2.Impian Bersama.

13 6 4
                                    

"huft..sampai juga,perut gue sakit jalannya ngajak ribut!"aku mendudukan diriku,didepanku pemandangan yang sangat-sangat indah yang ada didesa kami dari atas bukit yang didepannya terdapat hutan yang lebat.

"Jalanya kan emang terjal ya gitulah jadinya gelenjotan,"Cibir ari dan mendudukan diri disebelahku diikuti yang lain.

"oh iya ga nyangka ya udah mau semester akhir aja"ucap adam memadang pemandangan didepannya dengan lesuh.

"Mau gimana lagi,kita gak bisa menghindari ini toh nanti kita juga akan menghadapi ini juga,"Sahut Langit memandang kami dengan senyum sedihnya.

"Akhirnya kita akan pisah juga entah itu karena masa depan dan cinta,"Sahutku memandang lurus aku berada ditengah2 mereka berempat dengan Ari disebelah kananku dan Langit disebelah kiriku.

"Walaupun kita udah pisah jangan pernah lupa sama persahabatan kita ya,"Ucap Tino memandang kami dengan senyumannya.

"pasti dan jangan lost kontak,walaupun kita semua bakalan sibuk nantinya dengan urusan kita masing-masing tapi usahakan untuk bagi kabar kalian semua,"Ucap Ari memandang lurus.

"Oh iya tang,lu jadi masuk UNJA?"Tanya Ari memandangku dengan penuh minat,diikuti yang lain memandangku menuntut jawaban dariku.

"Jadi gue masuk jalur beasiswa,gue juga lagi mempersiapkan diri,"Jawabku memandang wajah penuh minat mereka dan kembali memandang lurus.

"Lah lu kan pintar tang,gue jamin lu bakalan dapet tu beasiswa dah,"Sahut tino menyemangatiku.

"Kalaupun lu ga keterima beasiswa,orang tua lu kan sanggup biayain kuliah lu tang apalagi abang lu kan dokter,tapi gue yakin lu dapat tuh beasiswa"Sahut Adam pula menyemangatiku.

"Ra,gue yakin lu bisa oke!dan jangan lupa doa,"Semangat Langit padaku dengan senyuman manisnya yang mampu membius perempuan.

"Makasih ya teman-teman atas dukungan kalian gue pasti berjuang buat dapetin tu beasiswa,kalian dukung gue selalu oke!"Senyum bangga ku tunjukan pada mereka,aku bahagia,aku bangga pada mereka yang selalu untukku dan yang pasti aku bahagia memiliki mereka.

"Pasti dong kita akan dukung lo selalu dimana pun dan apapun itu,"Sahut ari yang ingin memelukku tetapi langsung ditarik oleh adam yang berada disebelahnya,dan dihadiahi pandangan kesal dari Langit.

"Enak aja peluk-peluk lu ri,"Cibir adam yang tengah menahan ari.

"Iya tuh mau kena samplek lu sama pawang-pawang bintang?,"Sahut tino memandang ari.

"Ari gue pepesin entar lu,"Kesal Langit dengan mengerakan tangannya seakan ingin mempepes ari.

"Baru pawang kedua yang turun tangan ri,lu udah ketar-ketir apalagi pawang pertama bisa kencing dicelana lu,"Ejek Tino memeletkan lidahnya pada ari dibalas dengan tatapan sinis Ari.

"Selamat lu Ri Bang Bumi kaga ada disini,"Sahut Adam membuat Ari ciut.

"Lagi pula ga jadi hampir kelepasan gue pengen cepet-cepet nikahi bintang heheh,"Kekeh Ari,Langit yang mendengarnya pun langsung memandang garang pada ari.

"Udah Ri pawangnya tambah kesel sama lu,"Tegur Tino yang melihat wajah garang Langit.

"Udah ah pusing gue dengar kalian ga jelas intinya gini siapiin mahar,hafalin surah ar-Rahman,dan berani hadapin Bang Bumi hahaha,"Kekehku memberitahu mereka.

"namanya masuk lubang buaya,"Sahut adam bersusah payah menelan ludahnya dengan wajah ngerinya.

"Hahaha bodoamat!,"Ucapku melihat wajah melas mereka Kecuali Langit yang wajahnya seakan biasa saja.

"Gue tertantang kalo gini,gue bakalan taklukin Bang Bumi tenang aja Ra,siap-siap aja nikah sama gue,"Ucap Langit percaya diri menyunggingkan sebelah sudut bibirnya.

"Gue harus bisa nih,"semangat Adam dengan sekalian memanas-manasi Langit.

"Nah gue punya ide nih,kalian ada yang bawa buku sama pena kaga?,"Tanya Tino memandangi kami.

"Gue baru ingat dijok motor gue ada buku sama pena yang lupa gue keluarin,"Jawab gue melenggang pergi ke motor.

"Mau ngapain sih No?,"Tanya Ari heran dengan ide Tino.

"Udah deh ikut aja kalian,mana buku sama penanya Tang?,"tanya Tino memandangiku mengulurkan tangan meminta buku dan pena.

"Nih,mau ngapain sih?,"Tanya aku dan memberikan buku dan pena padanya.

Tino melengang pergi menuju pohon yang ada dibagian kanan kami "sini dah kalian,"Panggil Tino memandang kami.

Kami pun pergi menghampiri tino yang sedang merobek buku menjadi lima dan memberikan satu lembar kemasing-masing kami.

"Nah sekarang kan udah ada satu lembar buku dikalian masing-masing,gue mau kalian nulis disitu apa yang sangat kalian impikan nanti setelah kita masing-masing menikah kita buka impian kita ini dan kita lihat dengan kalian membawa masing-masing pasangan kalian,"Jelas Tino dan kami pun langsung paham.

Kami pun menulis dengan bergilir-gilir dikarenakan pena hanya satu menulis impian yang kami impian entah kelak akan terjadi ataupun hanya angan-angan.

Tetapi impian tetaplah impian,suatu keinginan yang kita harapkan menjadi nyata.

"Nah untung gue sempat nemu ni botol,kalian lipat kertas kalian didepan lipatanya kalian kasih nama punya kalian dan masukin kedalam ni botol,untung ni botol besar,"Titah Tino dan kamipun mengikuti instruksinya mulai melipat,memberi nama dan memasukannya kedalam botol.

"Oke setelah kita semua udah menikah kita lihat isi dari impian kita dengan pasangan kita masing-masing dan semoga kita semua masih ada didunia ini,"Harap Ari memandang kami dengan senyum sedihnya.

"Amin...dan jangan sampe lost kontak paham!,"Langit mengingatkan kami lagi.

Kami pun mulai mengali tanah dan mengubur botolnya dan berdiam selama beberapa detik berkelabuh didalam pikiran masing-masing.
"Situ yok,duduk diujung bukit nikmati hari kita bersama,"Ucap aku yang menyadarkan mereka dari pikiran mereka dan melenggang pergi dan duduk diujung bukit dengan kaki menjuntai kebawah diikuti mereka yang langsung duduk dengan aku yang berada ditengah-tengah mereka.

"Oh iya gue lupa nih kapan kita mulai masuk sekolah?,"Tanya Langit yang berada disebelahku memandang kami bergantian.

"Besok"Jawab Tino,wajah Langit langsung terkejut mendengarnya.

"Cepet amat,baru aja otak gue resfesing udah sekolah aja,"Cibir Langit menetralkan wajah terkejutnya menjadi kesal.

"Yaudahlah lu sih maunya libur mulu,"Sewot Adam.

Ari melihat jam tangannya dan menunjukan pukul 04.00,"Eh gue lupa,gue disuruh mak gue nganterin kerumah bibi gue,"Sadar Ari langsung berdiri diikuti kami.

"Yaudah deh pulang aja yuk,sekalian gue mau sholat asar nih,"Sahut Aku dan mereka pun menyetujuinnya.

"Yaudah pulang dah,ri anterin gue pulang dulu,"Ucap Tino.

"Nebeng sama yang lain aja gue buru-buru,by gue duluan woy,"Ucap Ari melenggang pergi dengan motornya.

"Yaudah sama gue aja No,"Tawar Langit menaiki motornya diikuti Adam dan aku menaiki motor masing-masing.

"Iya anterin gue pulang Ngit,"Tino langsung duduk dibelakang motor Langit.

"Yaudah gue duluan ya,"Ucap gue dan langsung pergi menuju rumah diikuti Adam yang satu arah pulang denganku

Maaf ya guys baru up,mohon kritik dan sarannya🙏.
Terima kasih banyak sudah bersedia membaca,mohon like dan komennya,satu like dan komen kalian sangat berharga bagi saya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bintang💫(On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang