[That Time] -1

62 5 0
                                    

Pernah kah kamu menyukai seseorang namun sulit mengungkapkannya?

Pernah kah kamu merasa suara mu seperti tercekik saat ingin memberi tahu seseorang tentang perasaanmu?

Pernah kah kamu merasa hari mu serasa berbunga hanya dengan melihat senyum nya?

Pernah kah kamu serasa kupu-kupu di perut mu beterbangan saat kamu berbicara dengannya?

Peak menonton film favorite nya dengan fokus yang sama, film ini selalu ia tonton kembali ketika sedang bingung dengan perasaannya sendiri.

Pemuda yang akhir tahun ini akan berulang tahun ke 21 tahun itu mengecek ponselnya, siapa tahu ada chat di Line nya, entah dari siapapun, ia sangat bosan. 24/7 ia hanya menghabiskan waktunya menonton film di dalam kamar. Saat ini sedang libur semester, membuat Peak hanya mengisi waktu kosong nya dengan menonton film atau sesekali mengcover lagu dari band kesukaannya. Peak sangat menyukai One Ok Rock. Lagu dari Band asal Jepang itu telah merasuk ke dalam jiwanya, kapanpun dan di manapun ia akan mendengarkan lagu-lagu OOR.

Peak teringat saat tahun lalu One Ok Rock menjadi band pembuka di konser Ed Sheeran di Bangkok, saat itu ia tidak bisa datang karena ada kesibukan.

"Hmm untung saat itu ada yang merekamkan nya untukku" Peak terkekeh mengingat moment itu.

Pemuda manis itu tersenyum lebar dan menghilangkan matanya, menurut seseorang Peak sangat manis ketika ia tersenyum, daripada cemberut.

Tiba-tiba Peak teringat sesuatu. Ia keluar dari kamarnya, mencari seseorang yang dapat ia ajak bicara.

"Kamu keluar juga.." sapaan itu dari Prim, kakak kembar Peak.

"Prim, coba kamu amati wajah ku baik-baik"

Peak memperlihatkan 2 ekspresi pada Prim. "Pertama atau Kedua?"

Prim menjawab malas. "Kedua, memangnya ada apa?"

"Apa menurutmu aku manis saat tersenyum?"

Prim sudah tidak tersedak mendengar celotehan adik kembarnya itu, terlebih ketika mereka hanya sedang berdua seperti sekarang.

"Ya itu lebih baik daripada yang pertama, kamu sangat suka cemberut Peak?"

"Maka nya aku memintamu menjawab mana yang lebih baik"

"Tentu saja semua orang akan lebih menyukai saat kita tersenyum daripada saat kita cemberut"

Prim mengambil air di dalam kulkas, dan Peak tetep mengekor di belakangnya.

"Tapi, kalau ada seseorang yang mengatakan.."

Prim membalikkan badannya "mengatakan apa?"

"Ah tidak, tidak jadi" Peak mengurungkan niatnya bercerita.

"Eh Peak, tidak baik bercerita setengah-setengah, kamu mau kisah cinta kamu selalu bertepuk sebelah tangan?" Ancam Prim.

"Ssst Prim! Kenapa malah mendoakan yang tidak-tidak??"

"Aku hanya mengingatkan. Hmm lalu apa? Siapa yang mengatakan padamu? Apakah Nong.."

"Ah sudahlah Prim, nanti saja aku ceritanya. Aku mau pikir-pikir dulu apakah kamu jadi orang yang beruntung yang boleh tau cerita ku ini.."

Setelahnya Peak kembali ke kamar nya, meninggalkan Prim yang sedang memasang muka datar.

"Seperti aku tidak tahu saja, ini pasti berhubungan dengan tetangga komplek" Prim berbicara pada gelas kosong di tangannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

That Time Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang