KEHANGATAN DI BAWAH LANGIT BERBINTANG

2.1K 165 21
                                    

KEHANGATAN DI BAWAH LANGIT BERBINTANG

Characters : Kaizo, Fang, dan chara lainnya

Disclaimer : Boboiboy © Monsta Studio

Warning : OOC, Abal, aneh, kayaknya ada typo, cerita ini hanya fiktif belaka, mohon maaf bila ada kesamaan ide.

A/N : Hola! Ini adalah fict kedua saya sebagai author baru di sini. Saya terinspirasi setelah menonton Boboiboy Movie 2. Hehehehehe. Semoga terhibur ya :)

SUMMARY : Fang hanya ingin pelukan hangat, seperti teman-temannya.

DON'T LIKE DON'T READ




Pertempuran melawan Retak'ka sudah berakhir sejak delapan jam yang lalu.

Boboiboy telah sadar setelah beberapa jam pingsan.

Lalu ... keluarga dari para hero bumi tersebut datang mengunjungi mereka.

Tidak semua, tentu saja.

Hal ini tidak dirasakan oleh alien ras manusia berkacamata yang hanya tersenyum melihat kawan-kawannya dipeluk manja oleh keluarga mereka.

Boboiboy, Ochobot dan Tok Aba sedang bercengkrama di atas tempat tidur, dikarenakan penguasa tujuh elemen itu masih merasa lemas. Gopal sedang sibuk menghabiskan kari yang dibawakan Ayahnya, terlihat pasangan Ayah-Anak itu sesekali tertawa karena cerita yang dibawakan oleh Gopal. Yaya terlihat sedang berbaring dipangkuan Ibunya, sesekali tangan sang Ibu mengelus kepala berhijab pink tersebut. Ying sedang berbincang dan bercanda dengan sang Mama, terlihat gadis berkacamata tersebut bersemangat menceritakan apa yang baru saja dialaminya. Sementara Papa Zola dan keluarganya juga sedang sibuk dengan kegiatan mereka, bahkan Pipi terlihat memperagakan adegan pertempuran kepada Mama Zila.

Fang sudah terbiasa sebenarnya. Sudah terlalu lama dia tidak bertemu kedua orangtuanya semenjak kejadian itu, begitupula dengan Abangnya. Kaizo memang ada sekarang, tapi, kalian bisa menebak, pria berpangkat kapten tersebut sedang sibuk dengan banyak hal di sana. Fang hanya mengangkat bahu, daripada pikirannya melayang tidak tentu arah, sebaiknya dia segera membuat laporan untuk Komandan, lalu ... membantu Suku Rimbara, untuk membunuh waktu.

Ketika keluar dari dalam tenda, Fang melihat Abangnya tengah sibuk memberikan komando kepada beberapa pasukan, wajahnya terlihat serius, sehingga tidak ada waktu sepertinya untuk memalingkan wajah padanya. Yah, Fang sadar, Abangnya itu tidak akan mungkin membuang waktunya hanya untuk hal sepele seperti menyapa dirinya, apalagi menanyakan pengalaman yang baru saja dilaluinya (kecuali untuk laporan).

Fang sudah terbiasa, sangat terbiasa dengan keadaan seperti ini.

Termasuk terbiasa dengan rasa perih di dadanya, yang lagi-lagi menghampirinya.


----- KEHANGATAN DI BAWAH LANGIT BERBINTANG -----


Fang pikir bisa kembali bersama teman-temannya setelah hari beranjak malam.

Nyatanya tidak.

Keluarga teman-temannya masih ada di sana, dan kini mereka semua sedang bersantap malam bersama. Kehangatan yang terpancar membuat pengendali bayangan itu urung untuk bergabung dan memilih berjalan ke tepi danau. Didudukkannya tubuh berbalit jaket ungu itu di atas sebuah batu besar, lalu mendongak ke arah langit berbintang.

Kenapa hampa sekali ya rasanya?

Tidak ada kesibukan yang bisa dikerjakan olehnya saat ini karena semua sedang beristirahat, lagipula, kalau dia meminta pekerjaan pada Komandan saat ini, dia juga akan kembali dengan tangan hampa.

Bagaimana ya rasanya menjadi mereka?

Fang memejamkan matanya, pikirannya kembali melayang-layang. Dibayangkannya Ayah dan Ibunya berlari sambil merentangkan tangan dengan wajah cemas padanya. Membawanya dalam pelukan hangat dan menghujaninya dengan ciuman, melontarkan pertanyaan demi mendapatkan jawaban bahwa Fang baik-baik saja, kemudian Abangnya akan mengatakan bahwa dia bangga padanya.

Ahhhh .... Pasti sangat menyenangkan.

Fang mengulang-ulang khayalannya tersebut, berusaha merasakan hangatnya pelukan keluarganya, merasakan tepukan lembut dari Abangnya meski dalam lamunan. Cukup lama Fang memejamkan mata, kembali saat dia mengulang khayalan dirinya menghambur masuk ke dalam pelukan, tiba-tiba bahunya terasa hangat.

Awalanya dia mengira tubuhnya berhasil dihipnotis untuk merasakan kehangatan, sampai akhirnya anak laki-laki berkacamata itu membuka matanya, mendapati selimut bertengger di atas bahunya, kemudian melihat orang kedua yang ditakuti di kalangan TAPOPS itu duduk di sampingnya.

"Kapten?" tanyanya tidak percaya.

Orang di sampingnya menoleh, "Kukira kau tidur, Pang."

"Apa yang Kapten lakukan di sini?"

Kaizo menaikkan alisnya, "Aku? Duduk menemani adikku tentu saja."

Fang mengedipkan matanya, tidak percaya.

Kaizo tertawa, "Jangan kira aku tidak melihat gelagatmu, Pang," katanya. "Kau iri dengan teman-temanmu 'kan?"

Tebakan jitu.

"Tidak Kapten, aku ti–"

"Tidak perlu bohong Pang. Dulu, aku merasakan apa yang kau rasa saat berada di posisimu," tangan Kaizo meraih bahu adiknya, merangkulnya.

Fang tidak tahu harus bereaksi seperti apa, dia hanya terdiam.

Kaizo menghela napas, membawa anak laki-laki berkacamata itu masuk ke dalam pelukannya. "Tak apa Pang, kau punya aku," katanya. "Maaf, aku selalu bersikap dingin padamu dan tak selalu ada di sampingmu."

Fang masih diam.

Kaizo melonggarkan pelukan, lalu menatap adiknya, "Kau sudah menjadi lebih kuat Pang, aku bangga padamu."

Ah ..... Fang merasakan air matanya mengalir, sudah berapa lama dia menginginkan kalimat itu keluar dari mulut Abangnya. Senyuman kecil terlukis di bibir Fang, sebelum dia menghapus air matanya.

"Terima kasih," ucap Fang, "Abang."

Kaizo tersenyum, kemudian mengacak-acak rambut Fang. "Kau mau menceritakan pengalamanmu hari ini padaku?"

Fang mengangguk, memposisikan dirinya senyaman mungkin di samping Abangnya, lalu mulai bercerita tentang apa yang sudah dilaluinya hari ini. Di bawah langit yang berbintang, untuk kali pertama setelah sekian tahun lamanya, Fang merasakan kehangatan menjalar ke seleuruh tubuhnya.

----- KEHANGATAN DI BAWAH LANGIT BERBINTANG -----

T A M A T


A/N:

Hola hola hola~~~

Hehehe, gimana? Bagus nggak? Pendek banget tapi ya? Yah, saya hanya beranggapan sepertinya Fang berkecil hati saat melihat kawan-kawannya menghambur di pelukan keluarganya, jadi saya buatkan skrip untuk Fang dan Kaizo~~~

Semoga kalian suka ya J

Salam

Adnida Kia Rahid


EPILOG

Tanpa mereka sadari, Boboiboy, Goopal, Ying dan Yaya memperhatikan mereka berdua dari kejauhan. Sebenarnya, mereka mencari-cari kawan mereka itu sedaritadi. Donat Lobak Merah terhidang saat santap malam tadi, dan absennya Fang merupakan suatu tanda tanya besar bagi mereka berempat.

Tapi, saat melihat ekspresi Fang dan Kapten Kaizo saat ini, mereka memutuskan untuk tidak menggangu mereka.

"Jom, kita pergi," ucap Boboiboy sambil berbalik badan yang langsung diikuti ketiga kawannya.


----- KEHANGATAN DI BAWAH LANGIT BERBINTANG -----

KEHANGATAN DI BAWAH LANGIT BERBINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang