Berpisah hanya untuk orang yang menyayangi dengan mata
•Nara•
Setelah kelulusan sekolah dasar, dan dinyatakan sudah diterima disekolah yang diinginkan oleh orang tuanya. Nara harus segera meninggalkan rumah sederhana yang sangat nyaman dan tentu saja mempunyai banyak kenangan.
"Kamu berangkat aja duluan, Ra. Besok biar ibuk sama ayah nyusul kesana." ucap Alifiah, ibu yang paling tangguh bagi Nara.
"Tapi aku mau ke sekolah dulu, buuu." Pinta Nara dengan nada merengek yang langsung dihadiahi tatapan tidak tega dari ibunya.
"Iya sanaaa, nanti kalo udah selesai harus langsung pulang." Seru Alifiah sambil memasukkan barang yang dianggap penting kedalam tas besar.
Bagaimana pun, Nara adalah gadis kecil yang masih butuh waktu bermain, bersenang senang tanpa harus memikirkan tekanan yang dialami keluarganya saat ini. Keluarga Nara menjadi berantakan, semenjak Cakra, ayah Nara. Mengalami sakit stroke ringan dan terjatuh dikamar mandi, sehingga tulang kaki sebelah kirinya dinyatakan patah.
Tanpa memikirkan banyak hal, Nara langsung bergegas pergi ke sekolah, bukan untuk belajar. Hanya berkumpul menikmati waktu sebelum semuanya berpisah, mengenang masa masa indah mereka bersama dari awal mereka masuk sekolah dasar hingga mereka harus meninggalkan sekolah itu.
"Assalamualaikum, sahabatt" sapa Nara dengan riang, yang langsung dibalas oleh beberapa orang temannya. Sedangkan yang lain sedang asik sendiri, ada yang makan, main game, gibah, yang sedang mengepel lantai juga ada.
Nara lebih memilih untuk makan dipojokkan yang sudah ada banyak camilan, yang langsung diikuti semua temannya."Nar, gimana? Jadi sekolah di Bandung? Kenapa nggak disini aja sih sama kitaa?" Pertanyaan beruntun dari Nita, salah satu sahabat Nara. Hal itu makin membuat Nara semakin sedih, tapi Nara tidak mau memperlihatkan itu semua.
"Gimana lagi, keadaan." Ujar Nara acuh, seakan dia tidak perduli apa apa.
'gedebuk' suara orang terjatuh yang langsung menyita perhatian orang orang yang berada disana, Krisna. Dia adalah Krisna. Makhluk Tuhan yang paling jail, keras kepala, kasar dan seenaknya. Sedang tersungkur didepan pintu dengan tidak wajarnya dia malah mengerjap kaget dan terlihat, sedikit menggemaskan.
"Pfft" teman temannya yang melihat itupun hanya bisa menahan tawa, tanpa ada niat membantu sedikitpun.
"Pftt, bwahahahahaha, ekekek" Ketawa nyaring yang hanya dimiliki oleh Nara, satu satunya musuh bebuyutan Krisna dalam segala hal. Memancing semua temannya untuk tidak bisa menahan tawa.
"Bwahaha, Mas Kris, bwahaha, ngapain? Bhawahah" ujar Fandy yang tidak bisa mengontrol diri untuk tidak tertawa.
Tanpa disadari Krisna sudah siap mengamuk kepada Nara, ntahlah selalu saja begitu. 'Pletak' dibarengi dengan suara Nara yang mengaduh kesakitan, sambil mengusap kepalanya.
"Kris..... Aaaaa, ampun begooo. Kok aku siii, ih tolonggggg" seru Nara dengan berlari pontang panting, mengindari kejaran Krisna.
"Berhenti gak?!! awas aja kamu!!" Teriak Krisna.
"Ogah, wlekkkk" kepalanya menghadap kebelakang dan dengan manisnya menjulurkan lidah, mengejek Krisna.
'srett, brukk' tubuh Nara terjatuh diatas tubuh Krisna, yang dengan senang hati Krisna malah memeluknya.
"Jangan berubah. Walau kita udah pisah, jangan sampe kamu lupain aku. Tetep jadi Nara yang aku kenal. Semoga aja kita bisa sekelas lagi nanti pas SMA." Bisik Krisna tepat pada sisi kiri telinga Nara.
"Lepas gak?!!!" Dengan jantung yang berdegup kencang, Nara berusaha untuk mengendalikan dirinya. Dan memukul Krisna sebelum ia meninggalkan Krisna disana.
Apa mungkin Krisna juga memiliki perasaan seperti apa yang Nara rasakan? Ah biarlah, hanya Krisna dan Tuhan yang tau.
Akhirnya mereka semua menikmati waktu yang tersisa, sebelum memulai perjuangan yang selanjutnya.
Nara harus pulang, bagaimanapun kita harus bisa keluar dari zona nyaman. Meski berat, harus tetap dijalani bukan?
Segini dulu yaaa,
maaf kalo garing ngga dapet feel-nya, aku bingung, hiksJangan lupa vote and komen gay.
Maaf kurang s.With love
Naf.
KAMU SEDANG MEMBACA
Krisna
Teen FictionSebuah kisah klasik, yang bahkan sebagian orang pernah mengalaminya. "Buat apa mencintai seseorang yang bahkan nggak pernah nganggap kalo lu ada." -Krisna Aldiano Figoldensyah "Balikan sama mantan lagi? Ngga bosen gitu?" -Nara Alrien Faurenzia ...