Happy reading🌼
Gadis berwajah pucat itu menyusuri jalanan kota yang tak begitu ramai. Jalan yang setiap hari dia lewati, sangat membosankan melewati jalan yang sama setiap harinya. Dengan gitar di jinjingannya dia berjalan menatap jalanan dengan pandangan dingin seperti biasa. Cuek, tak peduli sekitar seperti sudah melekat sekali pada identitas dirinya.
Jika sekilas, orang yang melihatnya mungkin akan kebingungan dengan raut wajahnya, terkadang gadis itu akan tersenyum sendiri, entah pada khayalan yang dia buat di dalam kepalanya, atau mungkin dia sedikit tidak waras.
Orang-orang selalu menganggapnya remeh, manusia tidak berguna, beban, orang-orang selalu memandangnya dengan sebelah mata. Terkadang gadis itu pun kesal dengan keadaan, tetapi dia lebih memilih untuk diam dan bungkam. Dia tidak ingin terlalu memperdulikan sekitarnya karena sekitarnya pun tidak ada yang mau peduli padanya.
Sepulang sekolah gadis itu pergi ke sebuah taman yang akhir-akhir ini sering sekali dia kunjungi. Dia hanya akan duduk diam memperhatikan kegiatan orang-orang di sekitarnya. Dia mulai menggunakan earphone yang selalu dia simpan di saku hoodie nya.
Gadis itu mulai memutar sebuah lagu yang akhir-akhir ini sering sekali dia dengar, lagu Insecurities yang dinyanyikan oleh Isabelle Foster mengalun di telinganya. Gadis itu menggumamkan liriknya mengikuti nada lagunya. Dia tidak sadar jika dia tak lagi menggumamkan lagunya, tapi dia sudah menyanyikan lagunya agak keras.
Bahkan dia tak sadar jika ada yang sedang memperhatikannya, raut wajah kagum tak luntur dari wajah seseorang yang sedang memperhatikan gadis berwajah pucat tersebut.
"Suara kakak bagus banget," suara kecil menggemaskan itu muncul dari arah depan gadis itu duduk.
Gadis itu tersadar jika dia menyanyi terlalu kencang, dia melepas earphonenya dan tersenyum pada gadis kecil di depannya.
"Wah cantik banget kakak kalo senyum hihi," gadis kecil itu menghampiri dia yang sedang duduk di kursi taman.
"Nama aku Syela, kalo nama kakak siapa?" Tanya Syela pada dia.
"Nama aku-" belum selesai dia memperkenalkan dirinya tiba-tiba ada suara yang memanggil Syela.
Syela dan gadis itu mendongak melihat siapa yang memanggil Syela.
"Syela, ayo pulang kamu gak boleh duduk sama orang asing," ucap ibu-ibu yang kini sudah menarik tangan Syela menjauhi gadis itu.
Rupanya itu ibu dari Syela.
Syela hanya bisa pasrah ditarik oleh ibunya, Syela sempatkan untuk melihat ke belakang lalu tersenyum dan melambaikan tangannya pada gadis yang belum beranjak juga dari kursi yang dia duduki.
Aileen Calandra Gennadiya, ya nama gadis itu adalah Aileen yang bisa di artikan dengan cahaya obor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Talent
Teen FictionHidden Talent, berkisah tentang seorang gadis remaja yang memiliki banyak talenta, tetapi dia lebih memilih menyembunyikannya, karena menurutnya untuk apa dia menunjukkan bakatnya jika orang tidak pernah menghargai nya walau hanya sedikit saja. Dia...