#SINGTO

321 24 0
                                    

Di kota yang sama dan di waktu yang sama namun keadaan yang berbeda, di sebuah perusahaan berkembang, seorang karyawan sedang mengalami pagi yang buruk.

Pertama, ia datang terlambat. Kedua ia lupa membuat laporan yang seharusnya dikumpulkan hari ini. Ketiga, ia salah mengerjakan laporan beberapa kali, hingga harus dibantu oleh rekannya dan sampai sekarang pun belum selesai.

"Salah. Kau harus menggantinya dengan data yang baru" tegur pria yang duduk di kursi geser di sampingnya.

"Ok ok!"

Rekan yang membantunya hanya bisa menghela nafas, beruntung ia sedang senggang.

Setelah selesai dan melakukan pengecekan ulang, pria 30 tahun yang sedang tidak beruntung itu segera mem-print dan memberikannya pada menejer divisinya.

"Ini Pak"

Menejer Pria itu bertubuh gemuk berambut hitam mengkilat yang di sisir rapi ke samping, ia membenarkan kacamata bening yang terus melorot di hidung peseknya, sambil memeriksa pekerjaan bawahannya itu.

"Begini saja tidak becus!" Menejer itu membanting laporan di tangannya ke meja di depannya. "Seharusnya kau sudah menyelesaikan ini sejak tadi"

"Maaf Pak... "

"Keluar sana!"

Pria itu pun membungkuk lalu keluar dari ruangan manajernya dan kembali ke bangkunya.

Rekan yang tadi membantunya, menatapnya bingung. "Bagaimana, Singto?"

Singto, pria yang sedang tidak beruntung itu duduk di bangkunya sambil menghela nafas besar. "Hah!!!"

"Ada apa denganmu hari ini? Kau terlihat sangat kacau?"

Singto menidurkan kepalanya ke atas meja sambil menatap rekan kerjanya itu. "Pluem, boleh aku menginap di tempatmu?"

"Memangnya apartemenmu kenapa?"

"Aku diusir"

"Jangan bilang karena menunggak. Berapa bulan?"

"2 bulan 😭"

Pluem, rekan kerja yang seumuran dengan Singto itu hanya bisa menggelengkan kepala. "Kali ini wanita mana yang memeras uang mu?"

Singto menegakkan diri. "Pegawai bank. Cantik, pintar, sang~at seksi, melonnya besar" Singto mendeskripsikan wanita yang ia temui seminggu yang lalu itu dengan antusias.

Pluem berdecih. "Sangking besarnya hingga membutakanmu!"

Singto kembali murung. "Aku hanya berpikir kalau kami akan cocok. Tapi dia itu.... terlalu.... "

"Matre?"

"Terlalu.... milikmu adalah milikku dan milikku adalah milikku.... seperti itulah"

"Yang sebelumnya juga begitu, kan? Lalu apa yang diminta wanita ini?"

"Baju, tas, sepatu, sarapan, makan siang dan makan malam di tempat mewah"

Mark My Body - SK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang