🌸🌸🌸
Sekelebat kilat berwarna jingga kemerahan tiba-tiba datang dari balik sebongkah batu persembunyian, menghantam sekaligus menghanguskan apa saja yang dilewatinya. Pokok-pokok kayu dan rerumputan yang tersulut, seketika dilalap habis tak bersisa. Menyisakan kobaran api yang menjalar ke mana-mana.
"Sudahlah, menyerah saja. Kau tidak akan bisa membunuh kami," salah seorang asing berjubah putih dengan corak khusus berbentuk belah ketupat di bagian punggung, berdesis tajam pada lelaki yang baru saja terempas jauh ke belakang.
Makhluk itu tersenyum miring. "Kau terlalu lemah hari ini, jadi ... biarkan aku yang membunuhmu."
"Jahanam!" lelaki beriris hitam bak obsidian itu menggertak keras tak terbantah. Dengan sisa tenaga yang dimilikinya, Elvern pun bangkit dengan candrasa penuh darah sebagai penopangnya. "Dasar iblis! Jangan pernah berpikir bahwa aku akan menyerah begitu saja!"
Jarak kembali terbentang lebar saat pedang Elvern menghantam keras perisai transparan milik lawannya yang kedua. Fireballs dengan ukuran sedang kembali dilemparkan, diikuti embusan angin dahsyat yang langsung dikerahkan saat itu juga. Kekuatan dari Invisible Shield sangatlah hebat, tiupan pawana dari pusatnya bahkan sukses membuat tubuh Elvern memar karena terbentur bebatuan besar.
"Bagaimana? Kau sudah lihat, kan, siapa yang paling kuat di sini?" tanya Fire User itu sembari bersedekap angkuh. "Seharusnya kau yang mati, bukan kami."
Elvern membisu, tangannya mencengkeram kuat tanah yang bergumpal bersama darah. Bibirnya bergetar hebat menahan umpatan serta emosi yang bergejolak. Sungguh, rasanya dia ingin menyobek habis kulit mereka detik ini juga.
"Tamatlah riwayatmu!"
Tangan sang Fire User kembali terangkat, jari-jemarinya bergerak lihai di udara. Detik-detik terlewati, kilatan memerah itu kembali tercipta dari sela-sela jarinya. Namun, belum sempat kobaran api itu lolos dari kendalinya, lengkingan seorang gadis ternyata lebih dulu memecah konsentrasinya.
"BERHENTI!"
Lidah api yang menjulur dari tangan Fire User sontak padam, tergantikan dengan asap hitam yang membumbung. Tiga pasang netra itu pun beralih, menatap seorang gadis yang sekarang sudah berdiri tepat di hadapan Elvern.
"Kalian tidak boleh menyerang yang lemah!" teriak gadis itu yang sentak membuat Elvern melebarkan matanya. Berbeda dengan pemilik Invisible Shield yang tampak tenang, sang Fire User justru tertawa mendengar seruan itu.
"Lemah?" Fire User tetap terbahak, kali ini lebih kencang. Tatapan tak percaya yang sengaja dia perlihatkan saat ini, membuat aura keangkuhannya terasa semakin menjadi-jadi. Tentu saja dia terkejut. Dia tidak menyangka gadis ini mau melindungi sosok kejam yang sebenarnya bukan siapa-siapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloody Night
FantasyHutan Everost adalah tempat di mana dua asing itu saling dipertemukan untuk pertama dan terakhir kalinya. Berawal dari sebuah pertarungan melawan sosok pengendali api dan rekannya yang dingin, Allerya---gadis manis berpita merah muda yang tak diket...