Aylin gadis ber-umur 16 tahun, dia menatap gedung tinggi didepannya. Sekilas ia membaca tulisan besar berwarna emas "SMA GALAKSI " , ini adalah salah satu SMA terbaik di jakarta.
Tempat dimana ia akan bertemu orang baru, teman baru, dan juga mungkin ia akan bertemu seseorang yang baru untuk mengisi hatinya, ataukah ia bertemu orang yang sama yang sudah mengisi hatinya selama dua tahun lalu.
Langkah kakinya terus melangkah maju sampai ia berhenti di satu titik berkumpulnya siswa baru untuk melihat dimana kelas mereka, mading.
Ia mencari celah untuk melihat lembaran kertas bertuliskan namanya, Jari-jarinya bergerak dari atas kebawah dan akhirnya ia menemukan namanya "Aylin Adhitama" berada di kelas IPA II
Aylin berjalan menyusuri kooridor IPS, karena sebelum menuju kelas IPA II ia harus melewati kooridor IPS. Ia gugup, karena banyak kakak kelas yang secara terang-terangan melihatnya.
Aylin berusaha terus berjalan meskipun ia sangat gugup dan malu, ia merasa tidak ada yang salah dengannya, tapi kenapa banyak kakak kelas terang-terangan melihatnya.
"Eh ada adek-adek kelas nih, kita udah jadi kakak kelas dong..."
"Duh cupu-cupu"
"Gaada yang cantik apa, kucel semua"
"Itu lihat ada yang cantik"
"Cantik sih, tapi terlalu polos kayaknya"
"Cantikan gue lah pokoknya"
Begitulah bisikan-bisikan para kakak kelas yang sekilas Aylin dengar, tidak banyak yang melewati kooridor IPS, banyak anak IPA lainnya yang lebih memilih jalur yang lebih jauh daripada melewati kelas kakak kelas IPS.
Senyum Aylin mulai mengembang di kala ia melihat papan bertuliskan kelas IPA II, seperti beban yang ia hadapi tadi sudah terhempas hilang saat ia sudah berada di depan kelasnya.
Ia duduk di bangku nomor dua dari depan bagian tengah, cukup sepi
hanya sedikit yang berada di kelas dan sedang bermain hanphone.SMA Galaksi ini memang memperbolehkan siswanya membawa hanphone saat sekolah,tapi wajib saat pelajaran berlangsung tidak boleh ada yang mempermainkannya. Jika memang saat pelajaran dibutuhkan, maka harus ada persetujuan dari guru yang mengajar, Jika tidak hanphone akan disita oleh anak OSIS.
Beberapa menit kemudian banyak yang memasuki kelas dan memilih tempat duduk, kebanyakan anak laki-laki memilih duduk paling belakang, laki-laki yang duduk di depan menurutnya hanya anak yang rajin saja dan itu sangat sedikit.
"Gue boleh duduk disini nggak??" Ucap gadis seumurannya yang berdiri di kursi sebelah Aylin yang kosong.
"Iya gapapa" Aylin tersenyum, sontak gadis itupun ikut tersenyum.
"Nama kamu siapa?" Aylin merasa penasaran dan ia pun menanyakan itu kepada gadis di sampingnya, karena dari tadi gadis itu hanya diam saja.
"Oh yah lupa nggak ngenalin nama heheh, gue Amira syifa" Mira menjawab dengan cengirannya.
"Ok. Mira " mereka berjabat tangan
sebagai tanda bahwa mereka telah berteman mulai sekarang.Walikelas IPA II pun mulai memasuki kelas dan memperkenalkan dirinya
"Assalamualaikum, selamat pagi semua. Perkenalkan saya wali kelas kalian..nama saya umi Nadira. Mengajar pelajaran bahasa Indonesia" ucap guru yang kerap di panggil bu Dira tersebut."Waalaikumsalam, selamat pagi juga bu"
Enta memang karena apa, pelajaran pertama adalah bahasa Indonesia. Semua siswa di kelas pun mengeluarkan perlatan mereka di kala bu Dira mulai menerangkan bab pertama.
____
Waktu yang paling ditunggu-tunggu adalah disaat bel sekolah berbunyi pertanda istirahat. Semua siswa SMA Galaksi berhamburan entah itu ke kantin, lapangan, atau ke perpus untuk membaca buku. Semuanya mempunyai tujuan masing-masing.
Jika kebanyakan siswa lebih memilih ke kantin, tidak dengan Nathan Ardana, ia memilih rooftop sebagai tujuan utamanya.
ia kesana untuk melihat pemandangan dari atas gedung tinggi SMA Galaksi, tidak hanya itu, ia kesana untuk menenangkan dirinya .
Ia perlu sendiri, ia tak membutuhkan siapapun. Jika ditanya apakah ia tidak punya teman atau semacamnya? Ia masih punya teman, tapi ia tidak percaya semua kepalsuan.
Dia cukup tersiksa disaat dirinya membutuhkan seseorang disampingnya, membutuhkan seseorang untuk menghapus rasa sakitnya, semua temannya hanya menatapnya lalu pergi. Tidak ada yang pergi kesini selain dirinya.
Nathan melihat semua orang berlalu lalang dibawah sana, jika ia sendiri di sini dia sangat berharap ingatan buruk tentang wanita yang selama ini ia benci bisa menghilang dari pikirannya, tapi nyatanya ingatan tentang wanita itu selalu menghantuinya setiap malam.
Andai ada seseorang yang bisa membuatnya melupakan ingatan itu, ia tidak akan melepaskan orang itu sampai kapanpun. Wanita paru baya yang telah membuat hidupnya berubah sejak beberapa tahun yang lalu.
Merubah sesuatu yang dulu ia sangat membencinya, sekarang menjadi kebiasaan buruknya. Satu puntung rokok berhasil ia habiskan dalam beberapa menit, inilah kebiasaan yang biasa ia lakukan disini,
Menyesap beberapa rokok.Tidak ada yang tau, karena hanya dia yang pergi kesini. Tempat yang tidak pernah didatangi siapapun, karena roofton yang siswa lain anggap tempat paling menyeramkan di SMA Galaksi adalah tempat dimana Nathan menghabiskan waktu istirahatnya.
Sangking dianggap menyeramkannya rooftop ini, guru pun tidak mau menginjakkan kakinya di sini.
Disaat yang bersamaan ia membuang puntung rokok keempat yang ia sesap, terdengar suara seseorang melangkah dari arah pintu rooftop, sedetik setelah itu ia mendengar suara langkah kaki yang mulai berjalan mendekat
"Siapa yang berani kesini, hanya orang bodoh yang ketempat ini" ucap Nathan pelan
Suara langkah kaki itu mulai mendekat, ketukan sepatunya bisa didengar
Tuk
Tuk
Tuk
"Apa memang akhir-akhir ini hantu mulai berani mendekatiku?" Monolog Nathan kepada dirinya .
Tuk
Langkah itu terdengar lagi, seperti berada dibelakangnya, disaat ia mau membalikkan badannya, satu suara terdengar
-
"Apa ini yang disebut seram"
_____🖤_______
Biar penasaran heheh
Next? Coment dulu
Jan lupa Vote woy
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not for you
Teen FictionAwalnya Aylin pikir kisah cintanya begitu sulit dan tidak ada satupun peluang baginya untuk mendapatkan Nathan Sudah dua tahun Aylin melihatnya dari jauh, mencintainya tanpa dia ketahui. Disaat Aylin mau melupakannya, justru Nathan mulai mendekatiny...