This story is translate story by taeyangtears.
Jimin POV
"Hushhhh," gue menempatkan jari telunjuk pada bibir gue.
.
.
.
Gue mengayunkan bantal dibelakang kepala bayi dan menutup telinga untuk menghilangkan suara tangis bayi.Bayi...Bayi? Tahan- Bayi astaga-?
Gue berbaring di tempat tidur, terlentang dan masih menggunakan baju tadi malam. Bahkan belum membuka sepatu.
Dengan grogi gue ambil bantal perlahan dan melirik kesebelah kiri untuk melihat bayi kecil yang terbungkus selimut warna biru, matanya berair dan bayi itu masih bernafas disebelah gue - di rumah...
Gue usap mata gue dan masih linglung plus mabuk berat karena alkohol tadi malam. Gue mengulurkan tangan untuk menyentuh bayi itu, berharap apa yang gue lihat hanyalah mimpi menyeramkan.
Tapi pantat gue menyeret kembali ke realitas ketika gue merasakan kulit lembut di jari-jari gue. Dengan cepat gue tarik kembali dan terdiam literally loncat dari ranjang gue.
Tempat tidur gue bergerak di depan mata dimana hal itu bikin gue mual. Gue terguling dari tempat tidur gue dan bahu yang bertabrakan dengan lantai dingin plus keras cuy,
gue berjalan untuk membantu gue sadar kembali, seperti setengah oke. Sebaiknya gue cari kacamata yang terletak disebelah ranjang.Mungkin mata gue tiba-tiba memburuk, itu artinya kemungkinan bisa saja gue salah lihat tapi faktanya bikin gue sangat kecewa. Bayi itu masih menangis di depan gue. Sambil mondar-mandir di sekitar kamar, gue mengusap pelipis berharap dapat menenangkan kepala gue yang rasanya mau pecah.
Ini asalnya darimana sih? Mikir lo Chim, mikir pake otak lo!!
Gue memegang hidung dan mencoba untuk memikirkan kejadian semalam. Memori terakhir yang gue ingat, gue make out sama cewek random yang gue temui di club pas pergi bareng Hoseok. Apa gue kena bius?
Kayaknya ga mungkin deh. Sekarang pertanyaan utamanya, gimana bisa bayi random ini ada disamping gue?
Gue mencoba menarik nafas dalam-dalam dan berjalan mendekati bayi itu. Gue berhenti sejenak. Kayaknya telinga gue mulai berdarah. Tuhan tau umat-Nya sudah lama menangis (menderita).
Gue menatap bayi yang diselimuti kain. Selama hidup gue ga pernah berharap ada bayi. Tebakan liar gue: kira-kira bayi ini baru lahir. Semakin terdengar suara tangisan, bayi itu mengintimidasi gue.
Gue merenung, bertanya-tanya gimana gue bisa ambil bayi ini tanpa gue sadari karena hal seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya di hidup gue. Gue mengumpulkan keberanian untuk meraih tangan si bayi di belakang kepalanya dan lengan yang satunya lagi menahan tubuh gue.
Menyesal memutuskan ini sebab semua yang gue lakukan simpelnya menjembatani kesenjangan di antara kami. Ini membuat telinga gue mendengar tangisan bayi yang lumayan keras.
Ya Tuhan, Jika engkau melihat ini hamba mohon maaf atas segala dosa yang hamba buat selama hidup. Mohon bantu hamba amen.
Gue berjalan kesana kemari di kamar, menggendong makhluk ciptaan entahlah gue ga tau siapa orangtuanya. Ga lucky-nya, bayi ini tetap menangis dan gue benar-benar frustasi. Gue ga bisa bawa bayi ini keluar jendela atau ketemu seseorang seperti yang gue inginkan.
Gue hidup sendiri, karena itu tidak ada yang membantu gue. Ga mungkin kasih tahu orang tua gue, gimana tanggapan mereka kalo tau gue-, bisa hancur reputasi Park Jimin. Bisa-bisa mereka mikir ini anak gue.
Gue menggelengkan kepala dan mengomel sendiri. Di otak gue ada ide yang menurut gue gak konyol-konyol amat. Tetap ada kemungkinan. Gue lanjut memikirkan cara agar bayi ini berhenti menangis.
Mungkin dia haus.
Tapi gue belum makan..,gue membiarkan bayi ini sementara gue berniat makan di luar.
Plus ga ada susu di dada gue. Benar 'kan?Gue berharap Tuhan mendengar doa gue setelah semua ini. Kemudian bel berbunyi, disana ada-
A/N
Aku disini posisinya sebagai Translator (Penerjamah).
Credit to owner this book
- Panda -Update setiap hari Selasa dan Jumat.
Kalian lebih suka POV Jimin pakai aku atau gue?
![](https://img.wattpad.com/cover/232013691-288-k971951.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ʙᴀʙʏ ᴅᴀᴅᴅʏ | ᴘ. ᴊɪᴍɪɴ {ʙᴀʜᴀꜱᴀ ɪɴᴅᴏɴᴇꜱɪᴀ}
Fanfiction"Ini semua dimulai ketika Jimin menitipkan bayinya padaku untuk di susui." Jimin bangun dengan hangover dan terkejut ada bayi disebelahnya. Tidak ada bayangan malam kemarin, dia harus menemukan bagaimana bisa dia berakhir dengan makhluk aneh ini. D...