Sepulangnya dari makam Gisel segera melakukan rutininnitas seperti biasanya. Makan dan tidur, ia memang selalu istrahat terlebih dahulu sebelum jam kerjanya dimulai. Agar tidak terlalu kecapean apalagi ia masih anak sekolah yang besoknya harus bangun pagi agar tidak kesiangan.
"Gisel sini sayang."
"Suara itu?"batin Gisel."
"Papa?! mama?!denger Gisel gak?! itu kalian kan?! teriak Gisel.
Gisel melihat dua cahaya di ujung lorong." Pa, ma itu beneran kalian kan? haru Gisel.
"Iya nak sini," ujar kedua orang itu sambil mengulurkan tangan agar Gisel bisa leluasa memeluk mereka.
Gisel berlari dan segera memeluk mereka. Tangisannya pecah, gadis itu sangat merindukan kedua orang tuanya tersebut.
"Pa,ma, Gisel kangen bangett,"ujar Gisel sambil sesegukan dan mengeratkan pelukannya.
"Iya sayang papa sama mama juga kangen kamu,tapi kamu tenang aja kita selalu ada di sisi kamu kok sayang,"ujar mama Gisel.
"Kamu tenang aja suatu saat nanti ada yang bakalan nemenin kamu untuk selama-lamanya," papa Gisel mengelus lembut rambut Gisel.
"Kamu jangan nangis lagi ya sayang,anak mama gak boleh cengeng."
"Cepat atau lambat kamu bakal bertemu dengan dia." mereka tersenyum lembut kepada Gisel. Gisel mengernyit dia siapa?.
Tiba-tiba pelukan tersebut merenggang.
"Ma pa jangan lepasinn Gisel gak mauu ma,pa!" gadis itu terisak"Bahagia ya nak kami selalu ada di sisimu," mereka tersenyum dan semakin menjauh.
Gak!mama papa jangan tinggalin Gisel lagi!teriak gadis itu ,namun nihil cahaya itu sudah semakin menjauh dan hilang.
MAMA PAPA!"teriak Gisel dan terisak sesegukan.
Gisel bangun dengan keringat dingin, gadis itu kembali terisak. Ia sangat merindukan kedua orang tuanya. Sangat.
Setelah isakannya mulai mereda, gadis itu melihat jam yang sudah berada di angka 06.00 pm yang artinya ia harus segera bersiap-siap.
Gisel memakai baju kebanggaan cafe milik pamannya itu. Janji Jiwa. Begitulah kira - kira tulisan bercetak merah di belakang kaus tersebut.Sesampainya di cafe Gisel segera memulai pekerjaannya sebagai pelayan.
"Gis tolong anterin in gih, tuh di meja nomor 2," tunjuk Rosa ke arah meja nomor dua.
Gisel segera mengambil pesanan tersebut dan mengantarkannya.
"Permisi,ini pesanannya," ujar Gisel tersenyum ramah dan menyodorkan pesanan itu di meja. Gisel kemudian mengangkat kepalanya, gadis itu mengernyit tapi segera ia tersenyum kembali , takut membuat pelanggannya tidak nyaman.
"Selamat menikmati,"sambung Gisel dan berlalu.
Kayaknya pernah liat deh tapi siapa ya," batin Gisel.
"He!" Rosa memukul bahu Gisel," melamun aja lu, ntar kesambet baru tau rasa," ujar Rosa membuyarkan lamuan Gisel, Gisel tersentak kaget bagaimana tidak ia sedang berada di Gudang untuk mengambil stok makanan yang sudah habis dan di kagetkan oleh Rosa disaat - saat seperti ini.
"Hehehe, eh kamu ngapain kesini?," tanya Gisel.
"Eh lo tau gak aduh si gentong es ondel - ondel tu kayak gak bisa banget satu hari aja gak bikin
naik darah! pen gue glitikin ususnya ,"Rosa mengeluarkan semua unek -uneknya.Gentong es ondel - ondel yang di maksud Rosa itu maneger cafe ini , janda anak satu , badan seperti sumo dan tidak lupa makeup-nya yang sungguh demi bikini botom menornya minta ampun.
Gisel hanya tertawa mendengar ucapan Rosa, manegernya itu memang selalu seperti itu. Tidak heran lagi kenapa suaminya minta talak. Weits talak udah kek sinetron indosiar aja.
"Aduhh udah jangan gitu, ntar si gentong es ondel - ondel liat trus ngomel lagi," canda Gisel." Udah yuk cepet kelarin kerjaan kita,"ajaknya.
Mereka berdua beraktifitas seperti biasanya , melayani pelanggan.
••••
Tak terasa jam sudah menunjukan pukul 22.00 pm yang artinya cafe sedang bersiap - siap untuk mengakhiri aktifitas hari ini. Gisel sedang membersihkan meja.
"Eh Gis lo pulang bareng gue aja, udah malem juga ni," ajak Rosa, rumah mereka memang searah.
Gisel tampak menimang perkataan Rosa, ini juga sudah malam, mereka juga biasanya pulang bareng.
"Iya deh sip, ya udah cepet beresin keburu malam banget."
"Ay ay kapten," Rosa berlagak layaknya paskibraka.
Gisel hanya tersenyum, dan segera melakukan pekerjaannya.
Jantingg
Begitulah bunyi pintu cafe tersebut jika seseorang masuk.Gisel mengernyit tidak biasanya seseorang datang jam begini.
"Selamat datang tuan alex,"ujar Peti yang menyandang sebagai manager cafe Janji jiwa tersebut dan membungkuk hormat.
"Ada yang bisa saya bantu tuan,"tanya Peti dengan berlagak sesopan mungkin.
Bagi yang bertanya-tanya siapa yang di sebut Peti dengan embel-embel tuan Alex, Alex salah satu kerabat pemilik cafe ini yang tak lain paman Gisel tapi Gisel sama sekali tidak tau soal ini ralat tidak ingin ikut campur.
Ehem" Alex berdehem," saya mau booking tempat ini lusa, acara ulang tahun anak saya,temanya minions,bisa?" ujar pria paru baya tersebut.
Peti kembali tersenyum dengan sok kecentilannya" Bisa sekali tuan, besok kami akan mulai persiapannya sebaik mungkin."
Setelah merasa cukup puas dengan ucapan Peti Alex segera berlalu pergi.
"Hey! kalian sudah dengar kan! ,besok kita bakal kerja ekstra dan jangan sampai mengecewakan! mengerti!" Teriak Peti sontak membuat karywan-karywan tersentak kaget termasuk Rosa dan Gisel.
____
Hai' gengs maaf ni part2nya agak kurang jelas alurnya, bingung banget ni gk mood bngt nulisnya, otak juga lagi buntu;(Jika ada kritik atau saranya monggo komen di bawah!
Seperti biasa jangan lupa vote jika kalian suka!dan jangan lupa tinggalkan jejak di kolom komentar❤️
Love TasyaTampa'i❤️
YOU ARE READING
GISELLA
Ficção AdolescenteDitinggalkan oleh orang-orang tersayang memang menyakitkan. Tapi bagaimana jika orang tua yang meninggalkan kita untuk selama-lamanya? Disaat umur kita yang seharusnya masi di dampingi kedua orang tua tapi harus berjuang untuk hidup mandiri? Pasti...