"Oppang?"seru Jisoo, keningnya berkerut
"Apa kau... mengenalnya?"tambahnya. Seokjin terdiam tak berkutik tubuh tinggi menjulang itu hanya memunggungi dirinya, merasa tak kunjung merespon dan kesal dibuatnya Jisoo dengan berani meraih tangan besar pria dihadapannya. Dingin. Yang dirasakan telapak tanagn Jisoo saat telapak tangan milik Seokjin dan entah tiba-tiba saja Seokjin menggenggam erat seperti tak ingin ia pergi, hati Jisoo menghangat seketika pertama kali baginya saling menautkan tangan dengan lawan jenis selain Appanya
"Sudah ku katakan untuk tidak jauh dari pengawasanku"lirih Seokjin
"Aku mendapat telpon-"
"Perlukah menjawabnya sejauh ini?"tegas Seokjin menyela kalimat Jisoo, kini pandangan mereka bertemu. Jisoo dapat melihat kilatan kekesalan dimata calon suaminya itu, apakah sekesal itu untuk hal sepele seperti ini? Pikirnya
"Aku tidak mengenalnya"jawab Seokjin malas
"Benarkah? Tapi sepertinya kalian-"
"Cepat gunakan hoodie ku, aku tidak ingin terkena masalah karenamu"Seokjin melepas genggaman yang sempat terjadi lalu memberikan hoodie hitam yang sedari tadi bertengger dipundak kirinya. Jisoo menerimanya tapi ia tidak mengerti untuk apa ia mengenakannya sedangkan ia sendiri menggunakannya, saat akan membuka suara Seokjin sudah berjalan mendahuluinya
"Kau kedatangan tamu"teriak Seokjin. Awalnya Jisoo hanya ber-Oh-ria, selang beberapa menit kemudian betapa terkejutnya ia saat mengerti maksud dari perkataan calon suaminya itu. Ia langsung melilitkan hoodie dipinggangnya, untungnya tidak begitu banyak orang berlalu-lalang walaupun hari sudah mendekati siang. Tak butuh waktu lama Jisoo berjalan dengan langkah besar menyusul Seokjin yang sudah jauh didepannya
"Yeoja lambat"
•••
Jisoo kedatangan tamu, bukan tamu yang dimaksud sebelumnya melainkan JunWoo. Lelaki itu sedari tadi tengah menunggu kedatangan si tuan rumah hingga samar-samar terdengar deru langkah mendekat tepatnya memasuki rumah kediaman Kim
"Eoh, Sunbaenim. Annyeong"sapa Jisoo memulai yang diangguki JunWoo, pandangannya teralihkan oleh seseorang yang berada di belakang Jisoo tak lain adalah Seokjin. Entah mengapa ia tidak menyukai kehadirannya sedangakan Seokjin seperti biasa memasang muka datar andalan. Merasa diperhatikan intens satu ide muncul dipikiran Seokjin
"Chagia"ujar Seokjin. Tangannya terulur, merangkul pinggang ramping Jisoo mesra yang mendapat tatapan sengit dari sang pemilik
"Aku menunggumu di kamar. Ne?"lanjutnya berbisik dan berlalu pergi dari dua orang yang saling terdiam menuju kamar milik calon istrinya itu seperti yang ia katakan baru saja, berniat menjahili namun tidak ada salahnya ia melakukannya
Kini suasana terasa canggung setelah kepergian Seokjin, Jisoo merutuk didalam hati atas perlakuan yang sepertinya disengaja itu. Merasa tak enak hati kepada JunWoo sekaligus malu semoga saja lelaki itu memakluminya
"Silahkan duduk, maaf menunggu"ujar jisoo memecah keheningan yang dituruti JunWoo
"Tidak perlu khawatir, aku baru saja sampai. Seharusnya aku yang meminta maaf" seru JunWoo tersenyum ramah
"Ahh ani, ada apa Sunbae menelponku?"ya, seseorang yang menelpon Jisoo ketika dirinya berada ditaman ialah JunWoo dan sempat terputus akhirnya Jisoo menghubungi terlebih dulu saat diperjalanan menuju rumahnya
"Eoh, bisa kau temani aku pergi tapi sepertinya kau sibuk"tutur JunWoo sungkan
"Tidak aku tidak ada kegiatan lagi, Sunbae tahu ini Weekend. Kita akan pergi kemana?"tanya Jisoo senang
KAMU SEDANG MEMBACA
The M
Fanfiction'i say happy, dream, and.. love" -Kim Jisoo' Perjodohan yang direncanakan kedua orang tua membuat mereka bertemu. Namun keputusan ditangan mereka. Akankah mereka dapat menerimanya? Seokjin dengan hati bekunya akan luluh oleh perilaku seorang Jisoo...