Denganmu aku bahagia, tanpamu pun aku harus bahagia. Sebab tidak ada yang menjamin hadirmu akan selalu ada
----------Ravin melihat kearah seorang cewek yang memakai kacamata dengan rambut dikuncir kuda. Siapa lagi kalau bukan Alena.
Alena merasa risih ditatap seperti itu dengan Ravin. Alena kemudian menundukkan kepalnya agar tidak bertatapan dengan Ravin.
"Perbaiki seragam kalian bertiga!" ucap bu susanti. Mereka bertiga tidak melakukan perintah dari bu susanti.
Pak Wisnu yang melihat itu hanya menggeleng gelengkn kepalanya melihat tingkah siswanya yang seperti berandalan.
Ravin, Dafin, dan Dafan hanya mendengar ocehan yang keluar dari mulut pak Wisnu.
Setlah sekian lamanya berjemur dilapangan, akhirnya upacara telah selesai. Siswa/i pun masuk kekelasnya masing masing untuk memulai mata pelajaran pertama.
__________Di kelas XI Mipa 3 lebih tepatnya kelas Alena dan Kaila. sepertinya tidak ada guru. Kelas Alena sangat berisik.
Teman teman nya sudah melakukan kegiatan berbeda beda. Ada yang memakai Make Up. Bermain game. Mengerjakan tugas. Bernyanyi. Berjoget. Bergosip ria. Dan diam ditempt nya.
Yang dilakukan Alena hanya diam ditemptnya sambil membaca buku. Sedangkn Kaila sedang mendengarkan lagu, sesekali dia mengikuti lirik lagu dan bernyanyi.
"Woy!" teriak seorang cowok sambil menggebrak meja guru yang langsung mengangetkan seisi kelas Alena.
Semua siswa/i langsung kembali ketemptnya dan duduk rapi.
"Berisik banget si lo pada" ucap Dafin.
Ya. Mereka bertiga lagi. Mereka bertiga bolos. Tadi dia bertga sedang berjalan jalan dikoridor sekolah. Waktu melewati kelas Alena, suaranya sangat bersik. Dafin pun mengintip di kelas Alena. Dan ternyata tidak ada guru. Jadi mereka bertga memutuskan untuk masuk.
"Urusannya sama situ apa?" tanya Alena. Ya, setelah Dafin masuk lalu mengebrk meja, Alena segera mematikan musiknya dan menatap kearah tiga orang pria.
"Itu ngenggu orang lagi belajar" ucap Dafan sambil menatap Kaila.
"Trs knp emang? Masalah buat lo?" kata Kaila dengan wajah menantang.
"Astgfrllh ya allah. Sabarkan lah hamba mu" kata Dafin sambil mengusap dadanya.
Ravin tidak peduli dengan kedua sahabtnya yg sedang beradu mulut dengan Kaila, sahabat Alena.
Ravin terus menatap Alena yang sedang membaca buku dengan tenang. Lama kelamaan ketenangannya terganggu karena Kaila dan kedua sahbat Ravin tengah beradu mulut. Alena memutuskan berdiri dari tempatnya.
"Kaila" panggil Alena
"Bentar Al, gw lagi ngurus bocah ingusan dulu" jawab Kaila tanpa melihat kearah Alena.
"Sembarangan banget ye lo. Ganteng gini juga npe disamain sama bocah ingusan?" protes Dafin tidak terima.
"Pede lo?" kata Kaila dengan berkacak pinggang.
"Kaila" panggil Alena sekali lagi. Tapi Kaila tidak menjawab panggilan Alena karena masih sibuk bertengkar.
"Kaila" panggil Alena, kali ini suara nya sedikit meninggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ineffable Hiraeth
General FictionHentikanlah semua ketakutanmu yang tak masuk akal. Percayalah, engkau akan memperoleh kebahagianmu.