Us (Final)

358 50 13
                                    

BAGIAN II

"Bukankah ini sebuah kebetulan?"Taeyeon melangkahkan kakinya kecil pada gadis itu yang masih mematung di tempatnya. Dia tersenyum simpul,

"Apa memang ini takdir?"

Tiffany hanya bisa menutup mulutnya rapat-rapat. Entah karena sosok itu yang kini memang berdiri tepat di hadapannya, atau dia sudah agak gila hanya karena satu orang.

Situasinya benar-benar tidak membaik untuk mendapati Taeyeon yang kini berdiri di depannya dengan perbedaan yang sangat signifikan. Dia masih mengenali tatapan tajam namun teduh yang ia temukan dulu ketika mereka bertemu. Dia masih bisa melihat senyuman itu yang selalu di rindukannya setiap detik.

Tiffany tau, betapa dia sudah jatuh terlalu dalam untuk tatapan itu yang kini berhasil ia dapatkan kembali.

"Say something, Fany-ah."

"I missed you."

___________________

Ini persis seperti apa yang ada dalam benak Tiffany. Bagaimana tidak, kini mereka tengah berhadapan duduk di salah satu kedai kopi sembari hanya menatap.

Tiffany tak bisa menyembunyikan semburat merah di wajahnya saat sosok itu tak pernah menarik pandangan darinya.

Situasi ruang hatinya memburuk mengetahui bahwa disini begitu sepi dan hanya meninggalkan mereka berdua yang masih sama-sama canggung setelah lama tidak berjumpa. Apa yang terjadi dengannya, ini seharusnya menjadi hal yang menyenangkan mengingat dia sudah mendambakan momen dimana dia bisa bersama Taeyeon lagi.

"Kau menjadi pendiam lagi, huh?"Kata Taeyeon terkekeh pelan,

"Uh..."

"Aku hanya tidak tau harus mengatakan apa."

Kali ini, Taeyeon menarik sudut bibirnya untuk tersenyum. Seseorang di luar sana tau, betapa dia sungguh merindukan suara itu yang selalu berdengung di telinganya setiap malam.

Diam-diam dia sangat menyukai perubahan suara Tiffany yang menjadi lebih dewasa. terdengar manis dan husky disaat yang bersamaan. Ini benar-benar seperti dugaannya. Bagaimana tidak, saat pertama kali dia melihat sosok yang telah beranjak dewasa ini di taman. Dirinya hanya tidak bisa mengatakan apa-apa lagi.

Tiffany tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik, terlihat lebih dewasa dan anggun. Dia tidak pernah berhenti jatuh hati untuk senyuman itu. Senyuman paling indah yang pernah ia lihat dari siapapun. Dia sangat menyukai bagaimaan kedua mata itu akan membentuk bulan sabit yang sangat menawan ketika tersenyum.

"Suaramu terdengar berbeda."Kata Taeyeon pelan,

"Aku menyukai itu. Terdengar menangkan."

Dan inilah yang sudah di duganya. Jantungnya bahkan kini berpacu sangat cepat. Dia bahkan melewatkan beberapa detakannya hanya karena kata-kata itu yang keluar dari bibir sosok di depannya.

Namun, dia jelas bisa menyembunyikan perasaannya itu dengan terkekeh pelan. membuat Taeyeon juga ikut tertawa.

"Kurasa kita melewatkan berjabat tangan yang semestinya, setelah bertahun-tahun tak bertemu."Kata Tiffany kini lebih memberanikan dirinya. Dia bahkan sudah mengulurkan satu tangannya.

Taeyeon sempat menatap tangan halus itu untuk beberapa saat. Ada sesuatu di dalam hatinya yang entah kenapa membuatnya sangat gugup sekarang.

Benar saja, tangan yang berniat membalas uluran itu justru bergetar pelan. Membuat Tiffany kembali terkekeh pelan, dan Taeyeon tak bisa menahan semburat merah di pipinya.

Little ThingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang