Krist sampai dilapangan, wajahnya benar-benar tidak bisa di definisikan. Bahkan New sekarang melihat Krist dengan tatapan tidak percaya, "krist apa tadi kau bercinta dengan seseorang di toilet?" Ucapnya gamblang.
Krist menggeplak kepalanya kuat hingga beberapa orang melihat kearah mereka, membuat krist mau tak mau harus menunduk.
"Sial krist, ini sangat sakit" keluh New sambil mengelus kepalanya pelan
"Mulutmu benar-benar kurang ajar New, sebaiknya kau diam" ucap Krist pedas tanpa melihat kearah new
Sedangkan New bersungut-sungut pelan yang masih bisa didengar oleh Krist bahwa New yakin Seseorang baru saja melakukan hal indah dengan Krist membuat Krist mau tak mau melotot kearah New membuatnya diam.
"Selanjutnya sambutan dari ketua Orientasi siswa sekaligus penerus sekolah ini, Singto Prachaya" Ucap MC membuat berisik Aula sekolah mereka.
Seseorang berbaju serba putih dengan menggunakan alamater berwarna biru gelap bergaris merah dilengan kirinya tersebut memasuki Aula dengan wajah Datar dan dingin tetapi tidak membuat aura Tampannya berkurang sedikitpun. Malah saat ini semua gadis yang melihatnya memekik tertahan.
"Ah aku tahu kenapa gadis-gadis ini tergila-gila padanya" Ucap New tiba-tiba membuat krist yang sedari tadi menunduk melirik kearahnya
"Apanya?"
"Singto begitu sempurna untuk dikategorikan sebagai anak SMA krist", Jelas New sambil menunjuk kearah depan dengan memajukan wajahnya sekilas
Krist melihat kedepan, "Sial" umpatnya. Kini giliran New yang melirik kearahnya bingung,"ada apa krist? Kenapa kau tiba-tiba mengumpat?"
Krist tersadar dari keterkejutannya mendadak linglung, ia memasang wajah pura-pura bingungnya dihadapan New
"Ah tidak apa-apa New, hanya saja terkejut melihat Kak singto"
New menganggukan kepalanya, "Ya, bahkan aku sebagai lelaki bujur saja tidak bisa menolak untuk mengatakan ia benar-benar memiliki kehidupan sempurna"
Sedangkan krist, ia berpura-pura setuju dan sedikit terkekeh canggung untuk menutupi kegelisahannya.
'SIAL, tamatlah riwayatku', batin Krist.
***
"Saya tidak akan banyak memberikan arahan karena tugas tersebut di serahkan kepada wakil saya" Ucap Singto diakhir pidatonya
Kemudian ia terdiam didepan sana, Matanya menelisik seluruh sisi Aula seperti mencari seseorang. Dan gotcha! Apa yang dicarinya ia temukan membuatnya spontan memberi senyuman miring, membuat ambyar orang-orang yang ada di Aula.
Singto kembali memajukan Dirinya kedepan Mic, membuat seseorang yang tadinya mau bertanya kepada Singto kembali memundurkan diri.
Mata singto mengarah ke satu titik tepat di barisan sebelah kanan belakang Aula, "siswa bernama Krist, handphone mu berada bersamaku. Kau bisa langsung mengambilnya nanti diruanganku", Ucap SingtoSemua orang langsung memandang Kearah Singto melihat, tanpa terkecuali New. Ia langsung meneliti Krist yang sedang mengecek handphonenya di saku, " Sial, kenapa bisa ada dengannya" decak Krist.
Beberapa orang mulai berbisik tentang krist, mereka semua penasaran kenapa handphone siswa baru ada bersama Ketua Orientasi tampan tersebut.
Melihat kegaduhan yang disebabkan olehnya, singto kembali tersenyum remeh terhadap Krist yang kebetulan melihat kearahnya. Benar-benar kurang ajar cowok itu, pikir Krist menatap tajam singto.
Singto mengundurkan dirinya lalu keluar dari Aula, acara kembali disambung oleh Wakil Orientasi siswa, "Ah aku harap kalian bisa tenang. Dan untuk siswa yang tadi disebutkan oleh singto diharapkan untuk mengambil handphonenya setelah acara ini selesai"
Aula kembali diam, tapi beberapa detik kemudian para gadis kembali berisik karena melihat wajah wakil Ketua orientasi itu.
"Perkenalkan saya Tay Tawan, kalian bisa memanggil saya Kak Tay. Dengan ini saya akan memulai kegiatan orientasi kita" Ucapnya lugas seperti sering berbicara didepan orang ramai.
Semua orang menjawab dengan semangat ajakan kegiatan Tay, tapi tidak dengan New juga Krist. New yang berpikir sedangkan Krist yang sedaritadi mengumpat kesal juga tegang.
"Krist, kenapa handphonemu ada dengan kak singto? Apa tadi kau bertemu dengannya?" Tanya New kepo
Krist melihat kearah New dengan tampang putus asa, sepertinya hidupnya akan berjalan tidak biasa untuk beberapa tahun kedepan. "A-aku tak tau bagaimana mengatakannya New"
New semakin pusing, ia memandang mata krist sambil memajukan wajahnya membuat krist sontak memundurkan kepalanya.
"Aku rasa aku tahu ini krist, pasti ada hubungannya dengan bibirmu yang tadi bengkak dan merah bukan?" Sial New, ini seperti bukan pertanyaan dan terdengar seperti pernyataan ditelinga Krist.
Dengan reflek Krist memegang bibirnya, masih membengkak dan terasa asin karena sedikit darah masih keluar dari bibir yang tadi digigit oleh Singto kuat. Oh, apa yang dipikirkan Krist? Ia menggelengkan kuat kepalanya sehingga New menyengitkan dahinya lebih.
"Au, aku benar-benar yakin dengan ucapanku tadi krist. Sebaiknya kau bicara jujur denganku" tuntut New menyadarkan Krist.
Krist sedikit berpikir lalu kemudian ia menjawab iya untuk pertanyaan New, membuat New mendesahkan nafasnya pelan lalu menghadapkan kepalanya kearah depan lagi.
"Aku harap kau akan baik-baik saja Krist" Ucap New pelan
Krist semakin putus asa mendengarnya, rasanya sekarang ia benar-benar bingung antara akan mengambil handphone miliknya atau tinggalkan saja dengan singto lalu membeli handphone yang baru. Tapi didalam handphone itu terdapat banyak kenangannya bersama teman SMP dan juga dengan Ling, Pacarnya.
Sial, Ia benar-benar bingung.
~|■|~
A/n :
Waddaw, Kayaknya Krist bisa kejang tuh kalo ketemu Singto lagi. Dan buat part ini, jangan tanya kenapa pendek banget. Karena aku ngga tahan buat nulis banyak-banyak tentang Krist dan singto, Jadi nikmatin aja apa yang aku tulis ya hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Damn B-boy
RandomNgga mau deskripsi, dan juga yang ngga suka bisa langsung skip jangan banyak tingkah Krist perawat Singto prachaya Bxb Boys×boys