Kringggg
Suara inilah yang paling Aylin tunggu sedari tadi, perutnya sudah keroncongan karena mendengar penjelasan dari guru matematika didepannya, matematika adalah pelajaran yang paling ia benci.
Sesudah pelajaran bahasa Indonesia selesai, pelajaran selanjutnya adalah matematika, itu membuat Aylin merasa bosan.
Aylin mengeluarkan kotak bekal makanan dari tasnya dan membuat Mira yang berada disampingnya menyengit
"Aylin" panggil Mira yang sedari tadi menatap Aylin
"Hmm" Aylin mulai memasukkan satu sendok nasi kedalam mulutnya
"Dikelas sepi, lo gapapa disini sendiri
Gue mau ke kantin""Iya gapapa"jawab Aylin dan memasukkan suapan kedua kedalam mulutnya
"Dan kenapa lo bawa bekal, jaman sekarang mana ada yang bawa bekal" Mira terheran dengan Aylin, pasalnya semua siswa dikelas hanya tinggal Aylin dan dirinya, dan tidak ada satupun yang membawa bekal seperti Aylin.
"Ada kok, ini aku bawa kan"
"Alasannya?" Mira masih terus menatap Aylin dan terus bertanya
"Yah suka aja, katanya ke kantin..mala tanya terus"
"Gamau, nunggu lo selesai aja" Aylin hanya menganggukkan kepalanya
Beberapa menit kemudian Aylin selesai dan Mira terus bertanya kepadanya, mereka semakin dekat layaknya sahabat. Aylin pun mengantar Mira menuju kantin.
Sesampainya di kantin, Aylin duduk dan menungggu Mira selesai memesan makanan. Ia melihat sekeliling, memang benar banyak para siswa yang makan di kantin daripada membawa bekal sepertinya.
Dari sudut pandang Aylin, makanan buatan rumah jauh lebih enak daripada makanan di kantin.
Sejak SMP, ia selalu belajar membawa bekal dan botol minum, karena itu uang jajannya masih utuh dan ia tabung." Guys! guys! Ada berita baru nih" ucap siswa di sebrang bangku kantin yang sedang di duduki Aylin.
"Apa! Apa?"
"Lo tau nggak, kabarnya ada tempat paling nyeremin di sekolah ini!" Meskipun suaranya tidak begitu terdengar karena banyaknya siswa dikantin, Aylin masih mendengar para siswa laki-laki seumurannya itu berbicara.
"Di mana? lo jangan buat gue penasaran deh"
"Rooftop! Gaada yang berani kesana, dan rumornya ada yang mati bunuh diri perempuan....gentayangan! Sampai-sampai guru pun takut kesana, anak OSIS juga."
Aylin menoleh kebelakang dan ia melihat siswa yang lain menggidik ngeri karna cerita tentang rooftop.
"Aylin!" Aylin tersentak kaget karna Mira yang tiba-tiba berada dibelakangnya.
Reflek Aylin mengelus dada kaget karna Mira
"Hahaha...Habisnya dipanggilin dari tadi bengong aja" Mira tertawa melihat ekpresi Aylin yang begitu lucu
"Cepet habisin makanan kamu, aku masih ada urusan nih"
"Sok penting ah" Mira melahap satu bakso yang habis ia pesan
Setelah memakan bakso, Aylin dan Mira kembali ke kelas, di kelas Aylin terus memikirkan apa yang ia dengar di kantin tadi.
"Mira" panggil Aylin
"Iya?" Mira sibuk menulis catatan pajaran matematika.yang tadi belum sempat ia catat.
"Kamu tau nggak tentang rooftop yang katanya seram"
"Tau, kenapa?" Ucap Mira dan masih melanjutkan menulis
"Enggak" bohong, Aylin begitu penasaran, sejak kecil inilah sikap bahaya Aylin yang selalu dikhawatirkan kedua orang tuanya.
Sikap rasa ingin tau yang berlebihan, dulu saat Aylin berumur 5 tahun ia penasaran dengan gedung tua yang selalu ada anjing menggonggong dan dia datang ke sana, alhasil di situ terdapat preman dan hampir saja Aylin terluka.
Sudah berkali-kali Aylin seperti itu dan sudah puluhan kali ia pergi ke psikolog, tapi memang Tuhan menakdirkan Aylin untuk memiliki sikap seperti ini.
Orang tuanya selalu memperingatkan Aylin sebelum ia masuk atau melihat tempat baru agar Aylin lebih berhati-hati dan tidak ceroboh. Akan tetapi Aylin tetaplah Aylin yang keras kepala.
Seperti saat ini, ia berjalan menaiki tangga menuju tempat yang ramai dibicarakan murid baru sepertinya .
Aylin tidak merasakan apapun yang dibilang teman-temannya, yang katanya kalau berjalan menaiki tangga ini, akan ada yang menarik kakinya, merasa mual dan lain sebagainya.Tapi disini Aylin hanya berjalan santai menaiki tangga yang sedikit kotor, tidak ada apapun yang ia rasakan sampai ia berhasil membuka pintu rooftop. Aylin benar-benar mendatangi tempat ini, rasa penasarannya benar-benar memuncak di saat teman-temannya terus membicarakan tempat ini .
Yang ia lihat pertama kali saat membuka pintu ialah terdapat barang-barang berserakan, serta debu yang bisa dibilang tidak sedikit.
Tanpa rasa takut kakinya terus berjalan, sampai matanya menemukan satu titik yang membuatnya tercengang
Jadi, tempat yang disebut seram ini adalah tempat...
Terhempas sudah rasa penasarannya tentang rooftop. Kini, dia lebih penasaran dengan seseorang yang duduk membelakanginya. Satu lagi yang membuatnya terkejut, beberapa batang rokok berserakan dan seragamnya yang ia ketahui dipakai oleh kakak kelas.
"Jadi ini yang disebut seram" sebenarnya ia tak mau mengucapkan apapun, Aylin ingin segera pergi.Tapi bibirnya sudah berkata demikian.
Karna suara Aylin, cowok itu membalikkan badan dan menatap Aylin bagai santapannya.
Bukannya takut atau menggidik ngeri ditatap seperti ingin dimangsa oleh cowok yang ada didepannya, Aylin justru berusaha menyembunyikan rasa aneh pada hatinya.
Ia menyesal masuk kedalam sini demi rasa penasarannya, bukannya dihantui atau seram, yang ia dapatkan hanya tatapan dingin dari cowok didepannya.
Cowok yang sama, getaran yang sama dua tahun lalu kini hadir. Ada yang berubah, cowok yang dua tahun lalu ia kagumi ternyata dia adalah tipe laki-laki yang paling Aylin benci. Laki-laki yang hanya bisa merusak fisiknya dengan menghisap batang rokok, walaupun ia sudah tau itu berbahaya.
Kini semuanya telah terjawab, kini hanya ia yang tau kebenarannya, kini hatinya tau bahwa orang yang selama ini ada di hatinya bukanlah yang pantas ia kagumi.
Setelah ini yang harus ia lakukan hanyalah melupakannya, melupakan setiap rasa yang ada di hatinya. Berharap akan bertemu lagi dengan orang yang sama, sekarang ia menarik segala ucapannya sebelum masuk ke sekolah ini.
"Tutup mulut!" Dingin, tatapan matanya menatap lurus
"Tenang! gue tutup mulut....asal jangan pernah lagi ganggu gue. Terserah lo mau Mandang gue apa?! Yang terpenting, gue udah tau bahwa gue udah salah menilai orang" ucap Aylin penuh penekanan.
____________
Hargai karya orang lain..
Tekan bintang pojok kiri.
Coment-Next soon!
Slow up,
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not for you
Teen FictionAwalnya Aylin pikir kisah cintanya begitu sulit dan tidak ada satupun peluang baginya untuk mendapatkan Nathan Sudah dua tahun Aylin melihatnya dari jauh, mencintainya tanpa dia ketahui. Disaat Aylin mau melupakannya, justru Nathan mulai mendekatiny...