku terkekeh sambil menatap mata biru cerahnya.

"Iya deandra-niall. Lucu bukan? Aku sengaja membelikannya untukmu karena kau baru saja kehilangan kalungmu minggu lalu, kan?" Aku hanya terkekeh pelan mendengar ucapannya. Niall selalu saja bisa membuat hariku kembali indah, tak peduli seberapa burukpun itu.

"Dee?" Aku tersenyum dan menatap matanya lebih dalam.

"ya?"

"Happy Valentine."

 

Almost // n.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang