PROLOGUE

944 89 24
                                    

Mungkin saat ini Kim Aera sedang merutuki dirinya sendiri. Tentang, bagaimana ia begitu gila secepat itu mengambil keputusan? Untuk melakukan perannya sebagai tunangan sewaan Kim Taehyung.

Tapi mengetahui hal itu, tidak sama dengan mendapati dirinya merespon hal itu. Jadi, bagaimana caranya melindungi diri dari pria itu? Bagaimana cara menghapus bayangan-bayangan yang diciptakan  Taehyung dengan begitu mudah, bayangan ia berada di pelukan Taehyung, bayangan dirinya menjadi penggoda yang sulit terelakkan. Bayangan dirinya menjadi wanita yang tak sanggup dihindari Kim Taehyung?

Sekali lagi, Aera melakukan ini karena ia terpaksa. Bukan sebab rasa kagum, tergila-gila dan ia akan jatuh cinta. Melupakan kesepakatan ini. Kalau bukan perusahaannya terancam bangkut dan Aera tidak memerlukan proyek periklanan wine, yang di produksi perusahaan Taehyung. Aera tidak sudi repot-repot menjinjing sepatu tingginya, lelah menemani Taehyung mengobrol dengan rekan bisnisnya. Dan tersenyum manis sembari mengapit lengan pria Kim itu.

Aera tentu saja bukan wanita yang munafik. Terlebih, Taehyung adalah pria kaya dan begitu tampan. Siapa yang tak tergoda? Meski kemarin malam, sedikit lagi Aera tak sadarkan diri dan membiarkan Taehyung mencium habis bibirnya, menjamah sesuka hati. Aera tahu, dia sudah gila. Tetapi, mereka melakukan itu karena tak sadaer—menyimpan ketertarikan fisik satu sama lain.

"Aku hanya berperan menjadi tunangan sewaan. Bukan bodyguard wanita yang mengikuti kemanapun kau pergi." ucap Aera ketus, saat ia masuk ke dalam kamar hotel bersama dengan Taehyung yang masih membuntutinya.

"Well, jangan lupa. Aku belum meresmikan hubungan kita."

"Kau bercanda? Untuk apa meresmikannya? Lagipula, ini bukan tunangan sungguhan, Kim."

"Oh, apa kau berniat sungguhan menjadi tunanganku?" tanya Taehyung balik, menyeringai. "Aku bisa mendapatkan segalanya yang aku mau. Termasuk kau, Aera."

Aera meneguk ludahnya samar, sewaktu Taehyung mengenggam dagunya untuk di arahkan menatap pria itu. Sialan memang. Mendadak, ia melupakan fakta, bahwa Taehyung pintar mengendalikan semuanya. Banyak uang, tampan, dan kaya raya. Nyaris sempurna. Tak ada cacat sedikitpun.

Dengan gerakan pelan, Aera menepis tangan Taehyung. "Ya, termasuk aku. Dan itu di dalam mimpimu."

Taehyung terkekeh sinis. Aera, wanita yang begitu sulit dikendalikan. Waktu yang mempertemukan mereka. Pun Taehyung mencari celah untuk memanfaatkan. Jelas, pertunangan yang akan dilakukan sebuah kepalsuan. Untuk mengelabui Kakeknya yang meminta Taehyung segera menikah.

Bagaimana mungkin? Tidak ada wanita yang berhubungan serius dengannya. Mungkin hanya menjadi mainan, untuk bersenang-senang sesaat. Melihat Kim Aera yang penuh ambisi, keras kepala, cantik dan licik—Taehyung menyukai itu.

"Sejauh ini apa kau tidak menyadari sesuatu, Aera? Aku membawamu ke Hawkesbury jauh dari tempat kita berasal. Kau belum sadar juga?"

"A-apa?" Aera tergagap.

"Mengingat kau keras kepala dan membuatku pusing, aku sengaja memilih tempat ini." Taehyung tersenyum miring. "Sekarang apa kau takut? Ingin berlari dariku?"

"Kau mengancamku, Taehyung?"

"Kalau itu yang kau rasakan. Kenapa tidak?" kedua tangan Taehyung ia taruh di pundak Aera, menatapnya lebih dekat. Dan, jantung wanita itu berdebar takut. "Anggap saja hari ini aku berhasil diam-diam menculikmu."

"Kim!"

"Apa?" Taehyung menanggapi teriakan Aera dengan santai. "Silahkan cari jalan keluar dan kabur. Dalam waktu satu detik, aku sudah menangkapmu lagi."

"Apa aku salah mengira? Kau memanfaatkanku?" dari sorot mata Aera, ia benar-benar marah.

Taehyung tidak langsung menjawab. Dia tahu apa yang nantinya akan ia lakukan. Tatapan matanya balas menatap Aera lebih dalam. Seolah memancarkan aura dominasi yang kuat. Menunjukkan siapa penguasa sebenarnya.

"Nikmati waktumu disini. Kuberi kau waktu tiga ratus hari untuk mencintaiku, Nona Kim."

Baru saja, Aera tersadar. Bukan menjadi tunangan sewaan yang membuatnya gila. Tetapi, bagaimana jika ia sungguh bertunangan dengan Taehyung?

Sebagai kemungkinan terburuk—dia jatuh cinta dan tidak perlu menunggu waktu tiga ratus hari.

[]

Jadi apakah mau dilanjut? Ini akan aku publish kalau obsession sudah selesai ya :) beberapa ceritaku mungkin kalian tau, banyak yang di unpub. Aku lagi nungguin waktu buat publikasikan ulang. Tapi semoga work ini bertahan lama! Maaf selalu galau unpub/pub cerita baru. Aku sedikit bimbang dan ini masuk ke universe baru. Vibesnya agak mirip sama obsession.

UNWANTED FIANCEETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang