Croven Royal Academy, Croven.
Matahari sudah hampir terbenam, sebagian besar siswa akademi sudah pulang bersama keluarga mereka masing - masing dan hanya sebagian kecil siswa yang masih berada di bangunan megah berwarna putih itu.
Para siswa yang tersisa masih sibuk bercengkrama dan berfoto bersama keluarga mereka, mengabadikan kelulusan yang hanya terjadi sekali seumur hidup mereka.
Semua orang tampak bahagia hari itu, tapi tidak dengan Silvana. Silvana hanya duduk termenung di deretan bangku yang terletak di tengah aula.
Puluhan pria dengan setelan jas hitam memperhatikan gadis itu cukup lama, menunggunya dengan sabar.
Silvana memperhatikan jam dinding besar yang terpasang di sudut aula, mengamati jarum jam yang sudah menunjuk angka lima.
"Dia tidak akan datang, aku tidak perlu lagi menunggunya.", gumam Silvana.
Silvana beranjak dari tempatnya, lalu berjalan kearah rombongan pria berjas hitam yang berbaris di samping pintu keluar.
Pria - pria berjas hitam yang tidak lain adalah pengawal Silvana segera memberi hormat begitu dia sampai di hadapan mereka.
"Selamat atas kelulusanmu, Tuan Putri!"
Salah satu dari mereka segera memberi ucapan selamat dan menyodorkan sebuah kotak kecil berwarna hitam.
Silvana mengamati kotak kecil yang dibawa pengawalnya.
"Apa itu?"
"Cincin kelulusan, hadiah dari Yang Mulia."
Silvana kembali mengamati kotak itu, tapi dia seperti tidak tertarik untuk mengambilnya.
"Ambilah, Tuan Putri! Itu hadiah dari ayahmu."
Silvana segera menoleh ke arah suara, seorang wanita bergaun hitam tiba - tiba saja muncul di sampingnya.
Kehadirannya yang tiba - tiba tentu membuat Silvana dan para pengawalnya terkejut.
"Princess Pharsa!", pekik Silvana.
Pharsa tersenyum.
"Maaf membuatmu terkejut."
Silvana menghela nafas panjang.
"Sudahlah, ini bukan pertama kalinya."
Pharsa kembali memandang kotak hitam yang masih dipegang oleh para pengawal Silvana.
"Kau belum menerima hadiah dari ayahmu."
Silvana menunduk.
"Sudah terlalu banyak hadiah yang kuterima dari ayahku."
Pharsa mengusap kepala Silvana dengan lembut.
"Kau harus tetap menerima hadiah itu, Nona Muda! Itu hadiah kelulusanmu, hadiah yang istimewa. Hadiah karena kau berhasil lulus dengan nilai terbaik."
Silvana melempar senyum ke arah Pharsa.
"Kau mengajariku dengan baik."
Setelah mendapat nasihat dari Pharsa, Silvana segera meraih kotak hitam itu dan membukanya.
Di dalam kotak itu, terdapat sebuah cincin emas dengan sebuah kalimat terukir di atasnya. Silvana mengamati mengamati ukiran itu, tapi dia tidak bisa membacanya.
"Ada ukiran di atasnya, tapi aku tidak bisa membacanya."
"Boleh aku lihat?", pinta Pharsa.
Silvana memberikan cincin itu pada Pharsa, Pharsa menerimanya dan langsung mengamati ukiran itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mobile Legends: Royal Guardian
FanfictionSetelah lulus dari akademi militer, Princess Silvana, putri bangsawan dari Moniyan Empire dipanggil kembali ke tanah airnya. Bersama para pengawalnya, Silvana berniat untuk kembali pulang. Sayangnya, Sang Putri dan rombongan diserang oleh pasukan Da...