Rospark, Moniyan.
Hari sudah mulai gelap, tapi Sylvana masih belum ingin kembali ke istana.
Sebaliknya, Sylvana malah terlihat sibuk keluar masuk toko. Mulai dari toko baju hingga toko musik, semuanya ia kunjungi.
Alucard yang melihat itu malah teringat pada masa lalunya. Dulu, dia juga pernah mengantar istrinya keluar masuk toko untuk berbelanja.
Sayangnya, momen romantis seperti itu tidak bisa dia rasakan lagi karena dia sudah bercerai.
Mungkin itulah yang menjadi alasan kenapa dia bisa sangat sabar menghadapi Sang Putri.
Meskipun begitu, Alucard sadar bahwa ini bukan saatnya untuk "berkencan" dengan Sang Putri. Karena itu dia berharap bisa mengantar Sang Putri pulang setelah mengunjungi toko buku.
Alucard melihat jam sakunya.
"Tuan Putri!"
Sylvana menoleh.
"Ada apa, Tuan Alucard?", tanya Sang Putri.
"Kurasa... sudah waktunya kita pulang."
Sylvana menggeleng pelan.
"Sebentar lagi, Tuan. Kau ini tidak sabaran ya?"
Sylvana kembali meneruskan aktifitasnya.
"Tidak sabaran? Aku sudah menemanimu berkeliling selama enam jam. Dasar gadis remaja!", gerutu Alucard dalam hati.
Bruk!!
Tiba - tiba seorang gadis berambut pirang menabraknya.
Gadis itu terjatuh, buku - bukunya jatuh berserakan. Alucard dengan segera mengulurkan tangan untuk membantunya berdiri.
"Kau baik - baik saja, Nona Muda?"
Gadis itu menatap tajam ke arah Alucard.
"Hey, Tuan! Jangan berdiri di tengah jalan!"
Alucard tersenyum sambil tetap mengulurkan tangannya.
"Maaf, Nona!", ucap Alucard dengan penuh kesopanan.
Alucard memperhatikan gadis itu dengan seksama. Gadis itu masih sangat muda, usianya mungkin sekitar lima belas atau enam belas tahun.
Gadis itu memiliki kulit seputih salju dan rambut pirang panjang seperti orang Moniyan pada umumnya.
Dia memakai hoodie merah, rok pendek berwarna hitam, serta kemeja putih yang girly dibalik hoodienya. Fashion itu benar - benar kelihatan cocok untuk gadis seumurannya, begitulah yang dipikirkan Alucard.
Setelah terdiam cukup lama, akhirnya Sang Gadis menyambut uluran tangan Alucard dan segera berdiri.
"Terima kasih, Tuan!"
"Sama - sama!"
Gadis itu kembali berlutut, lalu memungut buku - bukunya yang terjatuh, Alucard langsung membantunya.
"Kau beli banyak buku, sepertinya kau benar - benar suka membaca.", puji Alucard seraya memberikan buku pada Sang Gadis.
Sang Gadis tidak menanggapi, dia hanya terdiam sambil memandang lencana tengkorak yang terpasang di mantel Alucard.
"Demon... Hunter...", ucap Sang Gadis dengan lirih.
Gadis itu segera berdiri, lalu berjalan cepat meninggalkan Alucard.
"Hey, Nona Muda! Kau melupakan bukumu!", teriak Alucard.
Gadis itu mendengarnya, tapi dia tidak berhenti. Dia segera membuka pintu, lalu pergi meninggalkan toko.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mobile Legends: Royal Guardian
FanficSetelah lulus dari akademi militer, Princess Silvana, putri bangsawan dari Moniyan Empire dipanggil kembali ke tanah airnya. Bersama para pengawalnya, Silvana berniat untuk kembali pulang. Sayangnya, Sang Putri dan rombongan diserang oleh pasukan Da...