Perfect face does not always describe happiness.
-Aldoft-
***
Sebuah mobil berwarna hitam memasuki area sekolah ternama di pusat kota. Didepan gerbang sekolah itu terpampang jelas nama Smith High School, sekolah ini adalah salah satu sekolah elite dan megah.
Dua orang lelaki melangkahkan kaki keluar dari mobil tersebut. Mereka menatap ke arah gedung yang berada di depan mereka. Setelah mereka turun terdengar suara jeritan dari berbagai arah. Aldoft merasa risih melihat para gadis-gadis yang berteriak seolah tidak pernah melhat lelaki di dalam hidupnya.
"Bagaimana? Tidak seburuk yang ada dipikiranmu kan?" ucap lelaki yang berada di sebelahnya.
"Not Bad." Jawab Aldoft.
Flashback On
"Ayolah! Apa kau masih tidak tertarik dengan tawaranku?" ucap Agam merasa gemas dengan kakaknya.
Kedua orang itu masih berdebat tentang Agam yang tiba tiba mendaftarkan Aldoft ke sekolah.
"Coba kau pikirkan kembali tawaranku." lanjut Agam.
"Jujur padaku siapa yang menyuruhmu melakukan ini!?" bentak Aldoft, ia sebal ketika ada seseorang yang memaksakan keinginannya pada dirinya.
Agam gugup mendengar pertanyaan kakaknya yang tiba-tiba melayangkan pertanyaan seperti itu. Seperti telah mengetahui apa yang terjadi.
"Kenapa kau diam? Jujur saja atau pisau ini akan---" ucap Aldoft dengan mengacungkan pisau yang berada di tangannya.
"Oke-oke, aku akan memberitahumu." Ucap Agam memotong ucapan sang kakak, tentu saja Aldoft tidak pernah bermain-main dengan ucapannya.
"Tapi kau harus berjanji padamu tidak akan melayangkan pisau kesayanganmu itu kepadaku." lanjut Agam.
Aldoft berdehem.
"Uncle Reyn yang menyuruhku untuk mendaftarkanmu ke sekolah, ia ingin kau berinteraksi dengan oranglain." Ucap Agam memberitahu yang sebenarnya.
Aldoft tidak kaget mendengar hal itu, pasalnya unclenya itu selalu memperdebatkan hal apapun dan selalu memaksakan keinginannya.
"Aku tidak mau mengikuti kemauannya lagi." tolak Aldoft.
"Aku lelah selalu membujukmu, katakan sendiri pada uncle jika kau tidak mau mengikuti keinginannya'' ucap Agam pasrah dan beranjak meninggalkan kakaknya yang sedang duduk di ruang tamu.
" Ada apa dengan anak itu." tanya aldoft heran, namun ia tetap beranjak mengambil handphonenya dan langsung menghubungi pamannya yang keras kepala itu.
"Aku tidak mau mengikuti kemauanmu lagi jadi jangan paksa aku!" ucap Aldoft to the point kepada seseorang yang berada disebrang teleponnya.
"To the poin sekali kau. Kau tidak mau menayapa unclemu ini? Apa kau tidak rindu padaku keponakanku?" ucap seseorang yang berada di sebrang.
KAMU SEDANG MEMBACA
KATILLER (On Going)
Mystery / ThrillerBerawal dari pembantaian keluarga yang di alami saat kecil membuat dendam itu semakin tersulut. Takdir yang mempertemukan tiga remaja yang tidak saling mengenal namun memiliki dendam yang sama. Akankah dendam itu terbalaskan, atau justru takdir mem...