Di suatu malam yang teduh bersamanya setelah menghadap Robb, memanjatkan doa dan memohon ampun. Kami kembali duduk di ruang tamu mungil kami seraya melanjutkan percakapan yang tadinya terhenti sejenak.
Mama melanjutkan nasihatnya yang tadi terpotong untuk sebuah kewajiban penting yang harus ditunaikan oleh seorang hamba.
Kata beliau: "Kamu tahu, Nak?? Jangan terlalu memakai perasaan ketika ada orang yang menyalahkan atau tak terima dengan arahan atau nasihatmu kepadanya. Tapi, tanamkan dalam diri bahwa mereka belum sampai di tahap itu dalam hal lmu. Jadi, jangan pernah patah semangat untuk terus menyebar kebaikan".
Sungguh kata-katanya selalu melekat dan bersemayam dalam pikiran dan otakku hingga aku beranjak dewasa. Membuat diriku tak pernah patah semangat untuk terus memberi bimbingan dan juga nasihat untuk mereka yang butuh arahan serta nasihat.
Entah, tapi semakin berumur semakin aku paham bahwa setiap kita punya sifat dan watak berbeda yang harus kita hadapi dengan sikap yang berbeda pula. Bukan malah dihadapi dengan sikap yang sama. Karena, itulah manusia, punya sisi yang berbeda-beda dari watak, sikap, perilaku, dsb.
Kuasa Alloh memanglah indah kepada setiap hambanNya yang diciptakanNya dengan begitu apiknya.
Jangan lupa bersyukur atas nikmatnya ☺️😇
Stay tune terus yah baca ceritanya hehehe
Jangan lupa vote dan komennya 😊😊
KAMU SEDANG MEMBACA
PELITAKU♥️
Ficção AdolescenteSebuah kisah tentang pengabdian seorang anak kepada orang tuanya, khususnya ibu yang telah melahirkan, membesarkan, merawat dan mendidiknya menjadi pribadi tangguh yang dapat selalu menyebar kebaikan bagi orang-orang sekitarnya. Serta dewasa dalam...