Kisah Tanpa Judul

18 4 0
                                    

Cerpen dari A_Mth27 sebagai peringkat ketiga

Penulis: Metha

Hari ini cuaca sedikit berangin, cuaca yang sama dengan hari itu, hari dimana aku bertemu dengannya untuk pertama kali, aku yakin hari itu tak akan di kulupakan.

Namanya Dineshcara Hidayat, orang-orang memanggilnya Dinesh, dia adalah sosok jangkung berkulit kuning langsat dan bermata sipit.

Hari itu adalah hari pertamaku menginjakkan kaki di salah satu SMA negeri yang ada di kotaku, aku baru saja lulus SMP sekitar 2 bulan yang lalu.

Aku berjalan dengan menenteng map merah di tangan kananku, bisa kulihat ramainya calon peserta didik yang tengah mengantri di loket pendaftaran.

Aku memutuskan untuk duduk dibawah pohon kayu yang tak jauh dari loket, sebenarnya pihak sekolah menyediakan bangku untuk menunggu, tapi sepertinya aku tak kebagian.

Selang beberapa waktu, aku melihat sosoknya, dia menghampiriku dengan senyum manis yang membuatku berdebar.

"Adek kenapa duduk disitu?, Ayo, biar Kakak carikan bangku." Katanya sambil berjongkok di hadapanku.

"Nggak papa kok Kak, disini nyaman." Jawabku dengan senyum yang kuanggap terbaik.

Setelahnya dia pergi tanpa mengatakan apa-apa, jujur saja aku, sedikit kecewa. Kemudian aku berdiri dan berjalan pelan menuju ke loket yang masih saja ramai.

Langkahku terhenti saat seseorang menepuk pundak ku.

"Mau kemana Dek?," Tanya orang itu, ternyata dia adalah orang yang sama dengan yang menghampiriku tadi, aku berbalik, ku lihat dua kursi plastik di bawah pohon yang tadi.

"Ayo duduk, biar kakak temenin." Lanjutnya dengan senyum yang lagi-lagi membuatku berdebar.

Tanpa berkata apapun aku mengikuti langkahnya, kami duduk di kursi plastik yang dibawanya tadi.

"Nama kakak Dineshcara, panggil aja Kak Dinesh, kalau kamu namanya siapa?" Ucapnya sambil mengulurkan tangannya padaku.

"Aku Ameetha Kak." Jawabku lalu menyambut uluran tangannya.

Setelah itu kami berbincang, dia terus menemaniku sampai loket pendaftaran sepi, mengajakku mengobrol dan menawarkan camilan padaku, mengenalkan lingkungan sekolah serta menanggapi beberapa pertanyaan yang kuajukan.

Itulah pertemuan pertama kami, pertemuan yang menurutku cukup berkesan, membuatku tertarik untuk mencari tahu lebih banyak tentangnya, Dineshcara, setelah kutelusuri ternyata arti namanya adalah matahari, nama yang indah bukan?.

Jika itu dulu maka beda lagi sekarang, dulu aku merasa spesial karena dihampiri olehnya, sekarang aku telah diterima di SMA yang sama dengan tempatku bertemu dengannya.

Aku bisa melihatnya setiap hari, tapi tak bisa mendekatinya, aku bukanlah orang yang spesial, perlakuannya padaku hari itu sama dengan perlakuannya pada orang lain.

Dan yang paling membuatku sedih adalah, kenyataan bahwa dia melupakanku, apakah pertemuan kami tidak berarti apapun untuknya?, Astaga ini melukai egoku.

Bagaimanapun aku hanya remaja labil yang gampang patah hati, aku sedih saat dia tertawa dengan para gadis, aku sedih saat dia melewati ku tanpa menyapa, dan aku sedih saat rumor tentang dia dan kekasihnya beredar di seluruh penjuru sekolah.

Baiklah, aku tak apa, memang pada dasarnya aku saja yang gampang terbawa suasana, pertemuan itu ternyata bukanlah hal fantastis, kisah antara Ameetha dan Dineshcara tidak lebih dari kisah cinta bertepuk sebelah tangan, kisah Ameetha dan Dineshcara bukanlah kisah cinta yang indah, kisah Ameetha dan Dineshcara berakhir dengan luka untuk satu pihak.

Setelah rumor itu beredar aku memutuskan untuk melupakan sosoknya, melupakan perbincangan hangat yang kuanggap manis, melupakan semua tentang Dineshcara Hidayat.

Kumpulan Cerpen Member FPPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang