1

88 13 6
                                    

#Yeo's POV

Malam ini, gue sama sahabat-sahabat gue saat ini lagi nginep di rumah Nana.

"Nih gaes, bubble tea nya udah dateng" kata Yoora sambil membawa masuk plastik berisi bubble tea. Nana, Renjun, ama Aera yang masih asik bermain game diam tak berkutik bagaikan patung. Gue nerima bubble tea gue dan langsung ngeminumnya.

"Main yuk biar gak bosen.." ajak Yoora yang udah muak ngeliatin sahabat-sahabatnya megang hp semua.

"Boleh, main apa?" tanya gue yang juga bosen liatin Nana, Injun, ama Aera main game.

"Main truth or dare mau?" tawar Yoora. Nana, Injun, & Aera masih belum menunjukkan tanda-tanda kehidupan sampai Yoora menyambar semua hp mereka.

"HEH BALIKIN BABI, UDAH HAMPIR MENANG ITU" teriak Nana.

"SEMUA HP DISITA MALEM INI!" tegas Yoora.

"Aelah, emangnya lu emak gue" Renjun memutar bola matanya.

"APA LU BILANG?"

"Eh nggak kok sayang" Renjun terlihat panik melihat pacarnya marah.

"Udaahh, yuk main aja ah lama" lerai gue.

"Dari gue ya!!" seru Aera mengajukan diri.

"BISA GAK SIH GAUSAH TERIAK, BUDEG GUA" ujar Jaemin yang masih ngambek karna hpnya diambil.

"LAH LU JUGA GAUSAH NGEGAS BANGSAT" balas Aera marah.

Daann... Akhirnya terjadi perang dunia 3 yang sungguh indah.

"Abaiin aja lah Yeo" kata Yoora. Gue mantuk-mantuk ajalah, kalo Jaemin ama Aera udah berantem gak bakal bisa dihentiin kecuali mereka mau berhenti sendiri.

"Kuy mulai aja, dari kamu deh sayang" kata Yoora menunjuk Renjun.

"Truth or dare?" tanya gue memulai permainan.

"Truth"

"apa satu rahasia kamu yang aku gak tau??" tanya Yoora.

"Hmmm.. Gak ada, aku pasti selalu jujur sama kamu sayang" jawab Renjun sambil tersenyum dan membelai rambut Yoora. "Iki pisti silili jijir simi kimi siying" sumpah gue mau muntah liatnya.

"Yaudah sekarang lo, truth or dare?"

"Hmmm.. Truth" jawab Yoora.

"Ah gak seru milihnya truth mulu" kata gue males.

"Ya abis kalo kalian ngasih dare keterlaluan semua! Terakhir kali aja gue disuruh naik keatas atap sekolah n teriak-teriak gua suka Renjun!!"

"Ya tapi ada untungnya kan? Setelah itu kalian jadian" kata Jaemin yang ternyata daritadi menguping pembicaraan. Renjun terkekeh sementara Yoora mendengus.

"Yaudah lo aja yang pilih dare!" seru Yoora sambil nunjuk gue. Gue nyengir. "Sok aja, gue berani ngelakuin apapun" kata gue dengan pede. "Oke, darenya besok lu harus nembak Haechan di tengah lapangan pas jam istirahat" celetuk Jaemin. "Ide bagus!" puji yang lain. "HEEHH?? LU MAU GUA MATI HAH?!" protes gue sambil nyekik Jaemin, "yang ada Nana yang mati goblok" kata Aera yang sedang dengan tenang meminum bubble teanya.

"GINI YA, HAECHAN TUH MURID PALING BERMASALAH DI SEKOLAH" seru gue gak tenang.

"Gapapa, kan cuma dare juga, kalo diterima kalian pacaran 1 bulan aja. Kalo ditolak lu tinggal kabur. Kalo lo mati saat itu juga ya innalillahi" ucap Renjun tenang.

"Ayolah, tadi lu kan udah bilang lu berani ngelakuin apa aja" kata Yoora.

"Tapi kaliankan tau gue sukanya sama kak Ten.." kata gue sambil memelankan suara.

"Gapapa Yeo, cuma dare jg kan"

"Hhhh... Serah dah, gue ngantuk, mau tidur" kata gue dan langsung beranjak masuk ke kamar tamu.

***

Truth or Dare?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang