Chapter 5

8 1 0
                                    

Tiba-tiba ada suara ketukan dari luar pintu Nick. "Masukk," jawab Nick. "HAPPY BIRTHDAY NICK!!" teriak Hanna dan Lina. "Oh my gosh guys, kalian ga usah repot-repot tadinya," kata Nick terharu. Oh.. hari ini ulang tahun Nick... aku... lupa. "Umm, sorry Nick.. g-gue lupa," ujarku. "Gakpapa, gue ga nyalahin lu kok Ro," jawab Nick. "Nihh hadiah buat lu dari kita berdua," kata Hanna. "No... way... NO WAY! OH MY GOSH ini kan album Blue Cherry yang paling baru "RHYTHM", gue pengen beli tapi keburu abiss. Thank you guys so much, I love you guys," kata Nick sambil memeluk Hanna dan Lina. "Sorry Nick, gue gak bawa hadiah apa-apa," ujarku. "Ya Ro, gakpapa. Lu selamat aja udah kayak hadiah bagi gue," jawab Nick. Lalu kami menghabiskan waktu bersama. Aku merasa seperti orang asing... yang tak mengenal mereka.

"Thanks ya guys udah surprisein gue, gue keget banget tadi," ucap Nick. "Makasih juga Nick udah mau ngundang kita," balas Lina. "Besok kita harus luangin waktu ber2 buat ngedate!" kata Hanna. "Hahaha, iya beb. Aku anterin kamu pulang ya, besok juga aku jemput," ujar Nick. "Lu udah dijemput kan Ro?" sambung Nick. "Iya, bentar lagi sampe," jawabku. "Kalo Lina?" tanya Nick. "Tadinya kalo Hanna dijemput gue pengen nebeng Hanna... ga ada yang jemput gue soalnya," jawab Lina. "Yaudah nebeng gue aja," Nick menawarkan. "Enggak ah, nanti gue jadi nyamuk lagi," jawab Lina. "Ikut aku aja," tawarku. "Eh, gue maksudnya," lanjutku. "Beneran nih Ro? Gue gak ngerepotin lu?" tanya Lina. "Iya gakpapa. Ayok, itu Pak Wil udah sampe," tunjukku. "Duluan ya guys," pamit aku dan Lina.

"Pak Wil, ke perumahan Elenois ya. Mau nganterin Alinna," ujarku. "Ini sudah hamper malam dan perumahan Elenois lumayan jauh dari sini. Bukankah sebaiknya Nona Alinna makan malam dirumah dulu tuan? Mungkin Nona Alinna sudah lapar," kata Wilson. "Oh, enggak kok aku gak la-" sebelum Lina berhasil menyelesaikan kalimatnya, perut Lina berbunyi. "Kayaknya perutmu berkata sebaliknya," ledekku. Muka Alinna langsung tersipu malu.

Kalo diliat-liat... Alinna cantik ya...

Tapi kok... agak mirip mama ya?

"Maa, Varo pulangg." "Varo, ayok kita makan ma- Alinna?" muka mama langsung kaget saat melihat Alinna. Kenapa mama liat Lina kayak kaget gitu mukanya? "Lina gak ada yang jemput ma, terus ini udah hampir jam makan malem jadi aku pikir Lina bisa makan malem bareng kita dulu," jawabku. "Ohh... yaudah ayok kita makan," jawab mama lesu. Selama di meja makan kami terdiam. Muka mama juga muram banget. Kenapa ya? Pas liat Lina juga jadi pucet. "Akh-" "Varo?! Kenapa nak?" tanya mama. Kepalaku... kepalaku sakit. "Varo! Varo-" aku tidak bisa mendengar apa-apa lagi. Aku pingsan.

"Pak Wil! Pak Wil! Tolong bawa Varo ke rumah sakit cepat!" teriak Tasya. "Um... Lina.. Tante.. anter kamu ya? Udah selesai makan kan? Maaf banget soalnya Varo tiba-tiba pingsan," kata Tasya. "Iya tan, gakpapa," jawab Lina. Lalu Tasya mengantar Lina sampai pulang dan langsung bergegas ke rumah sakit.

"Bagaimana dok keadaan anak saya?" tanya Tasya. "Anak ibu tidak apa-apa. Sepertinya ada kejadian yang memicu memori anak ibu untuk kembali lagi. Mungkin ibu dapat mengajak anak ibu pergi ke tempat-tempat yang ia pernah kunjungi untuk membantu anak ibu mengingat lagi," kata dokter. "Nanti kalo anak saya pingsan lagi gimana dok?" tanya Tasya. "Tenang, anak ibu tidak akan pingsan lagi. Mungkin ini hanya shock karena baru pertama kali ia mengingat sesuatu," jawab dokter. "Lebih cepat ingatannya pulih lebih baik. Jika kepala anak ibu sakit saat mencoba untuk mengingat lagi, itu wajar," lanjut sang dokter. "Terima kasih dok," jawab Tasya. "Ma.. ma? Aku dimana? Ru-rumah sakit?" "Varo! Anak mama," kata mama sambil memelukku. "Aku.. tadi inget sesuatu ma. Waktu liat muka mama pas ngeliat Lina.. aku berasa familiar. Aku ingat, Lina juga pernah pergi ke rumah. Ada Nick dan Hanna juga... kita... kerja kelompok," jelasku. Mata mama langsung berkaca-kaca. "Kamu inget nak... iya bener Lina pernah ke rumah kita. Begitu pula Nick dan Hanna. Syukurlah kamu ingat," kata mama sambil menangis.

5 hari kemudian...

"Varo!! Udah jam 12 kok kamu belom bangun?" omel mama. "Hmnh, uggh masih ngantuk maa," jawabku yang masih setengah sadar. "Bangun gak! Mama sirem air nih. Kita kan mau pergi! Cepetan mandi," omel mama lagi.

"Kamu kenapa bangun jam 12? Emang kamu tidur jam berapa?" tanya mama. "Umm.. jam 3 hehehe," jawabku. "Yaampun! Ga boleh atuh nak tidur subuh-subuh gitu! Kalo sampe besok kamu gitu lagi, mama decline credit kamu ya. Besok ga ada tidur-tidur sampe jam 3," omel mama. "Noo, not my credit card. Fine... aku gak bakal tidur jam 3 lagi. Lagian what's the point of bangun pagi? Gak ada yang nyariin aku juga..." jawabku. "Varoo, nanti jadi bad habit, mama gak mau. Lagian jangan mentang-mentang kamu cuti kuliah jadi seenaknya. Semester ini harus ngulang, kamu ketinggalan sama temen-temen mu loh nanti. Mereka lulus duluan deh," jawab mama.

Hari ini mama mengajakku pergi ke tempat-tempat yang dulu pernah ku kunjungi. Mama mau membantu memulihkan ingatanku lagi. Lalu kita sampai di salah satu restoran terkenal, Pastaway. "Ciao, benvenuto nella Pastaway. Silahkan menu nya," (Halo! Selamat datang di Pastaway. Silahkan menu nya) kata salah satu waitress. "Kamu mau apa nak?" tanya mama. "Ravioli with creamy mushroom sauce ya satu," jawabku. "Saya spaghetti bolognese satu dan 2 air mineral," lanjut mama. "Kamu... inget gak tempat ini?" tanya mama setelah waitress itu pergi. "Umm, enggak ma. Maaf," jawabku. "Gakpapa, kita sering banget makan disini. Gak inget ya? Dulu makan sama Om Tony," lanjut mama. Om.. Tony? "Akh-" aku ingat sesuatu. "Kamu gakpapa Ro?" tanya mama. "Aku.. ingat. Om Tony yang temen mama? Sama.. Clara? Anaknya Om Tony," jawabku. "Iya bener Ro. Yaampun ternyata bener ingatan kamu kepicu," kata mama senang.

Setelah makan mama membawaku ke tempat lain. "Shelter binatang?" tanyaku. "Kamu gak inget? Dulu kamu adopsi Molly disini," kata mama. "Molly... Molly... rasanya familiar," ujarku. Sambil melihat-lihat sekeliling, ada seekor anjing yang menarik perhatianku. "Hey buddy," kataku sambil menghampiri anjing itu. "Kamu tertarik mengadopsinya?" tanya sang pemilik shelter. "Ah, tidak. Saya hanya melihat-lihat," jawabku. "Sayang sekali... dari kecil dia sudah ditelantarkan. Sudah 3 tahun dia berada disini," kata sang pemilik. "Ingin coba menggendongnya?" tanya si pemilik. "Boleh," jawabku. Anjingnya sangat lucu. "Ma... kita.. boleh adopsi dia?" tanyaku. "Boleh," jawab mama. Ini seperti love at first sight. "Baiklah, saya akan mengurus surat adopsi nya," kata si pemilik yang langsung bergegas pergi. "Pak, apa dia sudah punya nama?" tanyaku. "Belum, kau dapat memberinya nama. Sudah terpikir? Oh ya, dia seekor jantan. Jadi jangan salah memberi nama hahaha," katanya. "Sepertinya aku punya nama yang cocok."

"Chip,"

"Chip,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HEYO!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HEYO!!

Jadi Chip ini emang anjing aku. Tapi dia bukan aku adopsi kok hehehe. Aku bingung mau kasih nama anjingnya apa, jadi aku kasih nama anjing aku aja deh. Diatas itu foto anjing aku, hope you like it😊.

ForbiddenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang