"Hidup itu mudah, jadi. Persulitlah."
Siapa yang tidak mengenali gadis paling cantik seantero SMA Nusa Bangsa yang berada di Bandung? Seorang gadis remaja, memiliki kulit putih, berpadu dengan bulu mata yang lentik dan bola matanya yang berwarna hitam pekat. Ditambah lagi dengan rambut hitam panjangnya, disertai sedikit poni dan memiliki badan yang ideal membuat penampilannya semakin terlihat sempurna.
Bukan itu saja, ia juga seorang Most Wanted di SMA Nusa Bangsa. Belum pernah ada lelaki yang bisa membuat gadis ini jatuh cinta. Disisi lain, gadis ini juga belum pernah merasakan, apa itu jatuh cinta?, karena ia merupakan tipe orang yang sulit untuk memahami perasaannya sendiri.
Banyak lelaki yang mendekatinya namun, lelaki-lelaki yang mendekatinya selalu mundur dengan alasan insecure. Yap, insecure bukan hanya dirasakan oleh wanita, pria pun juga bisa.
Menurutnya cantik saja tidak menjamin masa depannya, ia juga memiliki kemampuan yang tidak main-main, di bidang akademik maupun non-akademik. Maka dari itu, banyak kaum Adam yang menjulukinya 'A PERFECT GIRL'. Tapi, ia tidak pernah merasa bahwa dirinya sempurna.
Anak bungsu dari pemilik sekolah Nusa Bangsa tersebut, mulai melangkahkan kakinya menuju kelasnya yang berada di lantai dua dari gedung megah tersebut.
Belum ada satupun siswa yang mengetahui bahwa gadis ini merupakan anak pemilik sekolah, gadis ini merahasiakan identitasnya agar ia tidak diperlakukan khusus, ia mau diperlakukan seperti murid lainnya.
"GUA SEMANGAT NIH SEKOLAH KALAU KAYAK GINI!"
"BUAH SIRSAK, BUAH JERUK, KAMU CANTIK EAK!"
"GAK NYAMBUNG TAI!"
"MINGGIR WOI! MINGGIR PACAR GUA LEWAT!"
"PIWIT!!!"
"WOI BANGSAT! YANG NGALANGIN CEWEK GUA JALAN, GUA TEBAS!"
"KAU BIDADARI JATUH DARI SURGA, EAK..EAK..EAK.."
Ya, itu sudah menjadi sarapan pagi bagi gadis ini, ia sudah terbiasa mendapat perlakuan istimewa dan di puja oleh kaum Adam di SMA tersebut.
Gadis itu hanya membalas dengan seulas senyuman, seraya terus berjalan menyusuri lorong sekolah menuju kelas XI MIPA 1.
Seperti biasa, kedua sahabatnya telah menunggunya di bangku tempat ia duduk, kedua temannya sedang sibuk tertawa-tawa tak jelas seperti orang tak waras sembari menepuk-nepuk meja.
"Letta!!!" teriak Rena ketika menyadari kehadiran Letta yang tengah berjalan menuju bangku yang sedang mereka duduki.
"Lama bat dah lo!" tambah Kaila melihat ke arah Letta yang telah berdiri di samping mereka.
"Kakak gua tuh, pakai acara BAB dulu, dahlah minggir Ren, gua mau letakkin tas."
Rena segera berdiri dari tempat duduk Letta yang ia duduki. Letta segera duduk dan menyandarkan tubuhnya ke kursi kayu tersebut.
"Capek parah sih gua." Ucap Letta menatap ke arah langit-langit kelasnya.
"Napa lo?"
"Capek gua ngunyah nasi, rasa mau lepas ni rahang gua." Balas Letta, Letta sangat membenci kata 'nasi', semua warga seantero sekolah sudah mengetahui itu. Namun, yang membuat bingung, kenapa badan Letta bisa ideal?.
"Letta, makan aja lo capek."
"Rena, belajar aja lo capek." Balas Letta membuat Rena terdiam, tak bisa berkutik lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aletta Aurellia Grail
Teen FictionSalah? Salahkah aku untuk mengetahui segalanya? Aku berhak mengetahui itu, itu hak ku. Apakah aku tak dianggap lagi di sini? Beberapa pertanyaan itulah yang sempat menghantui Aletta. Ia kerap bingung dengan jalan hidupnya, semenjak bertemu dengan be...