2

1.2K 241 37
                                    

══════✮❁•°♛°•❁✮ ══════

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

══════✮❁•°♛°•❁✮ ══════

Sekali lagi mengelap keringat yang membanjiri wajahnya, Taehyung menyelesaikan perbaikan dari ruangan kerjanya. Dia mendapat mikroskop baru, juga tabung-tabung kaca yang segera dia buat tersusun rapih. Gelang merah dilengannya terasa panas karena aktivitas yang dia lakukan, Taehyung melonggarkannya kemudian kembali membuat dirinya sibuk. Jungkook datang lebih awal untuk membantunya, dia membersihkan debu, dan mengatur bahan kimia yang sudah disusun berdasarkan daya tahan.

"Kau tidak bicara banyak pagi ini." Ujar Taehyung sedikit kebingungan dengan tingkah acuh temannya. Mereka belum bicara banyak, biasanya Jungkook sangat cerewet mengatakan siapa yang ditemuinya hari ini, atau sekedar memberi informasi yang tidak penting.

Jungkook hanya menoleh sekali kepadanya, lalu kembali melakukan apa yang sebelumnya dia lakukan. Perasaan semacam ini membuat Taehyung bingung sekaligus takut. Apa kemarin dia memperlakukan Jungkook terlalu kasar sehingga menyinggung perasaannya.

"Ada apa?" Taehyung menepuk pundak pria itu.

"Tidak ada."

Bohong.

Nada suara menyebalkan itu sering terdengar, dia sudah hapal betul intonasi yang Jungkook gunakan bila dia menyembunyikan sesuatu. Memilih mengabaikannya, Taehyung kembali menyusun tabung-tabung kaca berharap semuanya akan baik-baik saja ketika waktu makan siang. Saat itu Stephanie mengetuk pintu, kedua orang itu otomatis menoleh mencari tahu.

"Taehyung. Maria disini." Ucapnya.

"Kenapa dia kesini?"

Stephanie mengedikkan bahu. "Mana kutahu, tapi aku menyuruhnya menunggu didapur." Stephanie segera pergi untuk menyelesaikan pekerjaannya.

"Bagaimana keadaan Charlie?" Taehyung menahan salah satu tangannya.

Stephanie berhenti untuk menyusun pakaian, lalu tersenyum. "Dia baik-baik saja. Hari ini sudah bisa sarapan. Terimakasih."

Taehyung menggeleng namun tersenyum, mengisyaratkan itu bukan hal yang besar.

Keletihan membuat Taehyung sedikit kesal, seharusnya pekerjaannya tidak di interupsi seperti ini, kemudian dia akan malas menyelesaikan apa yang dia mulai. Dia kembali keruang kerjanya mengetuk pintu.

"Tolong selesaikan sisanya."

Jungkook menggumam dengan nada tinggi. Anak ini pasti benar-benar punya masalah dengannya.

Taehyung membersihkan wajahnya, mengelapnya dengan cepat lalu pergi menuju dapur dimana Maria sudah menunggu untuk bicara dengannya. Wanita tua itu nampak serius.

"Siang Maria, apa yang membuatmu datang ketempatku. Perjalanan dari istana ke perbatasan cukup jauh." Taehyung menggaruk lehernya.

"Taehyung." Maria datang mendekat, meremas-remas kedua tangannya. "Istana membutuhkanmu." Ucap dia dengan panik.

Vjoy; DETOUR ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang