Boleh jadi, kita itu harus belajar dari dibenci lebih dulu, untuk paham arti kasih sayang dan kepedulian
***********Flashback
"De, sampai sini aja ya!? Macet banget kayanya didepan gerbang kamu."
Anna mengalihkan pandangannya kedepan, melihat padatnya kendaraan didepan gerbang sekolahnya. Bisa dimengerti hal itu terjadi, mengingat waktu sudah menunjukan hampir masuk kelas. Ya kurang dari 15 menit lagi mungkin bel berbunyi.
"Iya bang, aku jalan aja biar abang bisa langsung putar balik." Anna melepas helm yang dikenakannya dan memberikannya pada Abraham, abangnya.
"Anna sekolah dulu, dah abang. Hati-hati dijalan" kembali ia berucap dan sang kakak mulai memutar arah sepeda motornya, dan melaju setelah mengucap salam pada adiknya.
Anna melihat kepergian kakaknya. Ia mulai melangkahkan kakinya tergesa-gesa menuju sekolah.
Ia baru saja ingat jika hari ini ada ulangan matematika dan ulangan itu akan diselenggarakan pada jam pertama pelajaran yang artinya sebentar lagi.
Ia berjalan tergesa hingga tak memperhatikan keadaan sekitar. Bahkan Anna tak mendengar ketika ada sebuah sepeda motor mengklakson dirinya dari arah belakang.
Hingga....
Brukk...Tabrakan tak terelakan, bukan tabrakan dahsayat yang membuat korbannya terpental jauh. Namun dirasa cukup membuat Anna kesakitan dan... malu.
Sang pengendara barusan mulai memarkirkan motornya. Setelah selesai dengan urusan parkir, ia melihat kearah tepat Anna terjatuh karna dirinya, dilihatnya sudah banyak orang berkerumunan membantu gadis itu bangkit.
Satria mulai melangkahkan kakinya menuju Anna. Ya, nama laki-laki itu Satria, lelaki yang dengan tak sengaja membuat Anna terjatuh dengan sepada motornya.
"Telinga lo masih berfungsi dengan baikkan?! Lo kalo emang mau mati bilang, biar gue kencengin nabraknya."
Satria berlalu setelah mengucapkan hal tersebut. Semua orang yang baru saja menolong Anna bahkan menunduk ketakutan dengan lelaki itu. Semua orang tau dengan reputasi buruk sang lelaki ini.
Derajatnya sama saja seperti mereka, seorang pelajar. Namun dengan rumor atau bahkan fakta yang selalu menyebar tentang lelaki, semua orang seolah-olah takut berurusan dengan ia, Satria Mahendra.
"Lo gapapa Ann? Mau diantar ke uks aja?" Tanya salah seorang teman Anna yang juga berada ditempat kejadian.
"Ga usah ly, aku pagi ini ada ulangan pak Mario pula. Aku gapapa kok" ucap Anna.
"Yaudah gue bantu sampe kelas lo ya." Kembali sang teman tetap menawarkan bantuan. Anna hanya menganggukan kepalanya tanda ia menerima bantuan temannya itu.
Anna memang bukan termasuk cewek populer. Namun sosoknya yang penuh prestasi terutama dibidang matematika dan juga friendly, dan cewek yang tak banyak tingkah membuat orang merasa nyaman menjalin hubungan pertemanan dengannya.
Bahkan sosoknya pun sering jadi perbincangan dikalangan adik kelas."Makasih Lily udah dibantuin"
"Masama Ann, yaudah gue balik kekelas gue dulu yaa."
"Ly jangan kasih tau Laila yaa soal ini."
Lily mengerutkan dahinya mendengar ucapan Anna. Dia baru ingat jika nama yang disebut Anna barusan adalah sahabat karib perempuan itu hanya saja mereka beda kelas.
"Ga janji ya Ann" Lily tersenyum sumringah dan kembali melanjutkan jalanya yang sempat terhenti.
Anna menghela nafasnya dan mulai berjalan memasuki kelasnya. Dan bersyukur sahabatnya yang satunya belum datang padahal waktu menunjukan hampir 07.30 yang dimana sebentar lagi bel masuk berbunyi.
Anna sempat melihat kearah paling kiri kelas, meja dibarisan nomor dua dari belakang. Diposisi itu tempat lelaki itu duduk.
YOU ARE READING
Story Of Us
ChickLitTak semua yang dipertemukan akan dipersatukan. Awal kisah aku dan kamu bahkan tak seindah itu untuk berpikir jika aku dan kamu akan benar-benar berakhir menjadi KITA. . . . . . .