Jeongyeon pergi berangkat sekolah sendiri hari ini, Vernon mengabari nya kalo ia kesiangan jadi takut nya malah bikin Jeongyeon telat.
Gadis itu agak menyerngit, Vernon bukan tipe orang yang suka begadang seperti kebanyakan orang. Jam tidur laki-laki itu biasanya teratur, tapi mungkin ada sesuatu yang membuat nya harus begadang.
"Pah, aku berangkat bareng papa ya." Ucap gadis itu di sela-sela sarapan mereka.
"Loh, tumben gak sama si bule?" Mama nya bertanya.
Jeongyeon heran, kenapa seisi rumah nya seneng banget manggil Vernon si bule, ya walaupun emang bule tapi kan dia punya nama gitu loh.
"Vernon kesiangan katanya."
"Wah, bisa di coret dari daftar menantu idaman nih." Gurau sang papa dengan wajah yang sengaja di buat serius.
Sang istri yang melihat suami nya menggoda putri nya itu pun hanya tertawa.
"Papa ih, apaan sih."
"Coret aja pah! Pokok nya syarat jadi menantu di rumah ini adalah kayak gue." Sambar June sambil menaik-naikkan alisnya.
"Yang males dan bangun siang dong kalo kayak kamu?"
Jeongyeon dan sang papa terbahak, mama dan June bagaikan tom & jerry, gak pernah bisa akur.
"Sembarangan banget mama, giliran berantem bawa-bawa nya sapu." June membalas.
Suasana di meja makan kian menghangat, tawa dan candaan keluar begitu saja dari keluarga ini.
"Ya udah, yuk cabut nanti telat."
Papa berdiri kemudian mengambil tas dan kunci mobilnya.
"Sok muda banget bapak bapak ini."
Bukan June namanya kalo gak ceplas-ceplos.
ㅁㅁㅁ
Jeongyeon sampai di kelas lebih cepat dari yang lain. Baik Mina maupun Tzuyu belum datang jadi sambil menunggu, Jeongyeon mengecek hp nya.
Semalam setelah belajar, ia hanya mengisi ulang daya baterai tanpa mengecek nya karna sudah terlalu mengantuk.
Gadis itu membuka aplikasi untuk mengobrol.
Jadi mereka mengobrol sampai hampir tengah malam?
Apa itu juga alasan Vernon jadi kesiangan?
Kenapa Jeongyeon merasa aneh, ia merasa tidak suka dan entah lah.
Menyadari Vernon dan Tzuyu saling mengobrol hingga tengah malam bahkan hingga cowok itu bangun kesiangan membuat Jeongyeon sedikit tidak suka.
Hey, sebenarnya kenapa ini? Tzuyu itu temannya, dia tidak boleh seperti ini.
Gadis itu berusaha untuk tetap berpikir positive dan berkali-kali mengingatkan pada diri nya sendiri bahwa Tzuyu temannya, apalagi Tzuyu baru saja patah hati, gadis itu pasti butuh teman curhat.
Tapi kenapa tidak pada nya saja?
Kenapa harus pada Vernon?
Ah, mungkin Tzuyu perlu pandangan dari sisi laki-laki.
Entah, kepala Jeongyeon jadi pusing memikirkannya. Dan jelas, ini membuat nya seketika menjadi gak mood.
Beberapa menit kemudian, Mina dan Tzuyu memasuki kelas berbarengan. Kedua gadis itu tampak tertawa, entah menertawakan apa.
"Je, tau kagak si Mingyu kepleset hahahaha." Mina menceritakan apa yang mereka tertawakan dengan sangat bahagia, lupa kalo yang dia ketawain itu pacar nya.
Tzuyu tertawa tapi juga menabok pelan bahu Mina, "Lu juga cewek nya bukan di tolongin."
"Dia aja kegayaan kiss bye kiss bye sama adek kelas, ya mampus aja kan tuh kepleset."
Keduanya kembali tertawa, Jeongyeon hanya tersenyum sedikit. Mood nya benar-benar rusak parah.
Ingin rasanya bertanya pada Tzuyu, ngobrol apa aja tadi malem? Kok sampe tengah malem? Kenapa gak curhat sama gue?
Tapi gadis itu tidak ingin mrnghancurkan persahabatannya, jadi ia memilih diam saja.
Bahkan hingga bel pulang, belum ada yang menyadari bahwa mood Jeongyeon benar-benar sedang tidak bagus.
Gadis itu membereskan peralatannya lalu beranjak keluar sebelum berhenti di pintu karna Vernon menunggu disana.
"Aku gak bareng kamu hari ini, di jemput bang June."
Bohong.
June saja gak tau dimana keberadaannya dan gak akan mau kalo disuruh jemput.
Jeongyeon hanya beralasan saja, entah kenapa hari ini melihat muka pacar nya itu membuat ia kesal.
"Oh, ya udah. Hati hati ya."
Di tambah jawaban Vernon yang seperti itu.
ASTAGA!
Jeongyeon rasanya mau berteriak saja.
; magnet , 2020.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magnet
Fanfiction❝ Kalo bagaikan magnet, gue utara dan lu utara. Gak akan pernah bersatu. ❞ ❝ Hah? ❞ - Magnet , 2020.