semua bermula

17 0 0
                                    

  Setiap dari cerita dan kisah setiap insan di dunia ini mesti memiliki latar belakang atau permulaan bahkan dari awal penciptaan pun ketetapan sang khaliq ini tak dapat kita bantah dan sesuai dengan logika kita yang terbatas.
   Kisah ini bermula sepuluh tahun yang lalu, saat dimana umurku masih belum genap sepuluh tahun,tepat pada malam itu malam ke dua belas dari bulan sya'ban. Malam yang indah di hiasi pancaran bulan meski belum purnama. Pada malam itu aku di kagetkan dengan permintaan ayah ku agar aku menginap di tempat saudara ku di sudut kota sana,aku tak ingat apa jawaban ku di malam itu yang jelas aku segera pergi menuju rumah saudara ku dengan sepeda tua milik ayah ku, malam semakin larut di temani angin malam nan dingin ku kayuhkan sepeda tua ini hingga sampai di tempat saudara ku di sudut kota yang memakan waktu sekitar setengah jam dengan kayuh sepeda ku.
"Assalamualaikum"
Seru ku sembari mengetuk pintu,
"Waalaikumsalam siapa pula yang bertamu pada malam ini"terdengar bunyi dari dalam.
"Ini Rama anak nya pak syarif"
"Ooo rama toh masuk2, kenapa malam2 gini datang bertamu nak"
Sapa pemilik rumah dengan ramah padaku,nama wanita ini adalah aisyah ia saudari bungsu ayah ku seorang wanita paruh baya dengan wajah khas timur tengah dengan hidung yang mancung dan badan yang besar dari kebanyakan wanita di negara ku ini.
"Iya bi abah menyuruh ku untuk malam ini agar menginap di tempat bibi kata nya ia ada urusan mendadak"
Alur wajah bibi ku lansung berubah cemas dan terlihat seperti menyembunyikan sesuatu.
"Apa kata abah mu nak saat menyuruh kau menginap di rumah bibi?"
"Kata abah ia ada urusan penting yang tidak bisa di ganggu dan menyuruh ku agar menginap di rumah bibi sambil menyerah kan ini untuk bibi"
Ku serah kan sepucuk surat dari ayah ku untuk bibi. Bibi ku membuka surat itu dan membaca nya di dalam hati aku saat itu tak tahu apa yang ayah tulis untuk bibi ku namun yang jelas saat kulihat air mata bibi ku tumpah setelah membaca surat tersebut sembari mengucapkan  doa yang aku pun tak tahu makna nya.
"Yang sabar ya nak Allah selalu bersama orang2 yang sabar! Ayo masuk nak tidur di sana di sebelah mas'ud"
"Iya bi terimakasih"
Aku melihat bibi yang masih menangis di atas sajadah nya entah apa yang ayah ku tulis hingga bibi ku menangis lama sekali aku pun memejamkan mata ku di malam itu untuk menunggu sang fajar terbit.
    Sang fajar terbit seperti biasanya,aku terbangun di sebelah sepupuku mas'ud dari ruang tamu terdengar suara gaduh di sertai isak tangis banyak orang.
Aku keluar dari kamar meninggalkan mas'ud yang masih tertidur
"Ada apa bibi aisyah ramai sekali di sini?" Tanya ku
Seketika bibi memelukku erat sambil menahan isak tangis nya namun tak bisa
"Abah mu nak Allah memanggil nya tadi malam menuju kehadirat nya semoga Allah menerima amal kebajikan nya dan menggolongkan nya bersama para syuhada"
Air mata ku tumpah seketika aku meronta melepaskan pelukan bibi ku untuk melihat jenazah ayah ku yang di bawa ke rumah bibi. Kulihat kain kafan nya basah dengan bercak darah di dekat kepala dan dada kiri nya.para pelayat yang menyadari kehadiran ku langsung memeluk ku erat di sertai isak tangis mereka pada pagi itu aku menjadi yatim piatu karna ibuku meninggal saat melahirkan ku.aku tak tahu mengapa ayah meninggalkan ku dengan wajah nya yg di hiasi senyuman bahagia meski pelipis nya pecah dan mengalirkan darah segar,pagi itu aku mulai paham apa yang ayah katakan pada ku ketika ia mengajarkan ku bermain busur panah.
"Rama hidup untuk islam ini susah berat dan penuh kesulitan genggamlah ia meski kau tahu engkau akan mati karna nya,tapi setidak nya kau mati dalam kebenaran bahkan mereka pun membela kebathilan dan rela mati karna nya maka dari itu berjuanglah nak genggamlah ia sebagaimana engkau menggenggam busur ini nak!"
Air mata ku mengalir sembari mengucapkan istirja'

sepenggal kisah dari garis depanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang