lima

597 59 4
                                    


"Sebenarnya kamu dijodohin sama dia"....

"HAAAAaa?!!" (namakamu) terkejoet.
"Sama dia pa?" tanya (namakamu) memastikan sambil melihat kearah iqbaal.

Iqbaal hanya menundukkan kepalanya, ia merasa mengapa selalu ada saja masalah ketika dia benar-benar mencintai seseorang.

"Ia kamu papa jodohkan dengan anak teman papa."
"Maaf papa ngomongnya mendadak."

"Ini prenk ya? buat konten youtube? Serius dong gk lucu, masi zaman jodoh-jodohan tahun berapa ini.
Pa, Ma ini bercandakan?" (namakamu) masi tidak percaya dengan perkataan papanya.
Ia tidak pernah mengira kisah-kisah dinovel dan film akan ia alami dikehidupan nyata.

"Papa serius! pernikahan kalian akan segera dilaksanankan." ucap papa (namakamu) sedikit dingin. Sebenarnya ia tidk tega mengatakan ini, tapi disisi lain ia juga memikirkan perasaan iqbaal, terlebih lagi iqbaal yang mengurus dan membiayai (namakamu) ketika sakit.

"Udah-udah masalah ini kita bicarakan dirumah saja." ucap mama (namakamu) menengahi.

Sore ini(namakamu) sudah di izinkan pulang oleh dokter, ingatannya sudah kembali pulih seperti semula.
Dokter juga menyarankn agar (namakamu) tidak berpikir terlalu keras dulu.

***
Tiba dirumah iqbaal.
Karna rumah orang tua (namakamu) yang berada diluar kota, jadi lebih baik pernikahan ini dibicarakan dirumah orang tua iqbaal.

Sejak dirumah sakit tadi dan sampai sekarang iqbaal masi diam saja.
Ntah apa yang merasukinya dan ntah apa yang ia pikirkan:)

Bunda rike menghapiri iqbaal yang duduk disofa ruang tamu.
"Ini resiko yang harus kamu terima, sebelumnya bundakn sudah mengingatkan.
Jika kalian memang berjodoh insyaallah semuanya akan di mudahkan. Gimana keputusannya nanti kamu harus bisa terima."bunda rike berusaha menenangkan anakya.

"Huufffff..." Iqbaal menghebus nafas kasar.
"Iya bunda, kalo (namakamu) emang gk bisa terima pernikahan ini, iqbaal ikhlas kok."
...

"Bagaimana pernikahan iqbaal dan (namakamu) kita laksanakan minggu depan saja. Lebih cepat lebih baik." papa (namakamu) membuka suara.

(Namakamu) yang mendengar itu sangat terkejut. Ia sama sekali tidak berani membatah perkataan orang tuanya.

"Bagaimana pak herry?" tanya papa (namakamu) kepada ayah iqbaal.

"Kalau saya setuju saja, tapi itu semua terserah iqbaal dan (namakamu) mereka yang akan menjalani nanti." ucap ayah herry.

"Bagaimana nak iqbaal?"

Iqbaal menatap (namakamu), ia melihat (namakamu) yang berusaha menahan tangisnya. Gadis yang ia kenal bawel dan gk bisa diam itu ternyata bisa menangis juga.

"Huuuufffh..." lagi lagi iqbaal membuang nafas kasar.
"Kamu gimana?" tanya iqbaal super duper lembut kepada (namakamu).

"Sok lembut, sok baik lu didepan bokap nyokap gw, om om gk tau diri emang, mimpi apa gw ketemu dia, tau tau dijodohin lagi." batin (namakamu) menghardik iqbaal.

(Namakamu) masi diam dan menatap iqbaal dengan tatapan tajamnya.

"Sayang dijawab?" tanya mama (namakamu) sambil mengelus punggung anknya.

"Sssesekolah (namakamu) gimana pa ma? Aku masi mau sekolah terus kuliah, aku juga pengen kerja,buat papa mama bangga, aku gk mau sekolahku sia-sia gitu aja." ucap (nam) gugup

Seketika hati iqbaal menghangat mendengarnya, dan mungkin dia yang harus mengalah.

"Kalo masalah sekolah saya tidak akan mengekang (nam), saya yang akan membiayai kuliah (nam) nanti, dan saya juga tidak keberatan jika (nam) ingin bekerja." jelas iqbaal.

Lagian sekarang (nam) sudah kelas 12 dan tinggal menunggu hasil kelulussan saja.

Hening seketikaa...

"Beri (nam) waktu sampai kelusasan nanti dan agar (nam) lebih mengenal suamiku dulu." ucap (nam)."

"Tapi pernikahannya...."ucap papa (nam) terputus.

"Tidak apa-apa om itu bisa diundur sedikit, kita harus saling mengenal dulu sebelum menjadi suami istri nanti."
Padahal iqbaal sudah cukup mengenal (nam), mungkin dia harus lebih mengenal (nam) yang baru yaa (nam) yang sesungguhnya.

***







Haiii!
Maaf ya lamaa update
Jangan lupa vote share
Di sarankan follow sebelum membaca oke
Makasih!










C E O IQBAALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang