"Eh! Lo anak baru itu kan?! Jalang yang berani beraninya ngambil Samuel dari gue!" bentak salah satu dari mereka bertiga. Perempuan berambut panjang yang paling menonjol itu, seperti nya dia ketua nya
"Hah? Maksudnya apa ya?" tanya Vio tidak mengerti
"Halah gak usah pura-pura bego deh lo! Berani-berani nya megang tangan Samuel!" bentak cewek tadi sambil menampar pipi Vio
"Maaf, tapi kamu siapa? Saya gak kenal sama kamu." jawab Vio memberanikan diri menatap wanita tadi
"Berani lo natap kakak kelas lo?! Kurang ngajar banget lo jadi adek kelas!" tidak lagi menampar tapi cewek tadi malah menjambak rambut Vio
Vio berusaha melepaskan diri tapi tenaga cewek itu terlalu kuat
"Udah lah kak, jangan diabisin sendiri. Kita kan juga pengen nyiksa ni cewek. Iya gak Ran?" tanya cewek yang berponi sambil tertawa
"Iya dong, udah kak Jennie lepasin dia. Kan kita juga mau." ujar cewek Yang dipanggil Ran barusan
Cewek yang dari tadi menyiksa Vio yang tidak lain bernama Jennie ini pun melepaskan jambakan nya.
Vio bernafas lega, tapi tidak lama cewek berponi itu langsung menampar wajah Vio.
Lalu disusul oleh cewek yang dipanggil Ran, dia menjambak rambut Vio sampai beberapa ada yang rontok
Sangat sakit sampai Vio ingin menangis, tapi dia tahan. Dia tidak ingin terlihat lemah dihadapan mereka
"Kalian terlalu buru-buru Tasya, Raina. Se-enggak nya jangan bikin dia kaget, kasih dia aba-aba dong contoh nya gini," Jennie mendongakkan wajah Vio lalu menampar nya dengan sangat keras sampai sudut bibir Vio berdarah
Jennie dan kedua teman nya itupun langsung tertawa melihat keadaan Vio yang benar-benar kacau
"Karena gue baik hati, gua maafin lo kali ini. Tapi kalo besok lo ngelakuin kesalahan yang sama dan sampe ngelapor tentang kejadian ini ke guru atau ke Samuel, mati lo ditangan gue!" ancaman Jennie membuat bulu kuduk Vio berdiri. Dia takut.
Jennie dkk sudah keluar dari toilet, Vio ingin menangis tapi dia ingat ini disekolah. Walaupun perih, buru-buru Vio mencuci muka lalu merapikan rambutnya yang berantakan dan langsung berlari menuju kelas
Tok...Tok...Tok...
"Permisi, maaf pak saya terlambat." ucap Vio sambil menunduk"Kamu si anak baru itu ya?" sang guru melihat penampilan Vio dari atas sampai bawah sambil menaikkan satu alisnya
"Iya pak, saya murid baru. Nama saya Violetta Stevanno" jawab Vio sambil menunduk
"Abis dari mana aja kamu?" tanya sang guru lagi
"Dari toilet pak."
"Yaudah, masuk terus duduk dibangku kamu!"
"Baik, terima kasih pak."
Vio lalu masuk sambil tetap menundukkan wajahnya, dia tidak ingin wajah babak belurnya dilihat orang lain.
Edgar dan Aldian yang dari tadi melihat Vio menunduk pun curiga, jangan jangan sudah terjadi sesuatu?
"Ed, si Vio kenapa tuh?" Al bertanya sepelan mungkin agar Vio tidak mendengar
"Gak tau, tapi pipi nya merah gak sih? Apa gue salah liat doang ya?" Edgar bertanya sambil memperhatikan wajah Vio
"Lo liat sudut bibir nya Vio gak? Kayak berdarah gitu anjir. Jangan jangan, dia kena bully lagi?" terka Aldian
"Gak boleh suudzon lu jadi orang. Lagian kalo bener, siapa yang bakal ngebully Vio?"