7

915 236 50
                                    

Etts, sebelum baca mohon sempatkan untuk memberi vote, dan memberi apresiasi buat author begadang sebelom kalean komen next next :") sumpah ini beneran maksa woey

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Etts, sebelum baca mohon sempatkan untuk memberi vote, dan memberi apresiasi buat author begadang sebelom kalean komen next next :") sumpah ini beneran maksa woey... kalo gak aku ngambek, trs post cuma sebulan sekali hihi :")))

Becanda sayang..


══════✮❁•°♛°•❁✮ ══════

Hari ini diawali mendung, padahal pagi baru saja tiba. Sooyoung memeluk dirinya, mengeratkan selimut tebal yang dia bawa dari istana dan duduk menunggu pada kursi meja makan. Stephanie sibuk membuat sarapan, dan Jungkook membuatnya kesulitan dengan mengerjainya habis-habisan. Tapi mendengar suara tertawanya yang nyaring dan menyenangkan siapapun tidak akan marah meski pria itu mengerjainya tanpa ampun. Stephanie juga tidak terlihat marah, malah membalasnya seperti hal itu sudah biasa baginya.

Hari ini tidak akan ada yang datang, karena khusus untuk libur. Biasanya mereka akan meneliti lebih banyak ramuan baru, atau membuat racikan obat untuk persediaan. Tapi sepertinya Taehyung masih murung, dan enggan meninggalkan kamarnya.

Sooyoung ikut tertawa dengan Jungkook yang membuat Stephanie hampir saja memukulnya karena kesal, meski kedua matanya menoleh berkali-kali pada pintu kamar Taehyung. Berharap dia keluar dan bergabung bersama mereka. Stephanie sudah mengatakan, bila dia bisa mudah larut kedalam kesedihan. Mengingat dia kehilangan kedua orang tuanya ketika masih kecil sekali. Jadi hal ini membuat Taehyung sangat berduka.

"Aku akan pergi keluar sebentar, membeli beberapa keperluan." Ujar Jungkook.

Sooyoung bahkan tidak sadar, Jungkook sudah berada tepat dihadapannya dengan wajah yang kelewat bingung. Dia pun ikut menoleh pada ujung lorong yang sejak tadi Sooyoung perhatikan dengan gelisah.

"Taehyung tidak akan keluar dari sana kecuali butuh, putri." Ucap dia seakan tahu apa yang Sooyoung pikirkan.

Oh, sial. Apa dia bisa membaca pikiranku sekarang. Rutuk Sooyoung dalam hati, merasa malu dengan rona wajahnya yang kentara. Dia lalu berdehem pelan.

Jungkook tersenyum penuh makna dan menggelengkan kepalanya. "Aku akan pergi sebentar, nanti kembali sebelum makan siang. Anda bisa ngobrol banyak dengan Stephanie."

Sooyoung merasa kesal dengan penekanan kata ngobrol yang diucapkan Jungkook. Bagaimana cara dia tertawa pelan setelah mengatakan itu dan berlalu tanpa rasa bersalah dari hadapannya.

Setelah pria itu akhirnya menghilang, Sooyoung menatap Stephanie yang menggeleng-geleng seakan ikut merasakan hal yang sama dengan dia.

"Jangan dengarkan ucapan anak itu, putri. Dia memang suka sekali menggoda orang didekatnya agar cepat akrab."

Dia kemudian berdehem lagi. "Aku tidak tersinggung sih." Sooyoung berbohong.

"Jadi, bagaimana keadaan anda sekarang ini? Apa lingkungan disini memberi anda kesulitan?" Ucap Stephanie sambil memotong sayuran dengan luwes.

Vjoy; DETOUR ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang