PROLOG

5.2K 360 4
                                    

Maafin aku yang gasabaran buat rilis ini. So, buat para pembacaku, kita cek prolog sambil menunggu arah kapal Karina.
.
.

"Kayla!" panggil Jonathan dari jauh. Perempuan yang di panggil Kayla menegok lalu tersenyum lega. Ternyata ada teman SMP yang sama dengannya masuk ke SMA ini.

"gue kirain gue sendirian aja disini," Kayla mengusap dadanya sesaat setelah Jonathan menghampirinya.

"makanya sekolah jangan di tempat elit. Mana ada temen lu disini," Jonathan berjalan beriringin dengan Kayla menuju lapangan tengah, tempat peserta mos berkumpul.

"yaelah, kalau bukan kemauan bokap juga gak sekolah disini gue," Kayla memutar bola matanya. Sesaat ia bertatapan dengan kakak kelas yang menyeramkan. Matanya menatap Kayla tajam. Seperti serigala yang akan menerkam mangsanya. Kayla menunduk takut, melihat beberapa teman kakak kelas itu juga memperhatikannya.

"serem banget," celetukan Jonathan membuat Kayla reflek menoleh ke sampingnya.

"lu ada buat salah ya?" Jonathan menyerit balas menatap Kayla.

Kayla menggeleng keras lalu mengangkat bahu tak perduli. Hanya ditatap tajam oleh kakak kelasnya bukan jadi hambatan Kayla untuk melanjutkan MOS.

Panitia MOS mengumumkan kegiatan mereka selama di sekolah, dan Kayla berpisah tim dengan Jonathan. Kayla mengenal bangunan barat, dan Jonathan mengenal bagian timur. Kayla mendesah kesal, kenapa kantong kemihnya bermasalah disaat yang tidak tepat.

"aduh kebelet lagi," Kayla mendengar gumaman seseorang disebelahnya. Kayla merasa mendapat keberuntungan tentu tidak menyia-nyiakan kesempatan.

"sama gue juga, bareng aja," Kayla berusaha memberikan senyum terbaik.

"oke, lu yang izin," gadis itu menunjuk kakak kelas perempuan yang sedang menjelaskan laboratorium bahasa kepada tim MOS nya.

Kayla mengangguk dan tentu dizinkan. Mereka berdua langsung menuju toilet yang agak jauh dari tempat mereka sekarang.

"gue gatahan lagi, langsung aja," gadis itu memasuki salah satu bilik dan Kayla disebelahnya. Setelah menyelesaikan urusan kecil di toilet, Kayla keluar dan mencuci tangannya. Bertepatan teman barunya keluar.

"gue Abel," ucapnya sambil mencuci tangan.

"Kayla," Kayla balas tersenyum.

"okey Kayla, kita muter dulu baru balik ke tim MOS kita," Abel tersenyum nakal. Justru membuat Kayla tertantang. Kayla tertawa mengiyakan ajakan Abel.

Mereka berjalan berlawanan arah dari tim MOS nya, menuju halaman belakang.

"gue gak tau nih sekolah punya taman," Abel memetik asal bunga dan meremuknya.

'Jahil banget', batin Kayla.

"gue gak suka MOS," Abel duduk di bangku semen disusul Kayla.

"gue ga juga, tapi karna ada temen ya ikutan ga suka," Kayla terkekeh dengan ucapannya. Abel tersenyum lalu mengeluarkan cat kuku bening dan memakainya.

"lu dari sekolah mana?" Kayla menatap Abel dari ujung rambut sampai ujung kaki.

"SMP 5, gue tebak lu dari SMP elit," Abel berbicara tanpa memandang Kayla.

"hampir. Gue nolak pas bokap masukin ke SMP elit, soalnya temen SD gue pada ambil SMP Garuda. Gue ngikut aja," Kayla menatap sekeliling, merasa diperhatikan. Tapi tak ada satupun orang yang terlihat.

"terus kenapa milih kesini?" Abel mengangkat tangannya, menilai cat kuku yang ia kuaskan.

"kalah argumen sama bokap. Kalau lu?"

"deket dari rumah," Abel menyerit melihat beberapa kakak kelas berjalan sombong menuju mereka berdua. Sekitaran 5 laki-laki berandalan, khas anak-anak pelawan sekolah.

"eh ada dedek imut," sapa salah satu yang bertubuh ceking. Kayla melirik Abel yang nampak tak senang dengan kedatangan mereka.

"Kay, cabut yuk," Abel menarik tangan Kayla namun ditahan salah satu dari mereka yang agak berisi.

"lho, mau kemana. Tadi bolos kesini, kok sekarang malah lari?" ucapnya menggoda. Terdengar menjijikan ditelinga Kayla.

"em.. mau balik ke tim lagi kak," Kayla menjawab sopan, berusaha tidak memancing keributan. Sedangkan Abel tidak menjawab sedikitpun.

"eh main dulu sama kita," yang bertubuh gemuk mencolet Abel dan ditepis wanita itu.

Kayla memandang Abel, berusaha mencari celah untuk lari.

"yang rambut lurus punya gue," ucap yang ceking sambil mengedipkan mata ke Abel. Kayla mendadak gelisah.

"kalau gitu yang ini punya gue," ucap lelaki bertubuh berisi sambil merangkul Kayla. Kayla reflek menghindar namun malah terjatuh dengan lutut mendarat di tanah.

"eh disini aja nih?" lelaki itu jongkok sambil mengelus betis Kayla membuat Kayla semakin gugup. Elusan itu semakin keatas, namun hal tak terduga terjadi.

Sebuah sepatu mendarat pas diatas kepala lelaki kurang ajar itu, dan membuat yang punya kepala terdorong kedepan.

"anjing," umpat nya lalu menoleh kebelakang. Seketika rautnya berubah ketakutan melihat siapa dihadapannya. Lelaki lain, bertubuh atletis, bajunya keluar dari celananya, rambut menutupi dahinya, ada rokok di sela bibirnya. Kayla mengerang, apa lagi sekarang. Sedangkan Abel sudah siap membantu Kayla.

"lu yang anjing," balasnya pada si mesum membuat yang lain mundur perlahan. Si mesum bangkit dengan tatapan menantang. Merasa malu di dihadapan Kayla dan Abel.

"sialan, jangan ganggu gue dong," si mesum mengumpulkan keberanian menantang serigala dihadapannya.

"dasar siswa abadi," tragedi terjadi begitu ucapan si mesum keluar dari mulutnya. Tinjuan sang serigala tepat mengenai rahang si mesum, membuat bibirnya pecah, dan rahangnya bergeletuk kuat. Si mesum pingsan dalam sekali tinjuan, dan yang lain kabur meninggalkannya. Serigala menatap Kayla tajam. Menarik wanita itu berdiri dengan tidak halus.

"maka-" belum sempat ucapan Kayla lengkap, bibirnya di raup dalam oleh sang serigala. Ciumam menuntut yang membuat Kayla dan Abel syok. Setelah kehabisan nafas, sang serigala mengecap leher Kayla, memberi tanda kepemilikan disana. Serigala itu menatap mata coklat Kayla. Netra abunya tertutup gairah. Dan kecupan ringan kembali dirasakan Kayla dibibirnya.

"mulai sekarang, lo milik gue," ucap sang serigala telak. Dan seperti perintah mutlak yang tak bisa Kayla langgar.

.
.
oke sekian prolognya. Semoga uri readers tercinta menyukai cerita ini(:

El.

OUR KEY [two shoot story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang