Second

15 3 0
                                    

Tring...tring….

Akhirnya bel pulang sekolah pun berbunyi. Bukankah bunyi itu yang selalu ditunggu-tunggu oleh seluruh siswa di sekolah. Opss.. tidak semua, ada sebagian yang rajin sehingga mereka lebih menginginkan bunyi itu diperlamabat lagi dari waktu biasanya.

“Oalah dah jam 13.30” Gerutuk Zesya sambil melirik ke jam tangan merah jambu yang ada di tangan kirinya. 

“Kenapa Zes???” Tanya Zara bingung. Tidak biasanya kawannya itu mengerutuk ketika bel pulang berbunyi.

Zesya memang anak yang pintar, tapi dia bukan tipe anak yang rajin. Jelas saja pinternya itu didapat dari ayahnya yang merupakan seorang Dosen Sejarah di Universitas Indonesia. Zesya bukan hanya sedih karena ia tidak dapat hadir di saat ayahnya menghembuskan nafas terakhir namun ia juga sedih karena kehilangan sosok Ayah sekaligus teman dalam bercerita tentang sejarah.

“Ngak, aku kira tadi masih jam 12-san, eh ternyata dah jam 13.30” Ucap Zesya.

“Kamu mau pulang bareng aku ngk, Zes?”

“Kayaknya Aku di jemput Mama deh Ra!!”

“Oh kalau gitu aku duluan ya Zes!”

“Iya  Ra!!”

Ketika menelusuri lorong sekolah, Zesya terus diusik dengan kepergian Ayahnya. Dia benar-benar drop, namun untungnya disaat seperti ini banyak orang yang sayang dengan dia. Zesya merasa beruntung di dampingi oleh sosok Mama dan kak Rey yang selalu ada buat dia, serta Lana yang selalu setia dari dulu.

Tiba-tiba dia teringat janjinya dengan Lana, sontak ia langsung berlarian ke kerbang sekolah untuk mencari sosok mamanya. Matanya mengarah kepada pengemudi mobil sedan berwarna hitam. Iya, itu mamanya. Mobil itu merupakan salah satu peninggalan ayahnya. Sepeninggalan ayahnya cuma mobil ini dan rumah tua berlantai dua serta Panti Asuhan yang keluarga ia miliki.

Ayah Zesya memang memiliki penghasilan yang cukup banyak. Namun ketika masih hidup ia selalu mewaqafkan setengah dari penghasilannya ke Panti Asuhan Melati milik keluarga mereka. 

“Zesya!! ini mama!!!” terdengar suara yang memanggil di tengah hiruk pikuk jalanan.

Tidak berpikir banyak, Zesya langsung menghampiri mamanya itu dan masuk kedalam mobil.

“Gimana sekolahnya?” Tanya Mama memulai percakapan antara keduannya.

“Baik kok ma!”

“Oh ya maa! nanti aku ke perpustakaan mau buat tugas sama Lana”

“Boleh, eh kok ngak dirumah aja, lagi pula Lana kan bisa kerumah kita. lebih deket”

“Ngak ah!! nanti Kak Rey malah ngejek aku, jadi nanti tugasnya ngk siap” ucap Zesya sambil membuat nada imut.

“Oh gitu hahhaha, serah kamu deh!!” Ucap mama sambil ketawa dengan ulahnya.


Jam 15.30

“Ma, aku pergi dulu ya!!!”

“iyaa, hati-hati dijalan ya sayang!!!”

“Eh mau kemana tu, beliin aku kebab satu ya!!” Suara teriakan seorang dari Kamar.

“Kebab buku mau??, Orang mau ke perpus kok!!!!” Teriak Zesya dari halaman rumah.

“Yaudah pas pulang beliin, gitu aja susah!”

Tanpa memedulikan lagi suara kakanya itu Zesya langsung jalan memasuki mobil sedannya itu.

Sikap Kak Ray selalu membuat Zesya kesal, Jelas saja kakanya itu selalu menganggu dan mengomentari semua perbuat Zesya. Kak Ray lebih tua 2 tahun dari Zesnya makanya ia selalu memperlakukan Zesya seperti temannya sendiri. Disela kesibukan sekolah ia menyempatkan diri membantu mama untuk membuat cake untuk di jual online.

-
-
-
-
-






Segini dulu,perjumpaan Zesya sama Lana besok kita sambung.

Siapa Lana sevenarnya!

kenapa ia bisa dekat dengan Zesya!!!

Bagaimana keseruaan Zesya dalam membantu Lana menjawab tugasnya???

Ditunggu aja, besok semua akan terbongkar sedikit demi sedikit!!!!!

 

Jangan lupa VOTE !!!!!!!

🍁👉👈🍁




👇

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Maple Dipenghujung TahunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang