- 3

85 12 7
                                    

“Kei, memangnya sesulit itu, ya, memanggil namaku?”

Yang ditanya sama sekali tidak memberikan respons. Sebaliknya, Tsukishima justru mengeluarkan headset-nya, seolah lebih memilih untuk mendengarkan musik daripada meladeni pacar sendiri. Lizie memang bukan tipikal gadis yang manja dan mudah terbawa perasaan, tapi ayolah—wajar jika ia sebal dengan ulah Tsukishima, bukan? Meski headset itu sama sekali tidak terpasang di telinga sang adam dan hanya mengalung di lehernya, tetap saja Tsukishima seperti tak niat menghabiskan waktu bersama Lizie.

“Apa panggilan nama sepenting itu untukmu, Senior Pendek?” serangan kalimat garam untuk yang kesekian kali. Lizie sama sekali tidak terkejut, hanya mendelik sebagai tanda bahwa ia jengkel.

“Asin sekali, tahu,” pihak senior akhirnya membalas, siap dengan sesi adu mulut yang mungkin akan segera terjadi. “Dasar mulut garam.”

Hening. Sama sekali tak ada balasan dari lawan bicara. Lizie sendiri tak begitu memperhatikan, fokusnya teralih pada makan siang yang ada di hadapan. Baru saja ia hendak meraih kotak bekal,

“... Kanbara.”

Gerakannya terhenti. Sepasang kelereng biru mengerjap seketika. “Ke—"

Lizie merasakan sebuah tangan merangkul bahunya, memaksanya untuk kembali pada posisi menyamping, dan saat itulah bibir Tsukishima dengan telak menyentuh bibirnya.

Tidak lama. Hanya sesaat, tetapi jantung sang hawa seolah nyaris copot menyadari apa yang terjadi. Tsukishima menciumnya.

Ada sedikit rona merah di pipi sang adam—samar, samar sekali, tetapi Lizie bisa melihatnya lantaran jarak mereka yang amat dekat—dan pemuda berkacamata itu pun bertanya, “Jadi? Apa rasanya asin?”

Rona merah di wajah Tsukishima seketika menular pada Lizie. Refleks, gadis itu mendorong tubuh kekasihnya agar bergeser menjauh sambil berseru,

“Apa, sih? Kei, kau bodoh, ya?”

Pada akhirnya, Lizie tetap tidak bisa memahami kenapa dirinya jatuh hati pada pemuda yang kadang membuatnya salah tingkah sendiri, Tsukishima Kei.

***
Fin.
***

enigma ⋮ tsukilizieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang