I

9 2 0
                                    

"Bunda, Aminah pulang!" Teriak Aminah dari depan rumah.

"Bunda kemana? Kok nggak dijawab?" Ujar Aminah saat berada didalam rumah dan tak mendapatkan ada bundanya.

"Assalamualaikum, Bunda, Oh bunda. Anaknya udah pulang, nih" Ujar Aisyah adik Aminah yang baru saja masuk kedalam rumah.

"Bunda kemana, kak? Tumben banget nggak jawab salam" Tanya Aisyah kepada kakaknya, Aminah.

"Gak tau, sih, dek. Sebentar ya kakak cari. Kamu istirahat aja dulu" Kata Aminah dan anggukan dari adiknya, Aisyah.

Aminah sebenarnya khawatir. Karena jarang sekali ibunya tak ada dirumah pada jam 02:34. Biasanya Bunda mereka pulang kerja saat jam 02:00 Siang. Bunda tak pernah lembur selama ia bekerja.

Aminah agak sedikit cemas. Karena Bunda tak pernah seperti ini. Lagipula, Bunda Aminah adalah orang yang sangat sensitif dengan bunyi. Kalau mereka membuka pintu rumah, pasti bunda mereka akan mendengarnya. Kalau bunda tidurpun masih bisa mendengarnya.

Aminah mengecek bagian rumahnya satu persatu. Mulai dari kamar mandi utama yang letaknya dekat dengan tangga untuk kelantai dua, keruang keluarga, keruang tamu, Dapur, tempat makan, tempat biasanya bekerja, dan sampai ke ruang kamar tamu.

Setelah mengecek dilantai bawah tidak ada bundanya, ia pergi mencari dilantai atas. Mulai dari kamar orang tuanya, kamar Ari, Kamar Aisyah, Kamar Aminah sendiri, kamar kakaknya Adam, kamar kakaknya Ali, sampai keruang kamar tamu yang berada dilantai duapun tak menunjukkan adanya Bunda. Bahkan, Aminah memasuki toilet-toilet yang berada disemua kamar-kamar tersebut. Tapi tetap juga tidak ada bundanya.

Akhirnya, dia pergi kelantai paling atas, yang juga terdapat balkon disana. Alhamdulillah.. Ternyata ada bundanya yang sedang tidur balkon sambil memegang teh yang berada ditangannya.

Karena Aminah yang melihat itu, ia inisiatif untuk mengambil teh yang dipegang bundanya untuk ditaruh kembali ke meja. Takut jatuh karena bundanya sedang tidur. Tapi, jarang sekali bunda seperti ini.

Saat Aminah sedang mengambil teh dari tangan bunda secara perlahan, tak sengaja tangannya tersentuh dengan kulit bundanya. Dan kulit bundanya sangat dingin. Aminah hanya berbaik sangka, ia ambilkan selimut yang berada di ruang kamar tamu lalu menaruhnya dipaha bundanya, lalu langsung kembali kekamarnya untuk beristirahat.

Sekarang sudah jam 02:53, Sudah menjelang waktu Ashar sekarang. Dan juga waktu makan siang, tentunya. Sekarang, Aminah sedang datang bulan, jadi ia tak perlu menunaikan ibadahnya untuk sementara waktu.

Ia pergi kekamar adik-adiknya untuk mengingatkan mereka sholat. Tapi sebelum ia kekamar adik-adiknya, ia pergi kelantai paling atas untuk memberitahukan bunda bahwa waktu sudah ashar.

Ia mencoba membangunkan bunda dengan lembut. Ia berbisik kecil seperti "Bunda.. Bangun.. Sudah Ashar, bun.." Dan lain-lainnya. Tapi tetap saja, Badan bundanya tak bergerak sedikitpun.

Aminah merasa keanehan sejak datang tadi. Bundanya tak sedikitpun bergerak daritadi. Bahkan, ia sudah kelelahan untuk membangunkan bundanya dengan cara-cara yang lembut dan halus.

Tak mungkin ia menggunakan teknik membangunkan adik berserta kakak-kakaknya, bukan? Karena teknik yang ia pakai selama ini untuk saudara-saudaranya adalah teriak. Tidak mungkin, itu sangat tidak sopan untuk membangunkan orang tua, bukan?

Akhirnya ia menyerah dan membiarkan bunda disana. Ia yakin, bunda hanya kelelahan mengurus rumah selagi ia bersekolah. Jadi, dia pergi kekamar adik-adiknya dan menyuruh mereka untuk sholat lalu makan.

Saat Aminah sedang berjalan kedapur, Aminah kaget. Sangat jarang sekali bunda tak masak apapun. Bahkan kemarin, Bunda masih masak. Tapi kenapa hari ini bunda Aminah tidak masak? Mungkin masih sangat lelah, pikirnya Aminah.

Misteri Rumah 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang