1.
FLASHBACK - SEMASA KECILKrik... Krikk... Krikkk...
Suara jangkrik bernyanyi dipagi hari sungguh membuatku nyaman mendengarkan nya, diiringi dengan suara air mengalir sungguh menambah indahnya pagi hari ini.
Rumahku berada disebuah desa yang cukup jauh dari perkotaan, dengan pepohonan yang masih begitu rimbun, dikelilingi aliran sungai, begitu asri dan sangat terasa alam nya, aku sungguh menyukai suasana alam yang indah ini.
"Reffa ! Bangun, sudah jam berapa ini? Pakaian sudah menumpuk!" Teriak Ibu, tak pernah satu hari aku mendengar ibu tidak mengomeli diriku
"Baik bu" Bergegas aku beranjak dari berimajinasi mendengarkan nyanyian jangkrik alarm pagiku
"Mencuci kesungai saja! Air sedikit, ibu capek angkat air, ayahmu malas sekali untuk mengangkat air dari sungai ke tong di dapur, hari ini kamu yg isi tong air sampai penuh" Tegas Ibu dengan muka yang cemberut
Ya, namaku Reffa Anjani. Seorang gadis kecil berusia 4 tahun. Aku terlahir sebagai anak pertama, yang saat ini mempunyai seorang adik lelaki. Orang bilang aku mempunyai sifat seperti air seperti zodiakku pisces aku memang seperti ikan yang mengikuti arus air.
Keras kepala, tidak tega-an, cuek, seperti harimau kalau sedang marah, ya betul sekali. Itu adalah sifatku, namun keras kepalaku untuk prinsip dan kebenaran, jika benar aku siap mempertaruhkan nyawaku untuk kebenaran itu.
Aku tidak seperti anak-anak lainnya, kehidupanku berbeda. Baru berusia 4 Tahun ini aku tinggal bersama kedua orang tua dan adikku. Setelah dilahirkan oleh ibu, aku dirawat oleh nenek, alasannya ayah ibu ingin mencari uang untuk hidup, seorang anak membutuhkan ASI seorang ibu. Diriku tak merasakan ASI itu. Makanku roti, madu dan air gula saat bayi. Semua hal itu diceritakan oleh nenek, aku sangat menyayangi beliau lebih dari apapun.
Ayah seseorang yang mudah mengeluh, mudah menyerah dan tidak tahu arah saat sedang pusing, siapa saja bisa ayah marahi, ayah sangat bergantung pada ibu.
Sedang ibu, seseorang yang keras. Sama seperti ayah, ibu juga seseorang yang tak pernah puas. Mereka berdua kata nenek dulunya dijodohkan. Ya mungkin saja karena saat itu masih seperti zaman Siti Nurbaya.
Saat tak mempunyai uang, ayah dan ibu sering bertengkar, lalu melampiaskan amarah mereka kepadaku, saat mereka berselisih paham, mereka juga melampiaskan nya padaku, dengan memukul atau dengan mengucapkan kata "dasar anak tidak berguna".
Nenek bilang dulunya aku dikandung ibu lebih dari 9 bulan, tepat nya beberapa hari lagi tepat 1 tahun. Yang artinya 12 bulan aku didalam perut ibu, melahirkanku ibu hampir menyerah karena sakitnya luar biasa, dengan mengeluarkan banyak darah. Ayah ibu juga menginginkan anak lelaki namun yang terlahir adalah anak perempuan.
Aku tak mengerti dengan semua hal tentang itu, setelah aku mengetahui alasan-alasan itu, rasanya tak masuk akal.
Untuk apa aku dibuat?
Untuk apa aku dilahirkan? Kenapa tidak digugurkan saja saat usia kandungan ibu lebih dari 9 bulan?
Untuk apa aku dihidupkan? Kenap tidak dibunuh atau dibuang saja?
Bagiku lebih baik begitu, daripada aku harus hidup dan dibesarkan dengan kebencian kedua orang tuaku.
Tidak apa-apa aku dibuang, dirawat oleh orang lain yang memunggutku, menjadi budak. Tidak masalah, karena aku tau aku bukan anak kandung, wajar saja aku diperbudak oleh orang yang menemukanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Tangan
General FictionPERINGATAN 🔞 ! Cerita ini mengandung 18+ ! ..... Dia adalah pandir paling bedebah Menggores pedih tanpa bisa melangkah Telinga menuli seakan enggan berpaling arah Tertawa puas berharap aku menyatu dengan tanah Dia... Penyamaran sempurna malaikat pe...