03. Aileen

7 2 0
                                    

Aileen memarkirkan mobilnya di garasi rumah Natalie. Dia memarkir secara manual. Biasanya kalau dirumahnya sendiri, semua serba otomatis. Memasuki area halaman, pencet tombol, mobil langsung masuk garasi.

Natalie menyambut Aileen di pintu masuk menuju rumah. Cewek itu sudah memakai piyama. "Gimana first work?" Tanya Natalie berjalan masuk disamping Aileen.

Aileen menghela nafas samar. "Capek banget"

Natalie terkekeh, dia merangkul pundak Aileen. "Iyalah, biasanya cuman tanda tangan, ini kesana-kesini" Natalie menuang air ke gelas, dia menyodorkannya ke Aileen yang baru duduk di kursi makan. "Btw, Al. Lorenzo ada fasilitas supir sama mobil. Kalian bisa pakai, biar kerjaan lo lebih ringan juga kan?!"

Aileen meletakkan gelas kosong di meja, dia memainkan tubuh gelas. "Gue sih gak masalah pakai mobil pribadi gue. Lagian kayaknya Lucas suka. Tadi dia sempet ketiduran"

"Al~~ lo enggak naksir brondong kan?"

Aileen menoyor kepala Natalie yang duduk disampingnya. "Yakali. Enggaklah!. Terlalu muda, Nat. Yang ada gue ngemong bocah"

"Bagus deh" lega Natalie. "Gue kira lo sefrustasi itu ditinggal kak Kun tunangan"

"Kan gue udah bilang. Kak Kun cuman sebatas tetangga. Dulu cuman cinta monyet"

"Bertepuk sebelah tangan. Jangan lupa"

"Yeuu sialan lo" kesal Aileen berdiri. Dia meraih tasnya. "Udah ah gue mau tidur"

"Mandi dulu!"

"IYA!" balas Natalie yang sudah mulai manaiki anak tangga.

Natalie bergeleng-geleng melihat kelakuan sahabatnya itu. Kalau diingat-ingat lucu juga. Dulu waktu SMA, Aileen dengan kuncir duanya menyatakan perasaan pada Kun yang dua tahun lebih muda dari mereka. Saat itu Aileen kelas dua SMA dan Kun maba.

Dengan modal nekat, Aileen mengajak Kun bertemu di taman perumahan. Dia membawa bolpoint dan kertas. Niatnya mau mencatat tanggal jadian dan di gantung di pohon mangga yang saat itu baru setinggi orang. Tapi gagal karena Kun datang bersama cewek lain.

Saat itu Aileen merasa tertolak sebelum menyatakan. Alhasil dia nangis-nangis enggak jelas di rumah Natalie.

"Al~~ Al" gumam Natalie. Cewek itu merapikan kursi Aileen dan kursinya sendiri lalu berjalan kearah tangga. Dia juga perlu istirahat.













Aileen menghempaskan tubuh di kasur, dia baru saja selesai mandi dan pakai skincare. Badannya terasa remuk semua. Sepertinya malam ini Aileen akan tidur nyenyak.

Aileen memandang langit-langit kamar. Sudah hampir dua bulan dia menghilang. Lebih tepatnya menghindari keluarganya sendiri. Sebenrnya dia kangen ayah dan bundanya. Tapi kesal karena jika bertemu pasti yang dibahas tentang perjodohan konyol itu.

Bagaimana tidak konyol ?. Aileen dijodohkan dengan laki-laki yang lebih tua darinya. Laki-laki yang tidak laku-laku sehingga Aileen yang jadi korban. Dia juga belum pernah bertemu, hanya mengetahui desa-desus tentangnya saja. 

Aileen berguling saat merasa ponselnya bergetar. Cewek itu menoleh pada jam dinding saat melihat siapa yang menelvon. Tak selang lama Aileen menekan tombol deal.




"Hai Noona. Maaf mengganggu"

"Ada apa Lucas?" Tak ada jawaban membuat Aileen melihat layar ponselnya. Masih terhubung. "Lucas kamu ngelindur ya ?" Masih tidak ada respon. "Saya matikan kalau kamu hanya iseng"

"Noona tunggu!" Cegah Lucas di sebrang sana.

Aileen yang sudah bersiap mematikan sambungan, menempelkan layar pada telinga lagi. "Jadi kenapa jam segini belum tidur ?"

Terdengar nafas berat Lucas di sebrang sana. "Kalau aku keluar dari dunia entertaiment bisa ?"

"Ha ?" Kaget Aileen. "Gimana-gimana ?" Sebenarnya Aileen mendengar, tapi dia ingin mendengar lebih jelas lagi.

Lucas kembali bernafas berat. "Orang tua ku enggak kasih izin pindah sekolah. Malahan aku disuruh keluar dari dunia entertaiment."

Aileen menegakkan tubuh, dia duduk bersila diatas kasur. "Lucas, dunia entertaiment enggak semain-main itu" Aileen memijat pangkal hidungnya. Benar kata Natalie, Lucas benar-benar pemula. "Kamu sudah tanda tangan kontrak. Bukannya orang tua kamu sudah memberi izin ?"

"Iya, tapi mereka enggak kepikiran tentang pindah sekolah, jadwal padat dan lain-lain. Kita fikirnya cuman kegiatan selingan kayak ekstrakulikuker"

Aileen membuang nafas samar. "Besok saya kerumah kamu. Saya akan bicara dengan mereka"

"Tapi ayah aku galak, noona"

"Hn ?. Enggak papa, saya akan bicara dengan mereka" senyap. Lucas tidak merespon. "Sudah malam, besok kamu sekolah dan shooting. Sana tidur!"

"Tapi noona, aku enggak bisa tidur"

Aileen merebahkan tubuh, dia berguling "kenapa ?. Kamar kamu banyak nyamuk ?"

"Enggak, hehe... lagi deg-degan"

"Lucas, sudah malam. Bercandanya besok saja. Saya ngantuk!"

"Aku enggak bercanda noona. Kata noona supaya akrab bisa anggap noona apa aja. Kan aku anggap noona pacar"

Aileen melihat layar ponselnya dengan eksprsi 'idiieww' dia menjauhkan ponsel dari mulut lalu mendengus keras. "Iya terserah kamu. Udah ya, sekarang tidur"

"Noona aku mau kayak Chenle tadi"

Aileen mengkerutkan kening. "Yang apa ?. Memangnya saya ngalain dengan Chenle ?"

"Peluk, cium, pangku"

Aileen menarik ponselnya lagi, dia melihat kerah jam. "Kamu ngantuk ya ?. Sana tidur. Ini sudah hampir jam satu pagi"

"Say something. Atau cium jauh dulu. Janji langsung tidur"

'Astaga....' dengus Aileen dalam hati. "Lucas, tidur ya. Sudah malam. Nice dream."

"Mwuahhh... noona juga tidur ya. Good night"

Aileen segera mematikan sambungan. Dia melempar ponselnya asal. "Ada-ada aja" ucapnya tak habis fikir. Aileen meraih guling, dia menutupi wajahnya dengan guling lalu tidur.


***

Sementara Lucas di rumahnya, dia senyum-senyum tidak jelas. Membenamkan wajah di bantal lalu berteriak-teriak kegirangan. Dia juga memukul-mukul kasur gemas.

Ah noonanya sungguh cantik. Suaranya terdengar bagus dan lembut. Walau Lucas harus berbiacara formal dengannya, itu sama-sekali tidak masalah.

Lucas meremas selimut saat membayangkan dia akan di peluk, di ciun dan di pangku noona Aileen. Cowok itu menengakkan tubuh, menutupi wajah merahnya dengan bantal. Karena kebanyakan condong kebelakang, Lucas terjatuh dari kasurnya.

"LUCAS!"

Lucas meringis, dia berdiri sambil memegang pingangnnya yang terasa ngilu. Cowok itu mengambil selimut dan bantal yang terjatuh

Lucas tidak membalas teguran ibunya. Dia langsung memtikan lampu lalu tidur.

Tidur dengan hati berbunga dan riang.






Noona Aileen, Lucas love you.





***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hai NoonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang